TV Pintar Jadi Billboard Digital



TV Pintar Jadi Billboard Digital - photo from: arstechnica - pibitek.biz - Game

photo from: arstechnica


336-280
TL;DR
  • Perusahaan televisi menggunakan televisi pintar untuk menampilkan iklan dan mengumpulkan data penonton.
  • Penonton memberikan data pribadi mereka kepada perusahaan televisi saat menggunakan televisi pintar.
  • Perusahaan televisi menggunakan data penonton untuk menampilkan iklan yang relevan dan melacak perilaku penonton.

pibitek.biz -Dulu, perusahaan televisi fokus menjual produknya, televisi. Mereka bersaing untuk membuat televisi dengan kualitas terbaik, desain yang menarik, dan harga yang terjangkau. Tetapi sekarang, televisi bukan lagi sekadar kotak elektronik yang menampilkan gambar dan suara. Penonton menjadi aset paling berharga di era digital ini. Seiring berjalannya waktu, produsen televisi menemukan sumber pendapatan baru, yaitu sistem operasi televisi pintar. Sistem operasi ini bisa menampilkan iklan dan mengumpulkan data perilaku penonton.

Dari sini, perusahaan televisi bisa mendapatkan keuntungan tambahan dari iklan dan data penonton. Perusahaan seperti LG, Samsung, Roku, dan Vizio tidak lagi sekadar berlomba menjual televisi sebanyak mungkin. Mereka ingin mengendalikan televisi yang sudah dijual, agar bisa menampilkan iklan dan melacak aktivitas penontonnya. Perubahan ini berdampak besar pada industri televisi dan penonton. Dulu, penonton televisi hanya bisa menikmati apa yang ditayangkan. Sekarang, penonton memiliki lebih banyak kendali atas apa yang mereka tonton.

Penonton bisa memilih program televisi, film, dan acara televisi dari berbagai layanan streaming. Di masa lalu, televisi adalah perangkat pasif. Penonton hanya bisa menonton apa yang ditayangkan di televisi. Sekarang, televisi menjadi perangkat yang aktif. Penonton bisa mengakses berbagai konten digital melalui televisi pintar. Sistem operasi televisi pintar seperti webOS dari LG, Tizen dari Samsung, dan Roku OS memungkinkan penonton menonton konten streaming, seperti film, serial, dan video musik.

Penonton juga bisa menjelajahi internet, bermain game, dan mengunduh aplikasi melalui televisi pintar. Namun, kebebasan dan kenyamanan yang ditawarkan televisi pintar ini datang dengan harga yang mahal. Kebebasan dan kenyamanan ini bisa dibayar dengan data pribadi penonton. Saat penonton menggunakan televisi pintar, mereka secara tidak sadar memberikan informasi pribadi kepada perusahaan televisi.Informasi ini mencakup data tentang konten yang ditonton, waktu menonton, dan bahkan data lokasi.Informasi ini kemudian digunakan untuk menampilkan iklan yang relevan dengan kebiasaan menonton penonton.

Perusahaan televisi juga bisa menjual data ini kepada pihak ketiga, seperti perusahaan iklan dan lembaga riset pasar. Perusahaan televisi, seperti LG dan Samsung, meningkatkan kemampuan televisi mereka untuk menampilkan iklan dan mengumpulkan data. LG, misalnya, bekerja sama dengan Nielsen, sebuah perusahaan riset pasar, untuk mengumpulkan data tentang aktivitas menonton penonton di televisi LG.Data ini kemudian digunakan untuk meningkatkan efektivitas kampanye iklan. Samsung, tidak mau ketinggalan, juga memperbarui teknologi pengenalan konten otomatis (ACR) pada televisi mereka.

ACR ini bisa melacak iklan yang ditonton di layanan streaming dan televisi linear. Samsung juga berupaya menjadikan data ACR mereka lebih berharga dengan bekerja sama dengan Experian, sebuah perusahaan analisis data. Perusahaan televisi sedang mengubah televisi menjadi papan reklame digital. Tujuan mereka sederhana: menjadikan televisi sebagai sumber pendapatan berkelanjutan melalui iklan dan data. Mereka menggunakan data perilaku penonton untuk menampilkan iklan yang relevan dan efektif. Penonton, tanpa sadar, menjadi objek dari strategi bisnis perusahaan televisi.

Televisi, yang dulunya hanya sebuah perangkat pasif untuk menonton, kini menjelma menjadi perangkat yang memantau dan melacak aktivitas penonton. Ke depan, kita mungkin akan melihat lebih banyak iklan dan data yang dikumpulkan melalui televisi. Mungkin kita akan sampai pada titik di mana televisi tidak lagi menjadi alat hiburan, melainkan alat untuk mengontrol dan melacak perilaku penonton. Di era digital ini, televisi pintar telah menjadi perangkat yang kompleks. Mereka tidak hanya menampilkan gambar dan suara, tetapi juga mengumpulkan data tentang penonton.Data ini kemudian digunakan untuk menampilkan iklan yang relevan dan untuk melacak perilaku penonton. Perubahan ini membawa dampak yang signifikan bagi industri televisi dan bagi penonton. Penonton harus sadar bahwa setiap kali mereka menggunakan televisi pintar, mereka memberikan informasi pribadi kepada perusahaan televisi. Perusahaan televisi memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan data ini untuk meningkatkan bisnis mereka. Namun, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi privasi penonton.

Penonton harus memahami bagaimana data mereka digunakan dan harus memiliki pilihan untuk mengontrol penggunaan data mereka. Dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin akan melihat lebih banyak perubahan dalam cara televisi digunakan dan dikontrol. Mungkin televisi akan menjadi lebih personal dan interaktif, tetapi mungkin juga akan menjadi lebih invasif dan lebih fokus pada data. Pada akhirnya, masa depan televisi akan ditentukan oleh bagaimana perusahaan televisi dan penonton beradaptasi dengan perubahan teknologi dan perubahan cara konsumsi media.