Ngibul Musik AI, Raup Duit Rp170 Miliar!



Ngibul Musik AI, Raup Duit Rp170 Miliar - picture from: techspot - pibitek.biz - milyar

picture from: techspot


336-280
TL;DR
  • Michael Smith bikin lagu AI, nge-stream di platform musik.
  • Smith dapat Rp 170 miliar dari royalti lagu AI.
  • Smith tertangkap polisi, dikenain tuduhan penipuan.

pibitek.biz -Bayangin aja, ada orang yang ngibul musik platform streaming pake musik AI. Orang ini, namanya Michael Smith, ngaku-ngaku punya lagu-lagu ciptaan AI yang digandain streaming-nya sampe bermiliar-miliar kali. Smith ini cerdik abis, dia punya cara sendiri buat ngeraup duit dari musik AI. Smith bukan cuma ngebikin satu dua lagu, dia ngebikin lagu AI ratusan ribu buah dan nge-stream lagu-lagu itu pake bot. Enggak cuma satu dua bot, dia punya 1.040 bot. Bayangin deh, 1.040 bot yang nge-stream lagu-lagu AI itu nonstop.

Smith melakukan ini secara sistematis dan terencana. Dia mengembangkan sebuah sistem khusus untuk menjalankan rencana jahatnya. Smith nge-stream lagu-lagunya di platform streaming gede kayak Spotify, Amazon Music, Apple Music, dan YouTube. Dia ngumpulin duit dari royalti streaming lagu-lagunya, yang nggak tanggung-tanggung, sampe Rp. 170 miliar. Ini baru sebagian kecil dari keuntungan yang dia dapatkan. Smith punya ambisi yang besar, dia berencana untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.

Modus operandi si Smith ini keren abis. Dia ngebagi-bagi bot-botnya ke akun cloud sampe 52 akun, tiap akun ada 20 bot. Bot-bot itu bisa nge-stream sampe 636 lagu per hari, tiap bot. Smith juga nge-hack sistemnya pake VPN biar platform streaming gak curiga. Teknik ini membantu Smith untuk menghindari deteksi dari platform streaming. Dia melakukan semua ini dengan hati-hati dan teliti. Tapi, apa yang dilakukan Smith ini ketauan polisi. Smith tertangkap basah, dikenain tuduhan penipuan dan dicurigain nyuci uang.

Smith diancam penjara sampe 20 tahun, gara-gara ngibulin platform streaming pake lagu AI. Kasus ini jadi sorotan publik dan menunjukkan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk kejahatan. Smith ngaku, dia punya tim buat ngebantu dia ngebikin lagu dan nge-stream lagu-lagunya. Dia juga ngaku pake AI buat ngebikin lagu-lagunya. Buat ngehindarin kecurigaan, Smith nge-stream lagu-lagunya secara bertahap, supaya platform streaming gak curiga. Ini adalah sebagian dari strategi Smith untuk menjalankan rencananya.

Dia melakukan semua ini dengan cerdas dan teliti. Smith udah berhasil nge-stream lagu-lagunya lebih dari 4 miliar kali. Dia juga udah ngumpulin duit dari platform streaming, sampe Rp. 170 miliar. Ini adalah bukti bahwa Smith berhasil menjalankan rencananya dengan baik. Dia mengembangkan sistem yang kompleks dan efektif untuk menjalankan penipuannya. Polisi udah nyebut aksi Smith ini sebagai kejahatan besar. Smith dianggap ngakalin sistem royalti musik yang harusnya diberikan ke musisi beneran. Smith mengorbankan musisi yang berjuang keras untuk menciptakan musik asli.

Aksi Smith ini merugikan banyak pihak, terutama musisi yang benar-benar berkarya. Smith masih nunggu sidang di pengadilan North Carolina. Belum ketauan kapan sidang itu bakal diselenggarain. Kasus ini masih dalam penyelidikan dan belum diketahui kapan sidang pertamanya akan diselenggarakan. Smith harus bertanggung jawab atas perbuatannya dan menjalani hukum yang berlaku. Kasus ini nunjukin kalo teknologi AI bisa dimanfaatin buat ngibulin orang, terutama di dunia musik. Platform streaming harus berhati-hati dan ngeperketat sistem keamanan, supaya gak di akalin sama orang yang mau ngambil keuntungan dari kejahatan siber ini.

Industri musik harus meningkatkan keamanan sistem streaming dan memperkuat sistem deteksi penipuan. Kasus ini merupakan peringatan bagi semua pihak untuk waspada terhadap penipuan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi AI.