- Sekitar 200 karyawan DeepMind protes agar Google hentikan kontrak militer.
- Karyawan DeepMind khawatir teknologi AI mereka disalahgunakan untuk tujuan berbahaya.
- Karyawan DeepMind meminta penyelidikan internal tentang penggunaan teknologi AI oleh militer.
pibitek.biz -DeepMind, sebuah lab riset AI yang bergabung dengan Google, kini menghadapi tantangan dari para karyawannya. Sekitar 200 karyawan, yang merupakan sekitar 5% dari total karyawan DeepMind, menandatangani surat terbuka yang mendesak perusahaan untuk menghentikan kontrak dengan pelanggan militer. Surat itu mengumumkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan teknologi AI untuk tujuan berbahaya, termasuk perang. Karyawan DeepMind merasa bahwa Google, sebagai induk perusahaan, mengabaikan prinsip AI yang telah mereka tetapkan, yaitu tidak mengembangkan teknologi yang dapat menyebabkan kerusakan.
2 – SimpliSafe Rilis Layanan Pemantauan Aktif Waktu Nyata 2 – SimpliSafe Rilis Layanan Pemantauan Aktif Waktu Nyata
3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
Dalam surat tersebut, karyawan menunjuk contoh konkret, yaitu Project Nimbus, sebuah kolaborasi Google dengan militer Israel. Mereka mengkhawatirkan potensi penggunaan AI oleh militer Israel untuk pengawasan massal dan pemilihan target dalam serangan di Gaza. Mereka berpendapat bahwa keterlibatan Google dalam proyek militer akan merusak reputasi mereka sebagai pemimpin dalam pengembangan AI yang etis dan bertanggung jawab. Ini bertentangan dengan pernyataan misi dan prinsip AI Google. Menariknya, Google menyatakan bahwa Project Nimbus tidak berhubungan dengan pekerjaan militer, senjata, atau intelijen.
Namun, pernyataan ini dipertanyakan oleh beberapa pihak yang menganggapnya terlalu samar dan tidak jelas. Keprihatinan tentang weaponisasi AI semakin meluas, dan bukan hanya di kalangan karyawan DeepMind. Tokoh-tokoh terkemuka seperti Demis Hassabis, Stephen Hawking, dan Steve Wozniak telah menyuarakan kekhawatiran mereka tentang potensi penggunaan AI untuk tujuan militer. Mereka bahkan menyerukan pelarangan total senjata AI. Surat dari karyawan DeepMind juga menyerukan penyelidikan internal yang menyeluruh tentang penggunaan layanan Google oleh militer dan produsen senjata.
Mereka juga meminta penghentian penggunaan teknologi yang dikembangkan DeepMind untuk tujuan militer. Ini bukan hanya tentang etika, tetapi juga tentang dampak jangka panjang dari penggunaan teknologi AI untuk tujuan yang tidak etis. Para karyawan DeepMind menekankan bahwa AI memiliki potensi besar untuk kebaikan, tetapi penggunaan yang tidak bertanggung jawab dapat berakibat buruk bagi kemanusiaan. Mereka berharap bahwa Google akan mendengar permintaan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa teknologi AI mereka tidak digunakan untuk tujuan berbahaya.