- Saham Tesla anjlok setelah berita pengunduran diri Sreela, investor khawatir.
- Tesla Semi bermasalah, mobil listrik terbakar, NTSB menyelidiki, investor panik.
- Saham Tesla volatil, investor tetap percaya pada potensi pasar mobil listrik Tesla.
pibitek.biz -Saham Tesla kembali menukik tajam, kali ini mencapai hampir 6%. Penurunan ini cukup terasa, dan memicu pertanyaan di benak banyak investor dan pengamat pasar. Apa yang sebenarnya menjadi penyebab anjloknya saham Tesla? Kita perlu menyelami lebih dalam untuk mencari tahu alasan di balik fluktuasi harga saham yang cukup dramatis ini. Setelah menelusuri berbagai sumber, tampak ada dua faktor utama yang mungkin berperan, atau mungkin keduanya saling berkaitan dan mendorong penurunan harga saham Tesla.
2 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI 2 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI
3 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir 3 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir
Pertama, ada kabar tentang pengunduran diri Sreela Venkataratnam, Vice President, Finance and Business Operations Tesla. Keputusan Sreela untuk meninggalkan Tesla setelah 11 tahun berkarir di sana menjadi sorotan, terutama karena peran pentingnya dalam perusahaan. Kabar ini mungkin membuat para pemegang saham panik dan langsung memutuskan untuk menjual saham mereka. Sreela dalam postingannya menyebutkan bahwa dia ingin meluangkan waktu untuk fokus pada keluarga, teman-teman lama, dan kesejahteraannya.
Dia juga menambahkan bahwa dia berharap suatu saat bisa menemukan pekerjaan yang sekeren Tesla, yang bisa memberikan dia kesempatan buat berkontribusi dan bekerja sama dengan orang-orang luar biasa. Kalimatnya memang agak ambigu, dan kita gak tahu pasti alasan dia keluar. Mungkin dia memang beneran mau istirahat dari hiruk pikuk dunia korporat dan ingin menikmati waktu bersama keluarga. Atau mungkin ada alasan lain yang belum terungkap, seperti perbedaan pendapat dengan manajemen atau ketidaksetujuan dengan arah strategi perusahaan.
Yang pasti, posisi Sreela sebagai Vice President, Finance and Business Operations di Tesla, yang berperan penting dalam pengelolaan keuangan dan operasional perusahaan, menjadi salah satu faktor yang membuat investor khawatir. Ada kejadian menarik nih, di bulan Mei, Rich Otto, Kepala Peluncuran Produk Tesla, juga mengundurkan diri. Dalam postingan LinkedIn-nya, dia bilang kalau perusahaan hebat terbentuk dari orang-orang hebat dan produk hebat, dan produk hebat hanya bisa tercipta kalau orang-orangnya merasa bahagia.
Dia juga bilang kalau pemotongan karyawan dan perubahan budaya kerja di Tesla membuat suasana menjadi tidak nyaman, sehingga dia memutuskan untuk pergi. Nah, ini nih yang agak mengkhawatirkan, karena berbeda banget sama postingan Sreela yang lebih positif. Rich Otto, dalam tulisannya, menekankan pentingnya karyawan yang merasa bahagia dan betah bekerja di perusahaan. Dia merasa bahwa pemotongan karyawan dan perubahan budaya kerja di Tesla, yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, justru berdampak negatif pada semangat dan kinerja karyawan.
Hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi para investor, karena bisa berdampak pada kinerja perusahaan di masa depan. Namun, posisi Sreela di perusahaan ini mungkin yang bikin investor jadi panik, karena dia memegang peran penting dalam pengelolaan keuangan dan operasional Tesla. Kedua, ada berita soal kebakaran baterai Tesla Semi di California. Tesla Semi ini mengalami kecelakaan dan terbakar hebat di jalan tol. Nah, kejadian ini langsung menarik perhatian Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB).
Mereka langsung kirim tim investigasi untuk melihat risiko kebakaran yang disebabkan oleh baterai lithium-ion. Kejadian ini semakin menguatkan kekhawatiran tentang keamanan baterai lithium-ion dalam mobil listrik, meskipun sebenarnya kebakaran baterai mobil listrik jauh lebih jarang terjadi dibanding kebakaran mobil konvensional berbahan bakar bensin. Namun, tetap saja, berita ini bikin sebagian orang panik, terutama karena api membakar sangat lama, yang membuat pemadam kebakaran harus menunggu api padam sendiri.
