- GPAI model memiliki kemampuan general dan digunakan dalam GPAI system.
- Aturan AI Act mengatur penggunaan GPAI model dan sistem AI yang berisiko.
- Sistem AI dan GPAI system harus memenuhi kriteria tertentu dan patuh pada aturan GP.
pibitek.biz -Era digital semakin berkembang dengan pesat, dan AI (Artificial Intelligence) menjadi salah satu faktor kunci dalam perkembangan ini. AI telah merambah berbagai bidang kehidupan, termasuk bisnis, produk, dan layanan. Perkembangan pesat ini membawa tantangan baru, terutama dalam hal regulasi dan etika. AI Act, undang-undang AI pertama di dunia, resmi berlaku pada 1 Agustus 2024, menandai era baru dalam regulasi AI. AI Act hadir sebagai panduan penting bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan AI dalam berbagai aktivitas.
2 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 2 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
3 – Bahaya AI: ChatGPT Digunakan untuk Kembangkan Malware 3 – Bahaya AI: ChatGPT Digunakan untuk Kembangkan Malware
Aturan main baru ini mengajak semua pihak, terutama para pelaku bisnis, untuk memahami dan mengenal AI lebih dalam. AI Act tidak hanya memaksa perusahaan untuk mematuhi aturan, tetapi juga memberikan kejelasan mengenai jenis-jenis AI dan aturan yang berlaku untuk masing-masing jenis. Aturan yang ditetapkan di dalam AI Act tidak hanya mengenai perkembangan teknologi AI, tetapi juga mengenai dampak dan potensi risikonya bagi masyarakat. Salah satu bagian penting dari AI Act adalah klasifikasi AI. AI Act membagi AI menjadi empat kategori: AI system, GPAI system, GPAI model, dan AI model.
Klasifikasi ini bertujuan untuk menentukan level risiko dan mempermudah pengawasan terhadap penggunaan AI. Bayangkan AI system seperti sebuah robot yang dirancang untuk melakukan tugas tertentu, GPAI system seperti robot pintar yang bisa melakukan banyak tugas, GPAI model seperti otaknya robot pintar, dan AI model seperti bagian dari otak yang memungkinkan robot berfikir. AI Act memberikan fokus utama pada AI system dan GPAI model. AI model lain, seperti machine learning atau NLP models, tidak dibahas secara spesifik di dalam AI Act.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak jenis AI yang tidak diatur secara khusus, tetapi tetap harus mematuhi prinsip-prinsip umum dalam AI Act. AI system didefinisikan sebagai sistem berbasis mesin yang didesain untuk beroperasi secara otonom dengan berbagai level. Sistem ini mampu beradaptasi setelah diimplementasikan, dan menghasilkan output seperti prediksi, konten, rekomendasi, atau keputusan. AI system mempengaruhi lingkungan fisik atau virtual, misalnya, sistem yang digunakan untuk mengendalikan robot di pabrik, atau sistem yang memberikan rekomendasi produk di situs e-commerce.
AI system harus memenuhi kriteria berikut: Pertama, sistem ini dirancang dengan tujuan tertentu, baik yang eksplisit maupun implisit. Kedua, sistem ini mendapatkan input dan memprosesnya untuk menghasilkan output. Ketiga, output mempengaruhi lingkungan fisik atau virtual. AI system yang dirancang untuk tugas-tugas terbatas dan spesifik sering disebut sebagai artificial narrow intelligence. Sistem ini memiliki keahlian khusus dan tidak mampu melakukan tugas di luar keahliannya. Contohnya, sistem yang digunakan untuk menjalankan alat otomatis di pabrik.
Seiring waktu, AI system berkembang dan bisa menangani berbagai tugas. Sistem ini dikenal sebagAI Generatiferal artificial intelligence. Sistem ini memiliki kemampuan yang lebih luas dan bisa diaplikasikan di berbagai bidang. Namun, AI Act tidak menggunakan istilah artificial narrow dan general intelligence. AI Act memilih istilah GPAI system untuk general artificial intelligence. GPAI system didefinisikan sebagai sistem AI yang menggunakan model AI berjenis general-purpose AI. Sistem ini bisa melakukan berbagai tugas, baik langsung maupun diintegrasikan ke dalam sistem AI lainnya.
GPAI system memiliki kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan situasi yang baru dan bisa mengambil keputusan berdasarkan informasi yang didapat. Contoh GPAI system adalah Chat-GPT. Chat-GPT adalah sebuah platform AI yang memiliki kemampuan untuk menulis teks, menerjemahkan bahasa, dan memberikan jawaban pertanyaan dengan berbagai gaya bahasa. GPAI model didefinisikan sebagai model AI, termasuk model yang dilatih dengan data besar menggunakan self-supervision, yang memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai tugas dengan kompeten, terlepas dari cara model dipasarkan.
GPAI model ini bisa diintegrasikan ke dalam berbagai sistem atau aplikasi, kecuali model yang digunakan untuk riset, pengembangan, atau prototipe sebelum dipasarkan. GPAI model harus memenuhi kriteria berikut: Pertama, model AI ini dilatih dengan data besar menggunakan self-supervision. Model ini diberi akses ke data yang sangat banyak dan dibiarkan belajar sendiri dari data tersebut. Kedua, model ini menunjukkan kemampuan yang luas dan bisa melakukan berbagai tugas dengan kompeten. Model ini mampu mengerjakan tugas yang berbeda dengan akurasi yang tinggi.
Ketiga, model ini bisa diintegrasikan ke dalam sistem atau aplikasi lain. Model ini bisa dihubungkan dengan sistem lain dan digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem tersebut. Keempat, model ini tidak digunakan untuk riset, pengembangan, atau prototipe sebelum dipasarkan. Model ini sudah siap untuk digunakan di dunia nyata dan tidak perlu lagi diuji coba. Dua karakteristik utama GPAI model adalah kemampuan general dan kemampuan untuk melakukan banyak tugas dengan kompeten. GPAI model memiliki fleksibilitas yang tinggi dan bisa digunakan di berbagai konteks yang berbeda.
AI Act menyebutkan bahwa model dengan setidaknya satu miliar parameter dan dilatih dengan data besar menggunakan self-supervision dianggap sebagai model yang memiliki kemampuan general yang tinggi dan bisa melakukan berbagai tugas dengan kompeten. Generative purpose AI models, seperti DALL-E dan Stable Diffusion (generator gambar), GPT-4, Claude, Google's Bard, LLaMa (large language models), dan Elevenlabs, OpenAI Jukebox (generator suara), adalah contoh umum GPAI model. AI Act tidak memberikan definisi khusus untuk AI model.
Namun, kita bisa mendapatkan gambaran kasar tentang AI model dari perbedaan antara GPAI system dan GPAI model. AI model merupakan bagian penting dari AI system, tetapi tidak termasuk sebagai AI system itu sendiri. Contohnya, large language models adalah GPAI model yang dikombinasikan dengan user interface menjadi dasar dari chatbot yang populer. Chatbot ini adalah AI system dan, tergantung pada kasus penggunaan, termasuk dalam kategori high-risk AI system dan/atau limited AI system yang memerlukan transparansi.
Chatbot yang digunakan untuk memberikan rekomendasi kesehatan dapat dianggap sebagai high-risk AI system, sedangkan chatbot yang digunakan untuk menjawab pertanyaan umum dapat dianggap sebagai limited AI system. Fakta bahwa AI Act tidak memberikan definisi dan regulasi khusus untuk AI model menunjukkan bahwa banyak AI model yang digunakan (seperti machine learning atau NLP models) tidak diatur oleh AI Act. Hanya AI system yang berisi atau dibangun di atas AI model yang diatur, bukan AI model itu sendiri.
Namun, seperti yang telah disebutkan, hal ini berbeda untuk GPAI model (seperti large language models) yang didefinisikan dan diatur secara terpisah di dalam AI Act. AI Act menggunakan pendekatan berbasis risiko dan menerapkan aturan yang berbeda untuk setiap jenis AI. Intinya, AI Act: Pertama, melarang AI yang dianggap berisiko tinggi dan tidak dapat diterima bagi kesehatan, keselamatan, dan hak asasi manusia. Contoh AI yang dilarang adalah sistem yang digunakan untuk mengendalikan senjata otomatis atau sistem yang digunakan untuk menindas kelompok masyarakat tertentu.
Kedua, memberikan peraturan khusus untuk GPAI model yang dianggap berisiko tinggi karena kemampuannya yang luas dan potensi untuk mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Aturan yang ditetapkan untuk GPAI model meliputi kewajiban untuk menghindari bias dalam data pelatihan, menghindari penyebaran informasi yang salah, dan menghindari penggunaan GPAI model untuk tujuan yang merugikan masyarakat. Ketiga, menerapkan persyaratan transparansi untuk AI system yang memiliki risiko terbatas, seperti chatbot yang memberikan informasi atau rekomendasi.
Persyaratan ini memastikan bahwa pengguna mengetahui bagaimana sistem AI bekerja dan apa yang dimaksud dengan rekomendasi yang diberikan oleh sistem tersebut. Persyaratan yang berlaku untuk berbagai kategori AI akan diterapkan pada tanggal yang berbeda. Larangan penggunaan AI yang berisiko tinggi akan berlaku mulai 2 Februari 2025. Aturan mengenai GPAI model akan berlaku mulai 2 Agustus 2025. Aturan mengenai sistem berisiko tinggi dan sistem AI berisiko terbatas (yang memerlukan transparansi) akan berlaku mulai 2 Agustus 2026, yang juga merupakan tanggal resmi berlaku AI Act.
AI Act hadir sebagai sebuah tonggak sejarah dalam regulasi AI. Aturan ini memberikan kerangka kerja yang jelas bagi perusahaan untuk memahami dan menerapkan AI dengan bertanggung jawab. Dengan memahami berbagai kategori AI dan aturan yang berlaku, perusahaan dapat meminimalisir risiko dan memastikan AI digunakan secara etis dan bermanfaat bagi semua. AI Act bukan hanya aturan yang harus dipatuhi, tetapi juga sebuah panduan yang bisa membantu perusahaan untuk mengembangkan AI yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.