Media Gugat Microsoft dan OpenAI atas Pelanggaran Hak Cipta



TL;DR
  • The New York Times Co. menggugat Microsoft dan OpenAI terkait pelanggaran hak cipta.
  • Gugatan mencakup penggunaan artikel untuk melatih model AI, menyoroti dampak pada jurnalisme.
  • Gugatan ini potensial menetapkan preseden hukum terkait ekonomi AI.
Media Gugat Microsoft dan OpenAI atas Pelanggaran Hak Cipta - image source: geekwire - pibitek.biz - Software

image source: geekwire


336-280

pibitek.biz -The New York Times Co. menggugat Microsoft dan OpenAI dalam perselisihan hak cipta yang dapat mengubah industri. Gugatan ini menuduh kedua perusahaan telah menggunakan materi berhak cipta dari surat kabar tersebut secara tidak sah untuk melatih LLM yang menggerakkan ChatGPT dan model AI lainnya.

Bill Gates, pendiri Microsoft, pernah menulis surat terbuka pada tahun 1976, menyerukan untuk tidak mencuri software. Ironisnya, sekarang Microsoft menghadapi tuduhan serupa terkait inovasi dan pertumbuhannya. Dalam gugatan ini, The New York Times Co. tidak hanya mencari ganti rugi finansial, tetapi juga ingin menghentikan praktik yang dianggap ilegal dan menghancurkan model-model AI yang diduga menggunakan karyanya.

Gugatan ini membahas dampak AI pada jurnalisme dan demokrasi, mengklaim bahwa jika organisasi berita tidak dapat melindungi jurnalisme independennya, maka akan ada kekosongan yang tidak dapat diisi oleh komputer atau AI. Klaim tidak hanya mencakup penggunaan artikel New York Times untuk melatih model bahasa, tetapi juga tanggapan dari ChatGPT dan Microsoft Bing Chat kepada pengguna.

Beberapa contoh dalam gugatan menunjukkan bagaimana prompt yang berbeda dapat membuat AI mereproduksi teks besar dari artikel surat kabar dengan persis. Gugatan ini menyoroti bahwa kasus seperti ini dapat membentuk dasar hukum untuk pengadilan AS menetapkan preseden yang dapat menentukan ekonomi AI. Media consultant Dick Tofel menyatakan bahwa keputusan Mahkamah Agung dalam masalah ini hampir tidak terhindarkan.

Gugatan ini juga menggambarkan keterlibatan Microsoft dan OpenAI dalam mengembangkan dan mendistribusikan teknologi tersebut. Meskipun belum ada komentar dari Microsoft, gugatan ini menggunakan pernyataan CEO Microsoft, Satya Nadella, untuk menunjukkan peran instrumentil perusahaan dalam pengembangan teknologi yang disorot dalam gugatan. Ini adalah salah satu dari beberapa gugatan yang berpotensi menetapkan dasar hukum terkait ekonomi AI.

Ada pandangan bahwa keputusan Mahkamah Agung pada masalah ini hampir pasti. Media Terkemuka Menggugat Microsoft dan OpenAI atas Pelanggaran Hak Cipta. Gugatan The New York Times Co. terhadap Microsoft dan OpenAI menandai perselisihan hak cipta yang berpotensi mengubah dinamika industri. Gugatan tersebut menyebut bahwa kedua perusahaan menggunakan materi berhak cipta dari surat kabar tersebut secara tidak sah untuk melatih LLM, seperti ChatGPT. Bill Gates, pendiri Microsoft, dulu menyerukan untuk tidak mencuri software.

Namun, sekarang Microsoft dihadapkan pada tuduhan serupa terkait inovasi dan pertumbuhannya. Dalam gugatan ini, The New York Times Co. tidak hanya mencari ganti rugi finansial, tetapi juga ingin menghentikan praktik ilegal dan menghancurkan model-model AI yang diduga menggunakan karyanya.

Gugatan ini membahas dampak AI pada jurnalisme dan demokrasi, menyatakan bahwa jika organisasi berita tidak dapat melindungi jurnalisme independennya, maka akan ada kekosongan yang tidak dapat diisi oleh komputer atau AI. Klaim tidak hanya mencakup penggunaan artikel New York Times untuk melatih model bahasa, tetapi juga tanggapan dari ChatGPT dan Microsoft Bing Chat kepada pengguna. Ada pandangan bahwa keputusan Mahkamah Agung pada masalah ini hampir pasti akan membentuk dasar hukum untuk pengadilan AS menetapkan preseden yang dapat menentukan ekonomi AI.