macOS Sequoia: Apakah Mac Masih Asyik?



macOS Sequoia: Apakah Mac Masih Asyik? - picture source: pcmag - pibitek.biz - Prompt

picture source: pcmag


336-280
TL;DR
  • macOS Sequoia bikin pengguna Mac kesal.
  • Apple tidak memperhatikan masukan pengguna.
  • Windows 11 lebih menjanjikan daripada macOS.

pibitek.biz -Pengguna Mac sedang ramai-ramai membicarakan macOS Sequoia, dan banyak dari mereka tidak senang. Buat mereka yang gemar mengutak-atik dan para profesional yang bergantung pada Mac, Sequoia terasa lebih rumit dan tidak nyaman dibandingkan versi macOS sebelumnya. Windows 11 malah terlihat lebih menjanjikan saat ini. Hal ini memicu pertanyaan di benak para pengguna Mac: apakah Mac masih asyik? Dulu, Steve Jobs pernah membandingkan laptop dan desktop dengan truk, sementara tablet diibaratkan sebagai mobil.

Artinya, Mac dan PC Windows dianggap sebagai alat yang dirancang khusus untuk pengguna yang butuh performa tinggi. Tapi dengan rilisnya Sequoia, Apple seakan-akan kehilangan arah. MacOS semakin mirip dengan iPadOS, padahal pengguna yang suka mengutak-atik dan memaksimalkan kemampuan perangkat mereka tentu tidak suka dengan perubahan ini. Ada lima hal yang membuat Sequoia kalah telak dari Windows 11: Pertama, Sequoia menghadirkan kesulitan yang tidak perlu dalam hal merilis aplikasi yang tidak resmi dari Apple.

Mac memiliki fitur bernama Gatekeeper yang bertugas memeriksa asal-usul aplikasi yang diunduh dari luar Mac App Store. Gatekeeper akan memastikan apakah aplikasi berasal dari pengembang yang sudah dikenal dan apakah aplikasi tersebut sudah "notarized", yaitu telah di-review oleh Apple untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut bukan malware. Namun, para pengguna yang gemar mengutak-atik seringkali perlu mem-bypass Gatekeeper untuk menginstal aplikasi yang tidak ditandatangani. Di macOS Sequoia, Apple malah membuat proses ini menjadi lebih rumit.

Jika sebelumnya pengguna bisa langsung menekan tombol Ctrl saat merilis aplikasi, sekarang cara tersebut sudah tidak berlaku. Pengguna juga tidak bisa menonaktifkan Gatekeeper secara menyeluruh melalui terminal. Sekarang, mereka harus membuka System Settings > Privacy & Security setiap kali ingin merilis aplikasi yang tidak ter-notarized. Banyak pengguna Mac berharap bahwa ini hanyalah bug atau error, tetapi Apple sudah mengonfirmasi bahwa perubahan ini sengaja dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa Apple tidak memperhatikan masukan dari pengguna dan lebih memilih untuk memaksakan perubahan yang tidak disukai oleh pengguna.

Beda banget sama Windows yang nggak punya fitur kayak gini. Bahkan fitur SmartScreen di Windows yang ngasih peringatan sebelum kamu ngeluncurin aplikasi yang jarang dipake, gampang banget buat dilewatin. Kedua, macOS tidak hanya membuat ribet untuk merilis aplikasi yang tidak diizinkan Apple, tetapi juga untuk merilis aplikasi yang sudah diizinkan Apple. Ketika kamu merilis aplikasi tertentu, kamu mungkin sudah merasakan banyaknya prompt izin yang muncul. Ini cukup lucu, soalnya dulu Apple pernah ngeledek prompt izin di Windows Vista di iklan Mac vs PC.

Sekarang, Apple malah melakukan hal yang sama. Di Sequoia, hal ini malah jadi lebih parah. Sekarang, beberapa jenis aplikasi, seperti aplikasi perekam layar, tidak mengizinkan kamu untuk memberikan izin secara permanen. Sebaliknya, macOS akan menampilkan prompt izin setiap minggu, dan kamu hanya bisa memilih Allow for One Week. Tentu saja, prompt izin ini bisa meningkatkan kesadaran pengguna terhadap privasi dan ancaman keamanan. Tapi, prompt izin ini juga membuat Mac semakin ribet untuk digunakan.

