- Aplikasi palsu mencuri data kartu kredit pengguna.
- Teknologi NFC memungkinkan pengguna transfer data kartu kredit.
- Pengguna harus waspada terhadap aplikasi yang mencuri data pribadi.
pibitek.biz -Bayangkan kamu sedang asyik jalan-jalan, tiba-tiba kamu mendapat pesan singkat yang mengundang rasa penasaran. Pesannya tentang pengembalian pajak, lengkap dengan tautan menarik yang mengarahkanmu ke situs web yang terlihat resmi. Kamu penasaran dan klik tautan tersebut. Tiba-tiba, layar ponselmu dipenuhi dengan aplikasi yang mengklaim bisa mempercepat proses pengembalian pajak. Kamu tertarik dan tanpa ragu menginstal aplikasi tersebut, kamu lantas memasukkan data pribadimu, termasuk data kartu kredit.
2 – Ransomware BianLian Serang Rumah Sakit Anak Boston 2 – Ransomware BianLian Serang Rumah Sakit Anak Boston
3 – Samsung: Pembaruan Galaxy S22 Oktober 2024, Perbaiki 42 Kerentanan 3 – Samsung: Pembaruan Galaxy S22 Oktober 2024, Perbaiki 42 Kerentanan
Siapa sangka, kamu sedang terjebak dalam sebuah jebakan berbahaya yang dirancang oleh para penjahat siber yang licik. Aplikasi yang kamu instal bukanlah aplikasi resmi. Penjahat siber memanfaatkan kecanggihan teknologi web dan teknologi Android untuk membuat aplikasi palsu yang meniru aplikasi asli. Mereka memanfaatkan celah keamanan di sistem Android untuk mencuri data pribadi dan data keuangan para pengguna. Mereka menggunakan teknologi WebAPK, sebuah teknologi yang memungkinkan mereka menyembunyikan aplikasi palsu yang tampak seperti aplikasi asli.
Tampilannya mirip, bahkan ikon aplikasi pun tidak menunjukan tanda-tanda kejanggalan. Tak heran, banyak pengguna yang tertipu dan tanpa sadar menginstal aplikasi berbahaya yang mengantar mereka ke jurang kerugian. Bukan hanya itu, para penjahat siber juga menggunakan teknik social engineering yang memikat. Mereka menggunakan kombinasi pesan singkat, telepon, dan situs web palsu untuk memanipulasi pengguna agar memberikan informasi pribadi dan data kartu kredit secara sukarela. Mereka menipu para pengguna dengan mengklaim bahwa akun mereka telah diretas dan mereka harus segera mengubah PIN dan data kartu kredit mereka melalui aplikasi yang diberikan.
Mereka bahkan menelepon pengguna dan berpura-pura menjadi petugas bank yang sedang mengurus masalah keamanan akun. Rasa takut dan rasa percaya yang muncul di dalam diri pengguna membuat mereka terjebak dan jatuh ke dalam perangkap penjahat siber. Ancaman baru yang mengintai di balik teknologi NFC semakin menambah kekhawatiran. Para penjahat siber memanfaatkan NFC, teknologi yang memungkinkan transfer data secara nirkabel dengan menempelkan dua perangkat, untuk mencuri data kartu kredit dan menguras isi rekening bank.
Mereka membuat program jahat yang bisa membaca data kartu kredit dari smartphone yang dilengkapi dengan teknologi NFC. Dengan menggunakan program jahat ini, penjahat siber bisa meniru kartu kredit asli dan menarik uang tunai dari ATM yang mendukung teknologi NFC. Yang lebih mengerikan, para penjahat siber menggunakan aplikasi palsu yang terlihat seperti aplikasi resmi. Mereka meminta pengguna untuk mengaktifkan fitur NFC di smartphone mereka dan menempelkan kartu kredit mereka di bagian belakang smartphone.
Mereka memanipulasi pengguna dengan berdalih bahwa langkah ini diperlukan untuk melindungi data kartu kredit. Padahal, mereka sebenarnya sedang mencuri data kartu kredit tanpa sepengetahuan pengguna. Teknik social engineering yang digunakan sangat efektif dan membuat para pengguna tertipu. Kasus pencurian data melalui aplikasi NFC ini baru terungkap di Republik Ceko. Pihak berwenang telah menangkap seorang pria yang diduga sebagai pelaku. Di dalam dompetnya ditemukan uang tunai senilai sekitar 6.000 Euro, diduga merupakan hasil pencurian dari tiga korban terakhir.
Pihak berwenang menduga pria tersebut telah mencuri uang dalam jumlah besar dari banyak korban selama beberapa waktu. Kejahatan ini mengindikasikan bahwa ancaman pencurian data melalui NFC merupakan ancaman nyata yang harus diwaspadai. Kemunculan teknologi NFC telah meningkatkan konektivitas dan kemudahan pembayaran tanpa kontak. Namun, di sisi lain, teknologi ini juga memberikan celah bagi para penjahat siber untuk melancarkan aksi jahat mereka. Para penjahat siber memanfaatkan celah keamanan teknologi NFC dan mengelabui pengguna dengan teknik social engineering yang licik.
Mereka menipu pengguna dengan berpura-pura sebagai petugas bank atau dengan memanfaatkan rasa takut pengguna terhadap ancaman keamanan akun. Para pengguna smartphone harus waspada terhadap aplikasi yang tidak dikenal, terutama aplikasi yang meminta akses ke fitur NFC. Jangan pernah memberikan data pribadi dan data kartu kredit melalui aplikasi yang tidak resmi. Selalu berhati-hati dalam membuka tautan yang tidak dikenal, baik di pesan singkat, email, atau media sosial. Jika kamu menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai petugas bank, segera periksa kembali informasi tersebut dengan menghubungi bank melalui nomor telepon resmi.
Penggunaan teknologi NFC memang menawarkan banyak keuntungan, tetapi pengguna harus memahami risikonya. Selalu berhati-hati dan bijak dalam menggunakan teknologi. Pastikan kamu selalu memperbarui software smartphone dan aplikasi yang kamu gunakan untuk menjaga keamanan perangkatmu. Aktifkan fitur keamanan di smartphone kamu, seperti fitur anti-malware dan anti-virus untuk melindungi diri dari ancaman malware dan aplikasi berbahaya. Tidak hanya untuk pengguna, para pengembang aplikasi juga memiliki peran penting dalam mencegah penyalahgunaan teknologi NFC.
Para pengembang aplikasi harus memperhatikan keamanan aplikasi mereka dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat untuk mencegah pencurian data. Mereka juga harus memastikan bahwa aplikasi mereka tidak meminta akses ke fitur NFC yang tidak diperlukan untuk fungsi aplikasi. Selain itu, para pengembang aplikasi harus selalu memperbarui aplikasi mereka untuk memperbaiki celah keamanan yang ditemukan. Kasus pencurian data melalui NFC di Republik Ceko merupakan peringatan bagi semua orang. Penjahat siber selalu menemukan cara baru untuk melancarkan serangan mereka.