- Apple Intelligence kurang greget.
- Fitur Clean Up mirip Magic Eraser Google, Apple Intelligence perlu fitur baru.
pibitek.biz -Apple Intelligence, gebrakan terbaru Apple di dunia AI. Tapi, kalau dilihat dari beberapa fitur yang ditawarkan, Apple Intelligence kelihatan kurang greget. Bayangkan fitur Clean Up di Apple Intelligence. Fitur ini mirip Magic Eraser yang dimiliki Google, kemampuannya menghapus objek yang nggak diinginkan dalam foto. Tapi, fitur ini bukan sesuatu yang revolusioner. Google dan Samsung udah punya fitur serupa sejak lama. Terus, Apple Intelligence cuma punya fitur Clean Up buat edit foto. Bandingkan dengan Google Pixel 9, seolah-olah Pixel 9 menawarkan pesta fitur AI buat edit foto! Ada fitur Add Me, yang bisa menjamin semua orang kelihatan jelas di foto grup.
2 – Kemandirian AI: Kita Butuh Ekosistem AI Publik 2 – Kemandirian AI: Kita Butuh Ekosistem AI Publik
3 – Microsoft Word vs Google Docs: Mana yang Lebih Unggul? 3 – Microsoft Word vs Google Docs: Mana yang Lebih Unggul?
Ada lagi fitur Reimagine yang bisa ganti bagian tertentu di foto cuma dengan menjelaskan dengan teks. Keren banget, kan? Kebayang nggak kalau Apple bisa niru fitur keren Google ini? Itu bakal jadi sebuah gebrakan baru buat Apple Intelligence. Misalnya, fitur yang bisa buat filter foto cuma berdasarkan teks. Coba bayangkan, kita bisa menjelaskan warna yang ingin ditonjolkan atau suasana yang ingin diciptakan. AI akan menciptakan filter yang sesuai dengan deskripsi itu. Wah, keren banget, kan? Apple juga merilis aplikasi Image Playground, yang bagian dari Apple Intelligence.
Aplikasi ini biar kita bisa buat gambar dari teks dengan tiga gaya seni: animasi, ilustrasi, dan sketsa. Aplikasi ini nyambung banget dengan aplikasi lain seperti Messages dan bahkan platform lain. Aplikasi ini udah lumayan bagus, tapi sayangnya hasilnya kurang memuaskan. Style seninya kelihatan terlalu kartun, susah buat digunakan buat buat gambar lalu kirim ke teman atau keluarga. Walaupun Image Playground berhasil buat Genmojis, yang biar kita bisa buat emoji baru berdasarkan teks, seharusnya ada pilihan gaya seni yang lebih realistis.
Alasannya mungkin karena model difusi gambar dijalankan di perangkat biar lebih private. Tapi, nggak papa kalau ada model generasi gambar yang lebih realistis yang dijalankan di Apple Cloud Compute. Apple Cloud Compute bisa menangani proses yang lebih berat, dan akan hapus semua data setelah memproses permintaan. Salah satu fitur favorit di Google Pixel adalah call screening. Google Assistant akan jawab telepon dan menampilkan transkrip live, biar kita bisa putusin mau angkat telepon atau enggak.
Google Assistant bahkan bisa angkat telepon dari nomor yang nggak diketahui. Kalau terdeteksi sebagai robocall atau spam call, Google Assistant akan langsung nutup teleponnya tanpa ngebiarin kita keganggu. Keren, kan, kalau Siri bisa ngelakuin sesuatu yang mirip? Siri bisa buat balasan otomatis berdasarkan konteks. Misalnya, kalau iPhone tahu kita lagi di luar, Siri bisa otomatis minta tukang antar paket buat ninggalin paket di depan pintu. Sayangnya, Apple Intelligence cuma bisa buat transkrip dan rangkuman telepon.
Padahal, bisa dikembangkan lagi. Aplikasi Translate udah ada di iPhone buat nulis teks dan bacain suara dalam bahasa lain. Tapi, Apple Intelligence masih bisa nambahin banyak fitur lain. Yang keren itu fitur terjemahan real-time yang bisa digunakan di semua sistem. Contohnya Live Translate di Samsung, yang bisa mentranskrip dan menerjemahkan percakapan real-time pas teleponan. Google juga punya fitur mirip yang bisa digunakan di berbagai aplikasi, dan semuanya diproses di perangkat. Samsung dan Google udah ngerjain fitur ini, dan modelnya bisa jalan dengan lancar di perangkat.
Jadi, nggak jelas kenapa Apple nggak fokus ke fitur terjemahan di Apple Intelligence. Siri udah diupgrade dengan fitur on-screen awareness. Tapi, Siri tetap nggak bisa menangani semua permintaan. Buat ngisi kekurangannya, Siri pakai ChatGPT sebagai cadangan buat buat jawaban atau jawab pertanyaan tentang foto atau dokumen. ChatGPT emang keren, tapi bagaimana kalau kita bisa pilih LLM pihak ketiga yang mau digunakan? Mirip dengan cara kita ganti search engine default. Udah banyak alternatif ChatGPT yang jago buat tugas tertentu.
Bakal lebih keren lagi kalau kita bisa atur preferensi buat berbagai tugas. Misalnya, otomatis pakai Claude buat pertanyaan yang berkaitan dengan gambar, tapi ganti ke Gemini atau ChatGPT buat generasi teks. Apple Intelligence masih banyak potensi buat jadi lebih keren. Apple harus berusaha buat nambahin fitur baru yang bisa ngebantu kita dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya fitur yang bisa ngebantu kita di kantor, di sekolah, atau di rumah. Apple juga harus fokus ke fitur privasi dan keamanan, biar kita nggak khawatir dengan data kita.
Apple Intelligence bisa jadi platform AI yang menakjubkan kalau Apple mau berani buat coba hal baru. Nggak cuma modal Clean Up, Apple Intelligence harus bisa jadi solusi yang komprehensif buat segala kebutuhan kita. Kita tunggu saja gerakan Apple selanjutnya. Semoga Apple Intelligence bisa jadi AI yang benar-benar membantu kita, nggak cuma jadi nama keren di dunia AI.