Recall Windows 11: AI yang Terlupakan?



Recall Windows 11: AI yang Terlupakan? - picture owner: techradar - pibitek.biz - Gambar

picture owner: techradar


336-280
TL;DR
  • Microsoft menunda peluncuran Recall, fitur Windows 11 yang direncanakan sebagai otak untuk mengingat semua aktivitas pengguna.
  • Recall terungkap mengambil tangkapan layar secara diam-diam untuk mencari file, menimbulkan kekhawatiran tentang privasi pengguna.
  • Microsoft masih mengembangkan fitur Recall yang belum tersedia di Windows Insider, membuat banyak orang berguman apakah fitur ini akan segera dirilis atau tidak.

pibitek.biz -Microsoft, perusahaan raksasa teknologi, memiliki rencana besar untuk membawa fitur AI baru bernama Recall ke Windows 11. Rencana ini diharapkan akan menjadi tonggak sejarah dalam dunia AI, mengantarkan pengguna ke era baru interaksi komputer. Recall akan diintegrasikan ke dalam Copilot PC, laptop Windows 11 yang dirancang khusus dengan hardware khusus (NPUs) untuk menjalankan tugas AI rumit secara offline. Dengan kemampuan yang luar biasa, Recall dipromosikan sebagai 'otak' yang memiliki memori fotografis.

Bayangkan, cukup dengan memberi deskripsi singkat tentang situs web atau bertanya di mana kamu menyimpan dokumen, Recall akan menemukannya untukmu. Fitur ini seakan-akan mampu mengingat setiap detail yang kamu lakukan di komputer, memberikan pengalaman yang lebih personal dan intuitif. Namun, ternyata di balik fitur yang tampak menjanjikan ini, tersembunyi cerita yang menarik. Sebelum Recall dirilis, banyak pengguna merasa tidak nyaman dengan cara kerjanya. Fitur ini, secara diam-diam, mengambil tangkapan layar (screenshot) layar komputer kamu setiap beberapa detik dan menyimpannya.

Recall akan kemudian mencari di dalam gambar yang tersimpan tersebut untuk menemukan file, gambar, atau teks yang sesuai dengan deskripsi yang kamu berikan. Mereka seperti 'mata-mata' yang mengintip setiap aktivitas yang kamu lakukan di komputer, mencatat setiap klik dan gerakan mouse yang kamu lakukan. Ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran soal privasi. Reputasi Microsoft dalam hal menjaga data pengguna memang tidak terlalu bagus, dan jika data-data tersebut jatuh ke tangan yang salah, akan ada konsekuensi keamanan yang serius.Data-data pribadi yang tersimpan di komputer akan menjadi mangsa bagi hacker dan penjahat siber yang ingin mencuri informasi sensitif. Tentu saja, keberatan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Banyak pengguna langsung mengumumkan kekecewaan dan kecemasan mereka terhadap Recall. Seolah-olah mendengar teriakan para penggunanya, Microsoft memutuskan untuk menunda peluncuran Recall. Fitur ini akan diuji coba dulu oleh para peserta program Windows Insider sebelum dirilis ke publik. Keputusan ini adalah langkah yang bijaksana, meski di satu sisi, merupakan pukulan telak bagi Microsoft.

Mereka harus menjelaskan kepada produsen Copilot PC tentang fitur andalan mereka yang tidak tersedia di saat peluncuran. Ini menjadi 'PR nightmare' yang sulit dihindari. Singkat cerita, rencana besar Microsoft untuk menggebrak dunia AI dengan Recall harus ditunda. Mereka seperti 'kehilangan napas' dalam menjalankan rencana ambisius tersebut. Microsoft bahkan terkesan 'tutup mulut' dan tidak mau membicarakan tentang nasib fitur ini. Sejak penundaan Recall pada bulan Juni, banyak pihak mempertanyakan kapan fitur ini akan tersedia, tetapi Microsoft menjawab dengan senyuman misterius, "Sabar, ini masih dalam tahap pengembangan".

Mereka seolah-olah ingin 'menghilang' dari pantauan publik, menghindari pertanyaan sulit tentang Recall. Microsoft hanya mengarahkan pertanyaan ke blog yang terakhir kali diupdate pada 13 Juni, yang menyatakan bahwa Recall akan diuji coba dalam program Windows Insider dalam beberapa minggu ke depan. Namun, kenyataan berbicara. Sampai saat ini, tidak ada tanda-tanda Recall muncul di program Windows Insider. Padahal, para peserta program Windows Insider seharusnya sudah mendapatkan akses untuk mencoba fitur tersebut dan memberikan umpan balik.

