Google di Ujung Tanduk: Anti Monopoli



Google di Ujung Tanduk: Anti Monopoli - credit to: fortune - pibitek.biz - Global

credit to: fortune


336-280
TL;DR
  • Google teknologi besar dianggap melakukan monopoli antimonopoli dalam pencarian.
  • Android menjadi platform penting bagi Google dalam menguasai pasar teknologi.
  • Google dipecah dapat menjadi pukulan telak bagi perusahaan teknologi dalam pencarian.

pibitek.biz -Kabar buruk menghampiri Google. Kekaisaran teknologi yang sudah lama berkuasa ini sedang menghadapi ancaman serius dari para regulator antimonopoli Amerika Serikat. Sebuah keputusan pengadilan baru-baru ini menyatakan bahwa Google telah melanggar hukum antimonopoli dengan melakukan praktik yang tidak adil untuk menguasai pasar mesin pencarian. Hakim Amit Mehta menilai bahwa Google telah membayar sejumlah besar uang kepada perusahaan-perusahaan seperti Apple dan Samsung agar Google Search menjadi mesin pencarian default di perangkat dan browser mereka.

Tindakan ini dianggap sebagai upaya curang untuk menguasai pasar dan menghambat persaingan yang sehat. Meskipun hakim sudah memutuskan Google bersalah, keputusan final tentang hukuman yang akan dijatuhkan masih belum jelas. Masih ada beberapa opsi yang sedang dipertimbangkan, mulai dari yang ringan hingga yang sangat drastis. Pilihan yang lebih ringan mungkin hanya berupa kewajiban bagi Google untuk berbagi data pencarian dengan pesaingnya. Atau, Google mungkin akan dilarang untuk membayar produsen perangkat agar Google Search menjadi pilihan default.

Namun, ada kabar yang membuat para investor Google ketakutan. Kabar ini muncul dari sumber di Bloomberg, yang mengklaim bahwa Kementerian Kehakiman Amerika Serikat sedang mempertimbangkan opsi paling ekstrem: memecah Google. Ini berarti Google mungkin akan dipaksa untuk melepaskan kontrol atas Android, sistem operasi ponselnya, atau Chrome, browser buatannya. Kedua produk ini sangat penting bagi Google karena berperan sebagai jembatan yang menghubungkan konsumen dengan Google Search, mesin pencarian yang mendominasi lebih dari 90% pencarian internet di Amerika Serikat.

Tidak hanya itu, Google Ads, platform iklan digital milik Google, juga masuk dalam daftar kemungkinan yang akan dilepaskan. Kabar ini membuat harga saham Google merosot lebih dari 3% dalam waktu singkat, meskipun akhirnya sedikit naik kembali. Jika benar-benar terjadi, pemecahan Google akan menjadi peristiwa besar dalam sejarah industri teknologi. Tidak ada perusahaan teknologi besar yang pernah mengalami pemisahan seperti ini sebelumnya. Ya, beberapa tahun yang lalu, regulator antimonopoli di Inggris memang memaksa Meta untuk melepaskan Giphy, platform penyedia GIF.

Tapi, Giphy tidaklah penting bagi bisnis Meta secara keseluruhan. Bayangkan, jika Google benar-benar dipecah, itu akan menjadi pukulan telak bagi perusahaan raksasa ini, yang selama ini menikmati dominasi di berbagai bidang teknologi. Ingat kasus Microsoft di akhir tahun 90-an? Kala itu, Microsoft dianggap melakukan monopoli di pasar sistem operasi komputer. Microsoft terbukti melakukan pelanggaran hukum dengan menggabungkan Internet Explorer ke dalam sistem operasi Windows. Tindakan ini dilakukan untuk menghambat pertumbuhan browser lain, seperti Netscape Navigator.

Pengadilan pun menjatuhkan hukuman. Microsoft harus dipecah menjadi dua bagian: satu untuk Windows dan satu untuk software lainnya, termasuk Internet Explorer. Akan tetapi, Microsoft melakukan banding dan berhasil memenangkan kasusnya. Microsoft tidak lagi terancam dipecah, tetapi mereka tetap harus menandatangani kesepakatan dengan pemerintah untuk memungkinkan produsen komputer menjual PC dengan sistem operasi lain dan software pesaing Microsoft. Sejak itu, belum ada perusahaan teknologi besar yang dipecah di Amerika Serikat.

Terakhir kali kejadian ini terjadi adalah 40 tahun yang lalu, ketika perusahaan telekomunikasi raksasa, AT&T, dipecah menjadi perusahaan telekomunikasi jarak jauh dan tujuh perusahaan telekomunikasi lokal yang disebut Baby Bells. Sejak saat itu, perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Google, Apple, dan Meta tumbuh dengan pesat, dan mereka memiliki kekuatan yang luar biasa di level global. Mereka memiliki pengaruh besar di pasar saham dan mendapat sorotan dari para politisi yang ingin mengatur mereka.

