CEO Telegram Ditangkap, Pengaruhnya ke Dunia Cybercrime?



CEO Telegram Ditangkap, Pengaruhnya ke Dunia Cybercrime? - credit for: darkreading - pibitek.biz - Manusia

credit for: darkreading


336-280
TL;DR
  • Penangkapan Durov bukan akhir kejahatan siber di Telegram.
  • Penjahat siber tetap asyik di Telegram karena fitur berguna.
  • Penangkapan Durov tak membuat penjahat siber takut.

pibitek.biz -Perburuan terhadap kriminal siber di dunia maya kian seru. Setelah bertahun-tahun jadi sarang para pelaku kejahatan, platform pesan Telegram kini diterpa kabar tak sedap. Bos Telegram, Pavel Durov, baru-baru ini diciduk di Prancis karena diduga terkait dengan berbagai aksi kriminal yang memanfaatkan platformnya. Namun, kehebohan penangkapan ini sepertinya tak membuat para pelaku kejahatan siber ciut. Mereka tetap asyik menjalankan aksinya di Telegram. Kenapa para penjahat siber ini masih betah beraktivitas di Telegram? Telegram memang punya "aura" tersendiri di mata para pelaku kejahatan.

Platform ini menawarkan berbagai fitur yang sangat berguna bagi mereka. Telegram memungkinkan para penjahat siber berkomunikasi satu sama lain dengan mudah, baik untuk berbagi informasi pribadi yang dicuri, jual beli data kartu kredit, hingga menyebarkan software jahat. Tak hanya itu, Telegram juga berperan penting dalam mengendalikan jaringan bot, berkomunikasi dengan korban ransomware, dan mengatur berbagai serangan siber lainnya. Keberadaan Telegram seakan jadi alternatif "gelap" bagi para penjahat, menggantikan peran "dunia bawah" yang selama ini dikenal sebagai Dark Web.

Seolah sudah jadi rahasia umum, Telegram kini menjelma menjadi "pasar loak" bagi para penjahat siber. Mereka leluasa berbagi alat dan pengetahuan tentang kejahatan siber, mulai dari yang baru belajar hingga yang sudah ahli. Telegram seperti tempat les "praktis" bagi para pelaku kejahatan siber. Mereka bebas mengakses berbagai macam "paket" kejahatan siber, mulai dari contoh-contoh serangan, tutorial, kit, hingga jasa hacker. Telegram ibarat toko serba ada bagi para penjahat siber. Mereka bisa mendapatkan semua yang mereka butuhkan untuk melakukan kejahatan dengan mudah.

Namun, penangkapan Pavel Durov ini bukan berarti para penjahat siber akan menghilang begitu saja. Para ahli keamanan siber berpendapat bahwa penangkapan Durov tak akan langsung menghentikan aktivitas kejahatan siber di Telegram. Para penjahat siber terkenal licin, dan selalu punya cara untuk beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah. Penangkapan Durov memang menimbulkan pro dan kontra. Banyak yang mempertanyakan kebebasan berbicara dan sejauh mana tanggung jawab CEO atas perilaku pengguna di platform mereka.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menegaskan bahwa penangkapan Durov bukan merupakan serangan terhadap kebebasan berbicara, melainkan bagian dari proses penyelidikan hukum. Meskipun dihadapkan pada kasus hukum, Durov dibebaskan dengan jaminan sebesar 5,5 juta dolar, namun dia dilarang meninggalkan Prancis dan harus melapor ke pengadilan Prancis dua kali seminggu. Perkembangan terbaru ini tentu akan membuat para penjahat siber berpikir ulang. Namun, mereka mungkin hanya akan meningkatkan langkah pengamanan mereka dan tetap menjalankan operasi mereka di Telegram.

Para ahli keamanan siber memprediksi bahwa penangkapan Durov hanya akan berdampak kecil dalam jangka pendek. Namun, jika penangkapan ini berujung pada pengawasan yang lebih ketat terhadap Telegram atau perubahan kebijakan platform, maka mungkin akan terjadi perpindahan ke platform komunikasi lain. Telegram punya beberapa keunggulan yang membuatnya jadi tempat favorit para penjahat siber. Fitur enkripsi end-to-end dan pesan yang bisa dihancurkan sendiri (self-destructing messages) memberikan rasa aman dan anonimitas.

Telegram juga memungkinkan transfer file besar, sehingga mudah untuk berbagi data curian. Keunggulan Telegram lainnya adalah fitur channel dan grup, yang memungkinkan penjahat siber untuk menyebarkan pesan kepada banyak pengikut atau berkolaborasi secara rahasia dalam grup tertutup. Telegram dapat menampung grup dengan anggota hingga 200.000 orang, jauh lebih besar dibandingkan platform media sosial lainnya. Hal yang membuat Telegram semakin menarik bagi penjahat siber adalah kemudahan untuk mendaftar menggunakan nomor telepon virtual.

Para penjahat siber mungkin enggan untuk pindah ke platform lain karena mereka sudah terbiasa dan memiliki jaringan luas di Telegram. Namun, ada satu kemungkinan yang mungkin membuat para penjahat siber meninggalkan Telegram. Jika terbukti bahwa pemerintah Rusia memiliki "backdoor" untuk mengintip pesan yang dikirim melalui Telegram, maka para penjahat siber mungkin akan mencari platform lain. Mereka khawatir bahwa Durov akan dipaksa untuk membuka "backdoor" tersebut kepada intelijen Barat sebagai imbalan atas keringanan hukuman.

Meskipun penangkapan Durov mungkin membuat sebagian kecil penjahat siber lebih berhati-hati, mereka tidak akan meninggalkan Telegram sepenuhnya, kecuali ada bukti nyata bahwa keamanan Telegram telah diretas. Penangkapan Durov memang bisa jadi "langkah awal" untuk mengurangi kejahatan siber di Telegram, namun tentu saja tidak akan mudah. Para penjahat siber akan terus beradaptasi, berinovasi, dan mencari cara untuk memanfaatkan teknologi demi keuntungan mereka. Perang melawan kejahatan siber akan terus berlanjut.