Jika Recall ingin segera diimplementasikan, Microsoft perlu segera mempertimbangkan umpan balik dari para peserta program Windows Insider. Mereka harus memperbaiki kelemahan yang ada dan meyakinkan para pengguna bahwa Recall aman dan berguna. Meskipun banyak yang menduga Recall mungkin dihentikan, tetapi tampaknya fitur ini tidak sepenuhnya dilupakan. Mereka 'menghilang', tapi belum 'mati'. Tetapi, sejujurnya, kita berharap Recall akhirnya 'tertidur' untuk selamanya, sama seperti Clippy, Zune, dan produk Microsoft lainnya yang tak kunjung berkembang.

Microsoft seharusnya belajar dari kesalahan masa lalu dan tidak lagi mengeluarkan produk yang belum matang. Sejak Recall diperkenalkan, banyak yang merasa bahwa fitur ini mencerminkan masalah umum yang dihadapi teknologi AI. Yang paling mengkhawatirkan adalah Microsoft menuntut banyak hal (data privasi dan sumber daya perangkat kita – ruang penyimpanan untuk gambar dan daya pemrosesan untuk merekam dan menyimpan screenshot) tanpa memberikan alasan yang kuat mengapa kita harus menggunakan fitur ini.

Microsoft terkesan 'terburu-buru' untuk memperkenalkan Recall tanpa memperhatikan konsekuensi yang akan ditimbulkan. Mereka mengabaikan pertanyaan mendasar tentang kegunaan dan keamanan Recall.Contoh yang diberikan oleh Microsoft tentang penggunaan Recall terkesan sederhana, seperti mencari situs web atau menemukan lokasi folder yang hilang. Sebenarnya, masalah tersebut hanya ketidaknyamanan sepele dan sudah memiliki solusi yang tersedia. Keberatan ini seakan-akan mengucapkan, "Hei, Microsoft, kamu mau merekam semua aktivitas kita hanya untuk mencari file yang hilang?" Untuk mencari situs web, kita bisa menggunakan sejarah penelusuran di Chrome dengan fungsi pencarian.

Meskipun kita tidak dapat mencari dengan deskripsi yang kurang jelas, asalkan kita mengetahui kata kunci yang digunakan di situs web, kita biasanya dapat menemukannya. Yang lebih baik lagi, sejarah penelusuran kita disinkronkan di semua perangkat, termasuk laptop dan ponsel cerdas. Jadi, bahkan jika kita mengunjungi situs web di ponsel cerdas, kita masih dapat menemukannya di laptop. Recall hanya akan berfungsi di perangkat yang telah menyimpan tangkapan layar. Dan jujur saja, kapan terakhir kali kita kehilangan file? Sepertinya kita memiliki sistem file yang baik di mana file disimpan berdasarkan kategori, dan aplikasi, termasuk File Explorer, seringkali menampilkan file terbaru dan lokasi penyimpanannya, sehingga mudah dicari, bahkan jika kita tidak memperhatikannya.

Penggunaan Recall untuk menemukan file terkesan 'lebay' dan tidak praktis. Yang penting, solusi yang ditawarkan Recall tidak cukup baik untuk menjustifikasi penggunaan fitur yang sangat intrusif. Recall terkesan merumitkan segala sesuatu sambil mengurangi privasi. Ini seperti solusi yang mencari masalah, yang merupakan kesan yang sama dengan fitur AI baru lainnya yang dipaksa pada kita. Microsoft seakan-akan ingin menjadikan Recall sebagai 'solusi ajaib' untuk semua masalah, tanpa memperhatikan resiko yang ditimbulkan.

Keheningan Microsoft tentang kapan Recall akan dirilis menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kesulitan menangani kekhawatiran privasi dari fitur tersebut, sambil juga berjuang untuk menemukan alasan mengapa kita harus menggunakannya. Mereka 'terjebak' dalam permasalahan sendiri dan tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan kepada para pengguna. Jika Microsoft tidak segera memberikan alasan yang kuat, orang-orang akan berhenti bertanya di mana Recall berada. Fitur ini akan terlupakan begitu saja.