- Perusahaan harus prioritaskan keamanan data untuk melindungi bisnis dari serangan siber.
- Manfaatkan cloud untuk tingkatkan fleksibilitas dan efisiensi bisnis.
- Manfaatkan data untuk tingkatkan pengalaman pelanggan dan unggul dari kompetitor.
pibitek.biz -Tahun 2024 udah masuk tahap akhir, perusahaan-perusahaan teknologi lagi sibuk ngatur strategi buat sisa tahun ini. AI lagi jadi pusat perhatian, banyak yang ngeluarin duit buat pengembangan AI. Tapi, jangan sampai lupa, ada beberapa bidang penting lain yang gak boleh dilupakan. Tahun ini, perusahaan-perusahaan teknologi menghadapi tantangan baru, yaitu bagaimana mengimbangi perkembangan AI dengan kebutuhan bisnis yang terus berubah. Pertama, keamanan data dan privasi. Ini udah jadi hal penting sejak jaman dulu, dan sekarang malah makin krusial.
2 – Ransomware BianLian Serang Rumah Sakit Anak Boston 2 – Ransomware BianLian Serang Rumah Sakit Anak Boston
3 – Pemerintah AS Perkuat Keamanan Digital dengan RPKI dan Bahasa Aman 3 – Pemerintah AS Perkuat Keamanan Digital dengan RPKI dan Bahasa Aman
Ancaman siber makin canggih, digitalisasi terus merangkak naik, dan peluang serangan siber juga makin gede. Kebayang kan, kalau kantor jadi target serangan siber? Rugi banget! Perusahaan harus proaktif dalam menghadapi ancaman siber, bukan hanya reaktif. Jangan sampai perusahaan hanya sibuk mengurusi urusan internal, tanpa memperhatikan keamanan eksternal. Sekarang, banyak karyawan yang kerja dari rumah, makin banyak perusahaan yang migrasi ke cloud, dan banyak juga perangkat IoT. Ini semua memperluas area yang bisa diserang.
Gak cuma itu, aturan keamanan data dari pemerintah juga makin ketat. Makanya, penting banget buat perusahaan untuk ngeluarin duit buat pengamanan siber yang lebih kuat. Perusahaan harus pasang sistem keamanan yang mumpuni, kayak zero-trust architecture, upgrade firewall, dan pakai teknologi deteksi ancaman yang canggih. Perusahaan harus memahami pentingnya investasi di bidang keamanan data, karena hal ini akan berdampak langsung pada keberlangsungan bisnis. Kedua, perusahaan harus bisa memanfaatkan teknologi digital buat ningkatin profit dan ekspansi bisnis.
Perusahaan harus fokus untuk nge-upgrade aplikasi yang udah ada dan pindah ke cloud. Prioritas utama bukan hanya ngurusin 'back office' dan 'shared services', tapi juga ngembangin bisnis dan 'middle office'. Perusahaan perlu memastikan bahwa sistem informasi yang mereka gunakan bisa mendukung proses bisnis dengan baik. Kecepatan dan efisiensi dalam proses bisnis akan menjadi kunci sukses dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Kalo mau bisnis lancar jaya, perusahaan harus bisa responsif terhadap dinamika pasar yang terus berubah.
Gak cuma responsif, perusahaan juga harus bisa memanfaatkan peluang baru yang muncul. Salah satu caranya adalah dengan ngebuat 'business capability model'. 'Business capability model' ini kayak peta yang ngegambarin semua kemampuan bisnis di perusahaan, hubungan antar kemampuan, dan tingkatannya. Dengan peta ini, perusahaan bisa ngeliat kemampuan apa aja yang perlu diupgrade, dan bisa lebih mudah buat ngambil keputusan investasi. Perusahaan harus berani mengambil risiko dan berinovasi agar bisa bersaing di pasar.
Ketiga, perusahaan perlu fokus ke cloud computing buat ngedukung skalabilitas, fleksibilitas, dan efisiensi. Saat ini, banyak perusahaan yang udah mulai beralih dari sekadar ngadopsi cloud, ke tahap optimasi cloud. Perusahaan harus ngatur infrastruktur cloud mereka dengan cermat, supaya gak boros dan bisa memanfaatkan sumber daya dengan maksimal. Nge-investasi di multi-cloud strategy, aplikasi cloud-native, dan alat pemantauan dan pengelolaan lingkungan cloud, bisa bantu perusahaan dapetin performa yang lebih baik dan biaya yang lebih hemat.
Jangan lupa, keamanan cloud juga penting buat ngelindungi aset cloud dari ancaman siber. Perusahaan harus mempertimbangkan langkah-langkah keamanan yang tepat untuk melindungi data mereka di cloud. Keempat, perusahaan harus pandai memanfaatkan data dan data analitik. Data itu berharga banget, bisa dijadiin kunci buat ningkatin pengalaman pelanggan dan ngungguli kompetitor. Dengan data analitik, perusahaan bisa ngambil keputusan yang tepat dan cepat. Nge-investasi di infrastruktur data, upgrade platform analitik, dan pelatihan karyawan buat ngegunain alat analitik dengan efektif, sangat penting.
Perusahaan harus mampu memanfaatkan data untuk mendapatkan wawasan yang berharga dan membuat keputusan yang lebih baik. Kelima, investasi AI harus dilakukan dengan cermat. Jangan asal ngeluarin duit buat ngembangin AI. Perusahaan harus fokus ke proyek AI yang bisa nge-solve masalah bisnis dan menghasilkan keuntungan yang bisa diukur. Perusahaan harus siap buat ngadopsi AI, termasuk memastikan kualitas data, infrastruktur, dan sumber daya manusia yang cukup. Jangan sampai perusahaan ngeluarin duit banyak buat AI, tapi gak siap ngegunainnya.
Perusahaan harus memiliki strategi AI yang jelas dan terukur, agar investasi mereka tidak sia-sia. Kalo AI udah makin marak, pertanyaan etika tentang privasi data, bias, dan transparansi juga harus diperhatikan. Perusahaan harus ngeluarin budget buat nge-ensure kalau semua proyek AI mereka etis, transparan, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perusahaan harus memastikan bahwa AI yang mereka gunakan tidak merugikan siapa pun dan tidak melanggar hukum. Perusahaan juga harus transparan dalam penggunaan AI, agar masyarakat memahami bagaimana AI bekerja dan apa saja manfaatnya.
Perusahaan harus selalu memperbarui pengetahuan dan kemampuan mereka di bidang teknologi, agar bisa terus berinovasi dan meningkatkan kinerja bisnis. Mereka harus berani mengambil risiko dan tidak takut untuk mencoba hal-hal baru. Dengan begitu, perusahaan akan bisa bertahan dalam persaingan yang semakin ketat dan menghadapi masa depan dengan penuh optimisme.