- Investor tradisional panik karena persaingan di pasar AI terlalu ketat.
- Mereka berfokus pada aplikasi AI karena butuh modal lebih rendah dan punya potensi besar.
- Aplikasi AI butuh waktu lama untuk berkembang dan menghasilkan keuntungan.
pibitek.biz -Investor di pasar modal lagi patah hati. Gara-gara teknologi AI, perusahaan teknologi gede kayak Microsoft, Amazon, Alphabet, sama Nvidia lagi jor-joran ngeluarin duit buat ngedukung startup AI. Mereka ngasih duitnya bukan cuma buat modal aja, tapi juga ngasih fasilitas cloud, akses ke database, dan partnership yang bikin para investor biasa langsung tumbang. Para investor biasa alias VC itu lagi panik karena persaingan di pasar AI udah terlalu ketat. Mereka yang biasanya punya jagoan di pasar modal, sekarang mulai ketar-ketir liat startup AI lain yang diproteksi perusahaan raksasa teknologi.
2 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 2 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
3 – AI: Ancaman Baru bagi Keamanan Siber 3 – AI: Ancaman Baru bagi Keamanan Siber
Startup-startup AI ini lagi ngeraih nilai investasi yang gede banget, dan banyak di antara mereka yang masih belum ngasih bukti kehebatan soal keuntungan. Perusahaan-perusahaan teknologi ini punya sumber daya yang gak dimiliki VC, seperti dana besar, tim ahli AI, dan akses ke pasar yang luas. Mereka bisa dengan mudah memikat startup AI dengan tawaran yang sangat menggiurkan. Nah, karena para investor gede udah ngasih dukungan super banyak ke startup AI, startup-startup itu jadi gak butuh IPO lagi.
Padahal, IPO itu biasanya jadi jalan buat VC keluar dari investasi mereka. Sekarang, investor tradisional mulai mikir dan ngerubah strategi. Mereka mulai berburu startup yang punya potensi besar di bidang aplikasi AI. Mereka melihat bahwa fokus pada aplikasi AI bisa jadi jalan keluar dari persaingan yang ketat di pasar AI. Para investor ini ngeliat peluang besar di aplikasi AI, karena aplikasi AI punya kebutuhan modal yang lebih rendah dibanding startup infrasturktur AI. Startup infrasturktur AI ini membutuhkan banyak modal untuk membangun infrastruktur, seperti server dan chip, sementara aplikasi AI bisa dibangun di atas infrasturktur yang udah ada.
Namun, mereka menyadari bahwa peluang di aplikasi AI akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkembang. Banyak startup AI yang masih dalam tahap awal, dan butuh waktu lama untuk membangun pasar dan menghasilkan keuntungan. Para investor ini berharap aplikasi AI bisa jadi jalan keluar dari jebakan pasar AI yang sekarang lagi panas banget. Tapi, mereka harus bersabar. Butuh waktu lama buat aplikasi AI berkembang dan menunjukkan hasil. Buat para investor, situasi ini seperti mimpi buruk yang gak kunjung berakhir.
Pasalnya, mereka harus meringkuk di tengah tekanan buat ngasih keuntungan ke investor mereka, sementara investor lain lagi berpesta pora di pasar AI. Mereka harus meyakinkan investor mereka bahwa mereka bisa menghasilkan keuntungan meskipun pasar AI sedang dilanda euforia.