Jendela Untuk Alam: Atasi Perubahan Iklim



Jendela Untuk Alam: Atasi Perubahan Iklim - photo origin: theconversation - pibitek.biz - Inovasi

photo origin: theconversation


336-280
TL;DR
  • UNFCCC dan CBD bekerja sama melalui program kerja untuk mengatasi perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.
  • Program kerja ini membahas isu strategi adaptasi iklim, konservasi keanekaragaman hayati, dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.
  • UNFCCC dan CBD harus menetapkan rencana SMART untuk mengatasi kebutuhan dalam menjalankan tugasnya dan mencapai target perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.

pibitek.biz -Planet Bumi lagi dalam kondisi genting. Perubahan iklim yang semakin ekstrem dan hilangnya keanekaragaman hayati yang cepat terjadi secara bersamaan, mengancam masa depan manusia. Keduanya bak dua sisi mata uang, saling terkait dan saling mempengaruhi. Sayangnya, pemerintah-pemerintah di seluruh dunia masih belum menyadari hubungan erat antara keduanya. Respons mereka terhadap kedua krisis ini masih terpisah-pisah, seperti dua orang yang jalan-jalan di taman tapi tidak saling menyapa. Padahal, para ahli dan aktivis lingkungan sudah sejak lama mengkampanyekan pendekatan gabungan untuk mengatasi perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Tapi, sampai sekarang, belum ada kebijakan global terpadu yang benar-benar efektif. Seperti sebuah puzzle yang belum lengkap, masih ada celah besar dalam penanganan krisis iklim dan biodiversitas. Para ilmuwan dari berbagai negara sepakat bahwa program kerja bersama antara Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) dan Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB (CBD) merupakan solusi terbaik.Program kerja ini diharapkan bisa menjadi jembatan untuk menyatukan dua agenda yang selama ini berjalan terpisah.Program ini akan mengkaji berbagai isu terkait, seperti strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Salah satu strategi yang tengah digandrungi adalah solusi berbasis alam (NbS). NbS menawarkan pendekatan yang lebih holistis untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan, dengan memanfaatkan kekuatan alam untuk melindungi, mengelola, dan memulihkan ekosistem. NbS diyakini bisa menjadi solusi cerdas untuk menggabungkan agenda perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.

Namun, perlu diingat bahwa NbS juga menyimpan potensi risiko jika tidak diterapkan dengan tepat.Contohnya, program penghijauan dan reboisasi yang terburu-buru bisa berdampak negatif terhadap satwa liar dan ketahanan ekosistem.Program penghijauan juga perlu mempertimbangkan hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal yang selama ini menjaga kelestarian alam. Meskipun potensi risikonya, baik UNFCCC maupun CBD belum sepenuhnya menitikberatkan perhatian pada risiko-risiko yang ditimbulkan oleh NbS.

Padahal, kedua organisasi ini memegang peran penting dalam menyediakan bukti ilmiah dan mengarahkan perubahan kebijakan yang dibutuhkan. UNFCCC dan CBD harus bekerja sama dan bersinergi untuk menutup celah implementasi, mengidentifikasi dan mengatasi risiko, serta menyusun kebijakan global yang selaras dan bermanfaat bagi iklim, alam, dan manusia. Saat ini, belum ada platform khusus yang secara khusus fokus pada agenda lingkungan yang menyeimbangkan konservasi keanekaragaman hayati dan mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.

Belum ada pula platform ilmiah yang didedikasikan untuk menilai bukti dan isu-isu terkait pendekatan NbS dan implementasinya. Tanpa koordinasi yang kuat, upaya mengatasi krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati akan berjalan lamban dan tidak efektif. UNFCCC dan CBD telah menunjukkan niat baik dengan mengeluarkan pernyataan kerja sama pada COP28 di Dubai tahun lalu. Namun, langkah selanjutnya adalah membangun kerangka kebijakan konkret untuk mengalihkan upaya dari sekadar tindakan sukarela menjadi implementasi terkoordinasi.Program kerja bersama antara UNFCCC dan CBD harus mencakup topik-topik penting yang berkaitan dengan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global dan Perjanjian Paris.Program ini juga harus memiliki peran multifungsi dalam menyelaraskan tujuan iklim dan biodiversitas global.Program kerja ini harus menetapkan rencana SMART (Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Berbatas Waktu) untuk mengatasi kebutuhan finansial, teknis, dan kapasitas yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya.

Salah satu hasil yang diharapkan dari program ini adalah memberikan informasi penting bagi berbagai inisiatif sukarela terkait biodiversitas dan iklim, seperti memfasilitasi harmonisasi agenda aksi UNFCCC dan CBD. Program ini juga diharapkan dapat memberikan panduan bagi lembaga pembiayaan global untuk membantu negara-negara mencapai target yang ditetapkan dalam kedua konvensi. Akhir tahun ini, para pemimpin dunia akan bertemu dalam dua konferensi global untuk membahas perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati secara terpisah. Pada bulan Oktober, CBD akan mengadakan konferensi di Cali, Kolombia, untuk COP16. Seminggu kemudian, UNFCCC akan mengadakan konferensi di Baku, Azerbaijan, untuk COP29. Kedua konferensi ini menjadi momentum penting untuk membangun program kerja bersama antara UNFCCC dan CBD guna mengatasi celah tata kelola, menangani masalah implementasi, serta mendorong inovasi dan sinergi dalam aksi iklim dan biodiversitas.