- Pemerintah Singapura mengeluarkan aturan baru untuk pinjaman rumah HDB, batas maksimal pinjaman dipangkas dari 80% menjadi 75%.
- Aturan baru ini bertujuan menjaga stabilitas pasar properti dan mencegah lonjakan harga rumah yang tak terkendali, serta membantu rumah tetap terjangkau bagi masyarakat.
- Pemerintah juga meningkatkan bantuan Enhanced CPF Housing Grant untuk membantu pembeli rumah pertama kali, terutama yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
pibitek.biz -Pemerintah Singapura kembali melakukan gebrakan untuk mendinginkan pasar properti di negara tersebut. Kali ini, aturan baru diterapkan untuk pinjaman rumah dari Housing and Development Board (HDB). Batas maksimal pinjaman yang bisa diambil oleh pembeli rumah dipersulit. Sejak Selasa (20 Agustus) lalu, pembeli rumah tak bisa lagi meminjam hingga 80 persen dari nilai rumah, melainkan dibatasi menjadi 75 persen. Aturan baru ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas pasar properti dan mencegah lonjakan harga rumah yang tak terkendali.
2 – Keamanan Siber: RSA Terancam, Paket Palsu Merajalela 2 – Keamanan Siber: RSA Terancam, Paket Palsu Merajalela
3 – Serangan Siber Hantam Globe Life, Data Ribuan Pelanggan Dicuri 3 – Serangan Siber Hantam Globe Life, Data Ribuan Pelanggan Dicuri
Hal ini juga bertujuan agar rumah tetap terjangkau bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang baru pertama kali membeli rumah. Aturan baru ini sebenarnya sudah pernah diberlakukan sebelumnya. Pada Desember 2021, batas maksimal pinjaman HDB dikurangi dari 90 persen menjadi 85 persen. Kemudian, pada September 2022, aturan diperketat lagi dengan pembatasan maksimal pinjaman menjadi 80 persen. Kini, batas maksimal pinjaman kembali dipangkas menjadi 75 persen. Namun, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan lain untuk membantu pembeli rumah pertama kali, terutama yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
Pemerintah memberikan keringanan berupa peningkatan jumlah bantuan perumahan berupa Enhanced CPF Housing Grant. Bantuan ini ditujukan untuk membantu para pembeli rumah pertama kali dalam memenuhi biaya pembelian rumah. Enhanced CPF Housing Grant merupakan bantuan yang diberikan kepada keluarga dan individu lajang yang baru pertama kali membeli rumah. Bantuan ini berupa dana tambahan yang diberikan dari Dana Tabungan Perumahan (CPF) untuk membantu menutupi biaya pembelian rumah. Sebelumnya, keluarga pertama kali yang memenuhi syarat bisa menerima bantuan hingga S$80.000. Namun, dengan kebijakan baru, bantuan ini ditingkatkan menjadi maksimal S$120.000. Kenaikan bantuan ini diharapkan mampu mengurangi beban para pembeli rumah pertama kali, terutama mereka yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Kenaikan bantuan ini juga bertujuan untuk membantu menjembatani kesenjangan antara batas maksimal pinjaman HDB yang lebih rendah dan peningkatan biaya properti. Dengan kata lain, diharapkan kenaikan bantuan ini dapat mengurangi tekanan finansial yang dihadapi oleh calon pembeli rumah pertama kali.
Kenaikan bantuan ini bukan tanpa alasan. Selama periode 2019 hingga 2023, bantuan Enhanced CPF Housing Grant telah membantu sekitar 72.300 keluarga pertama kali yang membeli rumah. Bantuan ini telah disalurkan hingga lebih dari S$2 miliar. Hanya dalam enam bulan pertama tahun 2023 saja, sekitar 7.000 keluarga pertama kali menerima bantuan Enhanced CPF Housing Grant dengan nilai mencapai S$204 juta. Bantuan Enhanced CPF Housing Grant ini telah digunakan untuk berbagai jenis pembelian rumah, baik melalui program Build-to-Order (BTO) maupun pembelian rumah yang dijual kembali (resale).
Sekitar 40 persen penerima bantuan Enhanced CPF Housing Grant menggunakannya untuk membeli rumah resale, sementara 60 persen lainnya menggunakannya untuk membeli rumah baru melalui program HDB. Pemerintah Singapura mengakui bahwa pasar properti mengalami peningkatan harga yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, harga rumah resale meningkat sebesar 4,9 persen, menurun dari 10,4 persen pada tahun 2022. Namun, di awal tahun 2023, harga rumah resale kembali meningkat lebih dari 4 persen.
Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang tinggi dan pasokan rumah yang terbatas. Pemerintah menegaskan bahwa pasar rumah resale tetap terjangkau bagi mayoritas pembeli rumah pertama kali. Lebih dari 80 persen pembeli rumah pertama kali yang menerima kunci rumah resale pada tahun 2023 hanya menggunakan 25 persen atau kurang dari penghasilan bulanan mereka untuk membayar cicilan pinjaman rumah HDB. Untuk memastikan aksesibilitas rumah, pemerintah Singapura terus memantau pasar properti secara ketat dan siap untuk menyesuaikan kebijakannya jika diperlukan.
Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan pasar properti di Singapura. Pemerintah Singapura berkomitmen untuk menjaga agar rumah tetap terjangkau dan dapat diakses oleh semua warga negaranya. Kebijakan yang dikeluarkan diharapkan dapat menjadi solusi agar pasar properti tetap stabil dan berkelanjutan. Namun, perlu diingat bahwa kebijakan ini hanya berlaku bagi pembeli rumah pertama kali yang memenuhi syarat. Kebijakan ini tidak berlaku bagi pembeli rumah yang sudah memiliki rumah sebelumnya.
Kebijakan baru ini diharapkan dapat mendorong pasar properti yang lebih sehat, dan mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian rumah secara bijak. Dengan kebijakan baru ini, diharapkan pembeli rumah dapat lebih mudah dalam mengakses hunian yang layak. Pemerintah Singapura juga terus berupaya untuk menciptakan pasar properti yang adil dan transparan. Kebijakan baru ini menjadi salah satu contoh bagaimana pemerintah Singapura berupaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya.