- Nvidia membantah tuduhan praktik monopoli terhadap pelanggan.
- DOJ menyelidiki Nvidia atas dugaan praktik anti-kompetitif terhadap pelanggan.
- Nvidia dianggap membatasi pilihan pelanggan dengan praktik bisnisnya.
pibitek.biz -Nvidia, perusahaan yang dikenal dengan kartu grafisnya, tengah menjadi sorotan setelah munculnya kabar bahwa mereka sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ). Dugaan monopoli di sektor AI menjadi penyebab utama dari investigasi tersebut. Awalnya, beredar kabar bahwa DOJ telah mengirimkan surat panggilan resmi kepada Nvidia. Namun, Nvidia membantah hal tersebut dan menyatakan bahwa mereka hanya menerima permintaan informasi, bukan surat panggilan resmi. Meskipun demikian, investigasi ini menunjukkan bahwa DOJ serius dalam menyelidiki potensi praktik anti-kompetitif yang dilakukan oleh Nvidia.
2 – Keamanan Siber: RSA Terancam, Paket Palsu Merajalela 2 – Keamanan Siber: RSA Terancam, Paket Palsu Merajalela
3 – Ransomware BianLian Serang Rumah Sakit Anak Boston 3 – Ransomware BianLian Serang Rumah Sakit Anak Boston
DOJ mencurigai Nvidia melakukan sejumlah tindakan yang merugikan persaingan di pasar AI. Mereka menduga bahwa Nvidia memaksa pembeli untuk menggunakan prosesor AI mereka secara eksklusif. Dengan cara ini, Nvidia diduga berusaha menghambat pesaingnya dan membatasi pilihan pelanggan. Strategi tersebut, menurut para penyelidik, dilakukan dengan menunda pesanan untuk pelanggan yang tidak sepenuhnya bergantung pada GPU AI mereka. Hal ini membuat pelanggan enggan beralih ke prosesor dari AMD dan Intel.
Nvidia dianggap menjegal jalan menuju kompetisi yang sehat dengan strategi tersebut. Selain dugaan praktik monopoli, DOJ juga meneliti cara Nvidia menjual GPU AI mereka bersamaan dengan peralatan jaringan. Ada dugaan bahwa Nvidia memaksa penyedia layanan cloud untuk membeli GPU mereka dalam bundel yang juga berisi peralatan jaringan. Praktik ini, menurut para penyelidik, membatasi fleksibilitas pelanggan dalam memilih peralatan jaringan. Diduga, Nvidia mematok harga lebih tinggi untuk produk jaringan bagi pelanggan yang memilih chip AI dari pesaing.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan keadilan dalam praktik bisnis Nvidia. Nvidia, dalam tanggapannya, membantah semua tuduhan tersebut. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam praktik anti-kompetitif dan bahwa mereka selalu berkomitmen untuk memberikan pilihan kepada pelanggan mereka. Nvidia juga menunjuk pada keberhasilan mereka dalam persaingan dengan AMD dan Intel sebagai bukti bahwa pasar AI masih kompetitif. Namun, para penyelidik meragukan klaim tersebut dan tetap berpegang pada dugaan praktik monopoli yang dilakukan oleh Nvidia.
DOJ juga sedang menyelidiki akuisisi RunAI oleh Nvidia. RunAI adalah perusahaan yang mengembangkan software manajemen beban kerja AI. Kekhawatiran muncul karena akuisisi ini bisa semakin memperkuat dominasi Nvidia di pasar AI dan membatasi pilihan pelanggan untuk solusi alternatif. Begitu software RunAI dari Nvidia terpasang, pusat data tidak bisa lagi menggunakan GPU non-Nvidia. Investigasi DOJ masih berlangsung, dan hasilnya masih belum diketahui. Namun, investigasi ini menjadi bukti bahwa badan pengawas anti-monopoli di AS sangat memperhatikan praktik bisnis Nvidia dan kemungkinan dampaknya terhadap persaingan di pasar AI.