- YouTube buat alat deteksi deepfake untuk suara dan wajah.
- Alat canggih ini membantu kreator konten hapus konten yang tidak izin.
- Alat deteksi deepfake wajah membantu figur publik melacak konten tanpa izin.
pibitek.biz -Pengembangan alat deteksi deepfake ini bertujuan untuk membantu figur publik menghapus konten yang menggunakan wajah atau suara mereka tanpa izin.
2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun 2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun
3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
Deepfake, teknologi yang bisa meniru suara dan wajah orang dengan sangat realistis, makin marak. YouTube, platform video yang dikenal luas, menyadari bahaya yang bisa ditimbulkan oleh deepfake. Untuk itu, YouTube sedang mengembangkan alat deteksi deepfake yang canggih. Alat ini dirancang untuk membantu kreator konten menemukan video yang menggunakan suara atau wajah mereka tanpa izin. YouTube sedang merancang dua alat deteksi deepfake. Pertama, alat untuk mendeteksi deepfake suara, terutama yang digunakan untuk membuat lagu-lagu baru.
Alat ini akan membantu musisi terkenal seperti Drake, Billie Eilish, atau Taylor Swift menemukan dan menghapus channel YouTube yang memposting lagu yang meniru suara mereka. Namun, belum jelas apakah alat ini akan efektif untuk musisi yang kurang terkenal. Alat deteksi deepfake kedua dirancang untuk membantu figur publik, seperti influencer, aktor, atlet, atau artis, untuk melacak dan menandai media yang menggunakan wajah mereka di YouTube. Alat ini akan membantu mereka untuk menghapus konten yang menggunakan wajah mereka tanpa izin.
Namun, belum jelas apakah YouTube akan secara proaktif menggunakan alat ini untuk mendeteksi konten deepfake yang menggunakan wajah orang biasa, bukan figur publik. YouTube belum memberikan jawaban pasti tentang rencana mereka untuk menggunakan alat ini untuk mendeteksi konten deepfake yang meniru orang terkenal, seperti Elon Musk. Konten deepfake ini biasanya muncul di akun YouTube yang diretas. YouTube memiliki aturan yang melarang konten spam, penipuan, dan konten menyesatkan. Namun, untuk menghapus konten deepfake, pengguna harus melaporkan secara manual.
Meskipun banyak perusahaan teknologi, termasuk Google, mempromosikan potensi AI, penggunaan AI yang mudah dan murah juga memudahkan pembuatan deepfake. Jumlah deepfake video di internet meningkat 550% sejak tahun 2021. Sebanyak 98% deepfake video adalah konten pornografi, dan 99% dari mereka meniru wanita. Deepfake dianggap sebagai ancaman yang meningkat, karena dapat disalahgunakan untuk tujuan yang tidak terpuji, seperti penipuan dan penyebaran berita palsu. YouTube berharap bahwa AI dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas manusia, bukan menggantinya.