- NaNoWriMo mendukung AI dalam penulisan, membuat penulis sakit hati.
- Penulis khawatir AI mengurangi kreativitas dan nilai menulis asli.
- Kontroversi NaNoWriMo memicu perdebatan global tentang peran AI dalam menulis.
pibitek.biz -NaNoWriMo, sebuah organisasi nirlaba yang terkenal dengan tantangan menulis novel 50.000 kata dalam sebulan, tengah menghadapi gelombang protes dari penulis di seluruh dunia. Pernyataan mereka yang mendukung penggunaan AI dalam penulisan, yang dipublikasikan di FAQ mereka, telah memicu amarah dan kecaman yang meluas. NaNoWriMo berpendapat bahwa menolak penggunaan AI dalam penulisan merupakan tindakan klasis dan abilis, mengatakan bahwa teknologi ini dapat bermanfaat bagi penulis yang mungkin tidak mampu membayar asisten penulis profesional atau memiliki keterbatasan kognitif.
2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun 2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun
3 – Serangan Siber Hantam Globe Life, Data Ribuan Pelanggan Dicuri 3 – Serangan Siber Hantam Globe Life, Data Ribuan Pelanggan Dicuri
Pernyataan ini memicu kecaman yang kuat dari banyak penulis, yang melihat penggunaan AI dalam penulisan sebagai bentuk pelanggaran etika dan pencurian karya. Mereka mempertanyakan mengapa AI yang dilatih dengan data teks yang ada, termasuk karya yang dilindungi hak cipta, tanpa atribusi atau kompensasi kepada penulis asli, diizinkan untuk digunakan dalam tantangan menulis. Penulis khawatir bahwa AI tidak akan mendorong kreativitas asli dan hanya akan mengulang kembali ide dan gaya penulisan yang sudah ada. "AI Generatiferatif memberdayakan bukan seniman, bukan penulis, melainkan industri teknologi", tulis Chuck Wendig, penulis Star Wars: Aftermath, dalam sebuah posting blog tentang NaNoWriMo. "Ia mencuri konten untuk membuat konten baru, mencuri bahan yang sudah ada untuk menyatukan idenya yang aneh tentang seni dan cerita". Kritik lain menyoroti bahwa penggunaan AI dalam menulis dapat mengurangi nilai karya tulis manusia dan merugikan penulis yang telah menghabiskan waktu dan upaya untuk mengasah keterampilan mereka.
Beberapa tokoh penting dalam dunia penulisan, termasuk Daniel José Older, salah satu anggota dewan NaNoWriMo, mengumumkan kekecewaan mereka dan mengundurkan diri dari organisasi tersebut. Older, yang juga merupakan arsitek cerita utama untuk Star Wars: The High Republic, mengecam penggunaan AI dan mengatakan bahwa ia tidak akan lagi terlibat dengan NaNoWriMo. Pengunduran diri Older diikuti oleh tiga anggota dewan lainnya, yang menunjukkan semakin kuatnya protes terhadap posisi NaNoWriMo. Salah satu kritik utama terhadap NaNoWriMo adalah penggunaan istilah "klasis" dan "abilis" untuk membela penggunaan AI.
Penentang AI, termasuk penulis difabel, mengatakan bahwa istilah tersebut sangat tidak pantas dan menyinggung. Mereka berpendapat bahwa AI tidak dapat menggantikan kreativitas manusia dan hanya akan memperkaya perusahaan teknologi dengan mengambil keuntungan dari karya penulis asli. Banyak penulis difabel mengatakan bahwa mereka telah bekerja keras untuk mengatasi keterbatasan mereka dan menciptakan karya mereka sendiri, dan tidak ingin dianggap sebagai penerima manfaat dari teknologi yang mengambil alih kreativitas mereka.
Dalam upaya meredakan kecaman tersebut, NaNoWriMo memperbarui FAQ mereka dengan menyertakan pernyataan yang mengakui potensi dampak negatif dari AI dan menegaskan bahwa mereka menghormati hak penulis untuk menolak menggunakan AI. Mereka juga mencantumkan beberapa testimoni dari pengguna AI yang difabel, yang mengatakan bahwa AI membantu mereka dalam proses penulisan dan komunikasi. Namun, banyak yang masih menentang posisi NaNoWriMo. Mereka berpendapat bahwa manfaat potensial AI bagi orang difabel tidak lebih penting dibandingkan dengan pencurian karya dan pengurangan nilai seni dan kreativitas manusia.
Mereka juga menekankan bahwa penulis tidak berhak mendapatkan bakat, dan AI tidak dapat menggantikan usaha dan dedikasi yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan menulis. Kontroversi ini memamerkan perbedaan mendasar dalam pandangan tentang peran AI dalam dunia penulisan. Beberapa penulis melihat AI sebagai alat yang dapat membantu dan memperkaya proses penulisan, sementara yang lain menentang AI karena dianggap sebagai ancaman terhadap seni, kreativitas, dan etika penulisan. Posisi NaNoWriMo, yang menerima penggunaan AI, telah memicu perdebatan yang sengit dan masih terus menimbulkan pertanyaan tentang peran AI dalam dunia penulisan di masa depan.
NaNoWriMo, yang awalnya dimaksudkan sebagai wadah untuk menumbuhkan kreativitas dan semangat menulis, kini menjadi pusat perdebatan teknologi, etika, dan hak cipta. Pertanyaan tentang peran AI dalam penulisan, serta dampaknya terhadap kreativitas, etika, dan industri penulisan, masih menjadi topik diskusi yang hangat dan belum menemukan jawaban pasti. Beberapa penulis dan pengamat industri menulis telah menyuarakan kekhawatiran mereka tentang potensi AI untuk menggantikan penulis manusia. Mereka mempertanyakan apakah perusahaan teknologi akan memanfaatkan AI untuk menghasilkan konten berkualitas rendah dalam jumlah besar, yang akan menguntungkan mereka tetapi merugikan penulis manusia.
Ketakutan ini semakin diperkuat oleh meningkatnya jumlah alat AI yang dapat menghasilkan teks yang realistis dan kompleks, seperti ChatGPT dan Bard. Tantangan utama dalam perdebatan ini adalah bagaimana menentukan batas antara penggunaan AI yang etis dan penyalahgunaan AI. Beberapa penulis, khususnya para penulis difabel, berpendapat bahwa AI dapat menjadi alat yang bermanfaat yang memungkinkan mereka untuk mengatasi keterbatasan fisik dan kognitif. Mereka mengatakan bahwa AI dapat membantu mereka dalam mengorganisir ide, menghasilkan teks, dan mengedit karya mereka.
Namun, penulis lain khawatir bahwa penggunaan AI yang berlebihan dapat mengurangi nilai seni dan kreativitas manusia. Mereka berpendapat bahwa AI hanya dapat meniru gaya dan ide yang ada, dan tidak dapat menciptakan sesuatu yang benar-benar baru atau orisinal. Mereka juga khawatir bahwa AI dapat menyebabkan penurunan kualitas penulisan secara keseluruhan, karena penulis mungkin terlalu bergantung pada AI untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Kontroversi NaNoWriMo telah memicu perdebatan global tentang peran AI dalam dunia penulisan.