- Google gunakan AI untuk memoderasi rapat staf, karyawan tidak senang.
- Sistem AI Ask membuat pertanyaan karyawan menjadi tidak tajam dan mudah dijawab.
- Karyawan merasa sistem Ask hanya membuat para pemimpin Google terlihat lebih baik.
pibitek.biz -Google sedang menggunakan AI untuk memoderasi rapat staf mereka dan banyak karyawan yang tidak senang. Mereka merasa AI ini membuat rapat mereka menjadi tidak berarti, karena AI tersebut membuat pertanyaan-pertanyaan yang mudah dijawab oleh para bos. Sejak lama, Google menggunakan sebuah sistem internal bernama Dory untuk mengumpulkan pertanyaan dari karyawan. Sistem ini memungkinkan karyawan untuk mengajukan pertanyaan dan memilih pertanyaan yang paling ingin mereka jawab dalam rapat staf bulanan yang disebut TGIF.
2 – Serangan Cyber Memanfaatkan GeoServer 2 – Serangan Cyber Memanfaatkan GeoServer
3 – Aplikasi AI Keren yang Jarang Diketahui 3 – Aplikasi AI Keren yang Jarang Diketahui
Para pemimpin Google, termasuk CEO Sundar Pichai, biasanya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dipilih. Namun, sistem tersebut telah berubah sejak April. Google telah mengganti Dory dengan sistem AI baru bernama Ask. Sistem ini meringkas banyak pertanyaan dan menyajikannya dalam bentuk ringkasan. Karyawan masih dapat melihat pertanyaan-pertanyaan aslinya, tetapi mereka hanya dapat memilih versi ringkasan AI. Hal inilah yang membuat banyak karyawan merasa bahwa pertanyaan-pertanyaan mereka tidak lagi ditanggapi serius.
Banyak karyawan yang merasa bahwa sistem AI ini membuat pertanyaan-pertanyaan mereka menjadi tidak tajam dan mudah dijawab. Mereka merasa bahwa sistem Ask ini hanya dirancang untuk membuat para pemimpin Google terlihat lebih baik dan menghindari pertanyaan-pertanyaan sulit. Para karyawan menuding bahwa AI ini "memperhalus" pertanyaan, sehingga para pemimpin Google dapat dengan mudah memberikan jawaban yang aman. "Mereka hanya berusaha untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bisa merugikan dan ingin menghindari pertanyaan-pertanyaan yang spesifik dari pandangan publik yang lebih luas", kata seorang karyawan Google kepada BI.
Google, melalui juru bicaranya, membantah tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa sistem Ask tidak dirancang untuk memperhalus pertanyaan, tetapi hanya untuk meringkasnya agar lebih efisien dan menghindari pengulangan. Mereka juga menyatakan bahwa para pemimpin Google masih menghadapi pertanyaan-pertanyaan langsung tentang masalah-masalah yang sulit. Juru bicara Google menambahkan bahwa sistem Ask masih dalam tahap percobaan dan Google akan mempertimbangkan masukan dari karyawan. Namun, banyak karyawan yang tidak setuju dengan argumen Google dan mereka merasa bahwa sistem Ask hanya membuat rapat TGIF menjadi lebih membosankan.
Seorang karyawan bahkan mengatakan bahwa mereka jarang menghadiri rapat TGIF karena mereka merasa rapat tersebut tidak lagi bermanfaat. "Para eksekutif sudah lama menghindar dari pertanyaan-pertanyaan atau memberikan jawaban yang sangat samar di TGIF", kata seorang karyawan. Rapat TGIF adalah simbol transparansi di Google. Pada awalnya, rapat ini diadakan setiap minggu, tetapi kemudian dikurangi menjadi dua kali seminggu. Pada tahun 2019, CEO Google Sundar Pichai mengurangi rapat tersebut menjadi sekali sebulan dan menyatakan bahwa rapat tersebut akan berfokus pada "strategi produk dan bisnis".
Hal ini terjadi setelah gelombang aktivisme karyawan. Sistem Ask dirancang untuk menjawab lebih banyak pertanyaan dari berbagai topik dengan lebih efisien. Juru bicara Google mengklaim bahwa sebelum Ask diperkenalkan, kurang dari 1% karyawan Google mengajukan pertanyaan selama rapat TGIF. Namun, sejak Ask diperkenalkan, jumlah karyawan yang mengajukan pertanyaan dan memilih pertanyaan meningkat dua kali lipat. Meskipun demikian, banyak karyawan tetap merasa bahwa sistem AI ini tidak menyelesaikan masalah.