Jason Snell, yang menulis tentang Apple di Six Colors, mengatakan bahwa dia sekarang harus menghadapi prompt izin setiap minggu untuk aplikasi yang sudah digunakannya sejak tahun 1990an. PC Windows juga menampilkan beberapa prompt izin, tapi tidak sebanyak Mac, dan tidak muncul setiap minggu. Ini menunjukkan bahwa Apple lebih memilih untuk memaksakan sistem izin yang berlebihan, sementara Windows menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dan user-friendly. Ketiga, pengalaman desktop macOS selalu kekurangan solusi untuk mengatur jendela dengan mudah, seperti Snap di Windows.

Di Mac, pengguna bisa menggunakan solusi dari pihak ketiga, tapi tentu saja lebih baik jika ada fitur bawaan di OS. Di macOS Sequoia, Apple akhirnya memberikan sesuatu yang mirip dengan fitur Window Tiling yang baru. Namun, tetap saja tidak sekeren Snap di Windows 11. Pengguna hanya bisa mengatur jendela dalam grid 2×2. Mereka juga tidak bisa ngesnap jendela dalam tiga kolom, yang bisa dilakukan di PC Windows dengan monitor yang cukup lebar. Tidak ada Snap Assist yang bisa cepat memilih aplikasi yang ingin disnap dengan mengklik thumbnail-nya.

Dan itu hanya beberapa contoh bagaimana Windows masih unggul dalam hal manajemen jendela. Keempat, Apple semakin sering membicarakan game di Mac. Namun, Mac malah semakin ketinggalan dibanding PC. Penggunaan Mac di Steam semakin turun. Untuk bermain game, pengguna Steam yang menggunakan macOS (1.30%) malah lebih sedikit daripada Linux (1.92%), berdasarkan Steam Hardware Survey. Valve memang punya Steam Deck yang menjalankan SteamOS berbasis Linux, tapi itu hanya satu perangkat niche dibandingkan jajaran laptop dan desktop Mac.

Kelima, kurangnya fokus Apple pada kompatibilitas mundur menjadi kekuatan sekaligus kelemahan Mac. Ketika Apple menghapus dukungan untuk aplikasi 32-bit, banyak game yang mendukung Mac menjadi tidak bisa berjalan lagi. Hal seperti ini tidak pernah terjadi di Windows. Ada banyak game keren yang bisa dimainkan di Mac, dan Game Porting Toolkit dari Apple untuk memindahkan game PC Windows membuka lebih banyak pilihan. Sequoia bahkan memiliki versi Game Porting Toolkit yang lebih baru. Namun, situasinya masih belum bagus.

Dulu malah lebih bagus. Contohnya Blizzard. Perusahaan ini adalah salah satu pengembang utama yang mendukung game di Mac. Lebih dari 20 tahun lalu, pengguna Mac bisa memainkan game seperti Diablo II dan Warcraft III saat game-nya rilis. Tapi pas Overwatch rilis di tahun 2016, Blizzard sudah berhenti mengeluarkan game baru untuk Mac. Peralihan Apple ke komputer berbasis ARM dengan M series Mac memang mengesankan. Sequoia masih mendukung beberapa Mac berbasis Intel yang sudah ada. Prosesnya belum selesai.

Tapi, Apple sudah berhenti menjual Mac Intel di tahun 2022. Mungkin Sequoia akan menjadi rilis macOS terakhir yang menjalankan Mac Intel. Masih banyak hal yang membutuhkan komputer berbasis Intel x86, termasuk konektivitas ke GPU Nvidia atau AMD diskrit untuk performa grafis yang lebih powerful. Itu menjadi salah satu keunggulan besar PC Windows. Microsoft memang lagi mengeluarkan lebih banyak PC Windows berbasis ARM yang kompetitif dengan Snapdragon X dari Qualcomm. Tapi itu hanya pilihan, bukan kewajiban.

Penulis bukan orang yang tidak berpihak. Penulis adalah pengguna PC dan mengeluarkan newsletter Windows Intelligence yang fokus di Windows. Penulis juga tidak mau ngebully macOS, karena macOS punya banyak kelebihan. Tapi Apple harus lebih memperhatikan bagaimana kompetitor utamanya menangani detail-detail tertentu dalam pengalaman komputasi. Penulis senang macOS bukan satu-satunya platform. Apple sedang menuju ke arah tertentu yang membuat penulis lebih senang menjadi pengguna PC Windows.