Jonathan Kanter, kepala antimonopoli di Kementerian Kehakiman Amerika Serikat, sudah lama berpendapat bahwa memecah Google adalah satu-satunya cara untuk mengatasi pelanggaran yang mereka lakukan. Kanter ditunjuk sebagai asisten jaksa agung untuk antimonopoli di akhir tahun 2021. Dia dikenal sebagai sosok yang sangat agresif dalam menangani kasus antimonopoli, dan dia tidak ragu untuk menentang perusahaan teknologi besar yang dianggap melanggar hukum. Meskipun peluang Google dipecah masih kecil, hal itu tidak dapat diabaikan.

Google kemungkinan akan mengajukan banding atas keputusan hakim. Jika pun hakim tetap menolak banding mereka, masih ada banyak opsi lain yang lebih ringan yang bisa diterapkan. Tapi, jika hakim benar-benar memutuskan untuk memecah Google, dampaknya akan sangat besar. Google, dengan nilai pasar mendekati 2 triliun dolar AS, akan mengalami krisis eksistensial. Apapun yang mengurangi pendapatan pencarian Google, yang merupakan sumber pendapatan utama mereka, pasti akan merugikan. Meskipun Chrome dan Android bukan produk pencarian secara langsung, kedua produk ini merupakan jembatan penting bagi Google untuk terhubung dengan konsumen.

Chrome menguasai hampir dua pertiga pasar browser global, sementara Android menguasai pangsa pasar smartphone global yang lebih besar. Jika salah satu dari mereka bukan lagi milik Google, kemampuan Google untuk mengarahkan konsumen ke layanannya, seperti iklan pencarian, akan berkurang. Kehilangan Android, yang merupakan sistem operasi yang paling banyak digunakan di dunia, akan menjadi pukulan telak bagi Google. Android adalah platform yang memungkinkan Google untuk menjangkau miliaran pengguna di seluruh dunia.

Jika masa depan teknologi konsumen memang akan didominasi oleh AI, seperti yang diklaim oleh industri teknologi, Google yang kehilangan Android akan tertinggal jauh. AI telah menjadi fokus utama bagi Google dalam beberapa tahun terakhir, dan mereka telah menginvestasikan banyak sumber daya untuk mengembangkan teknologi AI yang canggih. Google telah mengembangkan chatbot AI bernama Gemini, yang diharapkan akan menjadi pesaing berat bagi ChatGPT. Namun, tanpa Android, Google akan kesulitan untuk menyebarkan Gemini ke pasar yang luas.

Baru-baru ini, Google mengadakan acara besar untuk memperkenalkan produk hardware terbarunya, termasuk smartphone Google Pixel. Dalam acara tersebut, Google menekankan bahwa perangkat-perangkat ini, serta ekosistem perangkat Android lainnya, adalah alat utama bagi Google untuk mencapai ambisi AI-nya. Tanpa Android, Google tidak memiliki cara yang jelas untuk memastikan bahwa miliaran orang bisa berinteraksi dengan chatbot dan layanan AI lainnya yang didukung Gemini secara rutin. Bahkan, mungkin saja penggunaan Android oleh Google untuk mempromosikan Gemini bisa menjadi bahan untuk gugatan antimonopoli di masa depan di Amerika Serikat atau di negara lain.

Dampak dari pemisahan Google tidak hanya akan dirasakan di Mountain View. Google, bersama dengan banyak perusahaan teknologi lainnya, juga terlibat dalam kasus antimonopoli lain yang berpotensi menghasilkan hasil yang serupa. Kementerian Kehakiman Amerika Serikat saat ini sedang menangani kasus terpisah terhadap Google yang bertujuan untuk memaksa Google melepaskan bagian dari operasi ad-tech miliknya. Komisi Perdagangan Federal (FTC) juga mengajukan gugatan terhadap Meta dengan tujuan untuk melepaskan Instagram dan WhatsApp.

FTC juga mengajukan gugatan terhadap Amazon yang menurut beberapa ahli bisa berujung pada pemisahan layanan logistik dari Amazon. Sehingga, gugatan antimonopoli terhadap Google di bidang pencarian bisa menjadi titik balik bagi perusahaan teknologi besar. Jika Google kalah, ini bisa menjadi preseden bahwa perusahaan-perusahaan raksasa ini bisa dikekang. Jika Google menang, itu akan menjadi bukti bahwa mereka bisa lolos dari pengawasan regulator untuk beberapa dekade mendatang. Kasus Google ini akan menjadi sorotan utama dalam dunia teknologi, dan hasil akhirnya akan berdampak besar pada masa depan industri ini.