Tesla Semi ini ngebut di jalan tol Interstate 80, sekitar pukul 3:15 pagi, di dekat Emigrant Gap, sekitar 113 kilometer di sebelah timur laut Sacramento. Truknya keluar jalur, nabrak pohon di bahu jalan. Baterainya langsung terbakar, mengeluarkan asap beracun dan mencapai suhu 1000 derajat Celcius. Pemadam kebakaran harus nunggu api padam sendiri, karena suhunya terlalu panas. Sopir Tesla Semi selamat dan dilarikan ke rumah sakit. Jalan tol sempat ditutup sampai sore. Kejadian ini menjadi bukti bahwa meskipun mobil listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan konvensional, mobil listrik juga memiliki risiko keamanan tertentu yang perlu diatasi.
Kebakaran sendiri mungkin gak langsung bikin saham Tesla anjlok. Tapi, para pemegang saham mungkin jadi khawatir karena NTSB mulai menyelidiki kasus ini. Entahlah, mungkin sih kejadian ini memang bikin investor khawatir. Namun, kemungkinan besar berita pengunduran diri Sreela yang lebih bikin panik investor, sehingga berita ini jadi lebih diutamakan. Kalau kita lihat tren saham Tesla dalam jangka pendek, selama 5 hari terakhir, sahamnya sempat naik terus, lalu anjlok, dan akhirnya gak jauh berbeda sama harga awal.
Kejadian ini menunjukkan bahwa saham Tesla sangat volatil dan rentan terhadap berbagai faktor. Perubahan harga saham yang cepat dan dramatis ini menjadi tantangan bagi para investor yang ingin berinvestasi di Tesla. Kalau kita lihat dalam jangka waktu sebulan, sahamnya turun 14,5%. Penurunan yang signifikan ini menunjukkan bahwa masih ada keraguan dan ketidakpastian di kalangan investor tentang masa depan Tesla. Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, seperti persaingan yang ketat di industri mobil listrik, perubahan kebijakan pemerintah, dan kesulitan operasional yang dihadapi Tesla.
Dalam jangka waktu 6 bulan, sahamnya naik 6,7%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa investor masih percaya pada potensi pertumbuhan Tesla di masa depan. Mereka mungkin melihat bahwa Tesla memiliki keunggulan teknologi dan inovasi yang bisa membantu mereka bersaing di pasar global. Namun, mereka juga mungkin masih khawatir tentang tantangan yang dihadapi Tesla, seperti kesulitan dalam menghasilkan mobil secara massal, masalah kualitas produk, dan persaingan ketat dari produsen mobil listrik lainnya.
Namun, kalau kita lihat dari awal tahun, sahamnya turun 15,2%. Penurunan ini menunjukkan bahwa investor masih memiliki banyak keraguan tentang Tesla. Mereka mungkin masih ragu tentang kemampuan Tesla untuk mencapai target produksinya, menghasilkan profit yang konsisten, dan bersaing dengan produsen mobil listrik lainnya. Ya, memang saham Tesla ini terkenal naik turunnya. Ada beberapa faktor yang bisa bikin saham Tesla naik turun. Faktor-faktor ini bisa berasal dari internal perusahaan, seperti kinerja keuangan, strategi bisnis, dan kepemimpinan, maupun dari eksternal, seperti perubahan kebijakan pemerintah, persaingan industri, dan kondisi ekonomi global.
Elon Musk sendiri bilang kalau orang yang beli saham Tesla sekarang harus yakin kalau Tesla akan jadi pemimpin di bidang AI dan robotika, dan bisa menghasilkan keuntungan besar di masa depan, khususnya dari robot taksi dan robot humanoid. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Elon Musk punya keyakinan tinggi terhadap potensi Tesla di masa depan. Dia yakin bahwa Tesla memiliki teknologi yang canggih dan potensi besar untuk menguasai pasar robot taksi dan robot humanoid. Elon Musk percaya bahwa Tesla bisa menjadi pemimpin dalam pengembangan teknologi AI dan robotika.
Dia melihat bahwa robot taksi dan robot humanoid memiliki potensi besar di masa depan, dan dia yakin bahwa Tesla memiliki teknologi yang canggih untuk mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi tersebut. Kalau enggak, sulit untuk melihat bagaimana Tesla bisa meningkatkan penjualannya dan mencapai nilai pasar yang beberapa kali lipat lebih tinggi dari produsen mobil lain, terutama mereka yang menjual lebih banyak mobil daripada Tesla. Nilai pasar Tesla sekarang sebanding dengan gabungan nilai pasar beberapa produsen mobil terbesar lainnya.
Tanpa kepercayaan pada AI dan robotika Tesla, investor harus bertaruh kalau Tesla bakal menguasai pasar mobil listrik di seluruh dunia dan mengalahkan produsen mobil konvensional, agar bisa membenarkan nilai pasarnya yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Tesla memiliki nilai pasar yang sangat tinggi, yang mungkin tidak sesuai dengan kinerja keuangannya saat ini. Untuk membenarkan nilai pasarnya yang tinggi, Tesla harus menunjukkan bahwa mereka mampu menguasai pasar mobil listrik global dan mengalahkan produsen mobil konvensional.