- India berhasil mendaratkan wahana antariksa Chandrayaan-3 di bulan, tapi keamanan siber jadi masalah besar.
- India memiliki infrastruktur luar angkasa yang kompleks dan canggih, tapi juga rentan terhadap serangan siber.
- India harus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman siber dan membangun pertahanan siber yang kuat dan tangguh.
pibitek.biz -Tahun lalu, India menorehkan sejarah dengan sukses mendaratkan wahana antariksa Chandrayaan-3 di permukaan bulan, sebuah pencapaian monumental yang menempatkannya sebagai negara keempat di dunia yang berhasil mencapai hal tersebut. India menjadi pusat perhatian dunia dengan keberhasilan misi ambisius ini, membuktikan kekuatan dan kemajuan teknologinya di bidang luar angkasa. Namun di balik euforia pencapaian ini, ada masalah yang lebih besar dan tak kalah pentingnya yang perlu diatasi: keamanan siber.
2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir 2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir
3 – Kebocoran Data Asuransi Globe Life dan Upaya Pemerasan 3 – Kebocoran Data Asuransi Globe Life dan Upaya Pemerasan
Sreedhara Panicker Somanath, sosok penting di balik program luar angkasa India yang menjabat sebagai Ketua Indian Space Research Organization (ISRO), memberikan peringatan keras kepada semua pihak terkait dengan perlunya fokus yang serius pada keamanan siber. "India harus serius ngejagain sistem software dan hardware di ruang angkasa", tegas Somanath, yang selama bertahun-tahun memimpin pengembangan program luar angkasa India. Peringatan ini bukan tanpa alasan. India telah membangun infrastruktur luar angkasa yang kompleks dan canggih, dengan banyak sekali satelit yang berkeliaran di orbit bumi, serta jaringan besar di seluruh negeri yang saling terhubung untuk mendukung kolaborasi dan kerja sama antar lembaga.
Tidak hanya itu, India juga memiliki jaringan komando-kontrol yang menghubungkan berbagai negara di dunia, memastikan akses ke aset luar angkasa selama 24 jam nonstop. Hal ini memungkinkan para ilmuwan dan teknisi di India untuk mengendalikan dan memantau satelitnya dari berbagai lokasi di dunia, memberikan fleksibilitas dan keunggulan strategis. "Bayangin, pas Chandrayaan-3 lagi mendarat, data kita datang dari Australia, Spanyol, Afrika Selatan, dan banyak tempat lainnya. Kita harus koordinasi sama semua negara ini selama proses pendaratan", jelas Somanath, menggambarkan kerumitan dan kompleksitas dalam mengelola data dan komunikasi dari berbagai titik di dunia. "Semua komando dan kontrol satelit dari berbagai negara di dunia gampang banget diretas, dan banyak satelit kita yang bisa jadi sasaran serangan", lanjutnya, menekankan bahwa infrastruktur yang kompleks dan terhubung ke berbagai negara ini justru membuka peluang bagi para peretas untuk melakukan serangan siber. Keamanan siber di dunia luar angkasa menjadi semakin krusial mengingat persaingan antar negara di bidang luar angkasa semakin ketat. India bukan satu-satunya negara yang punya ambisi di ruang angkasa.
Banyak negara lain yang punya target yang sama, seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia, yang juga tengah berlomba-lomba untuk mengembangkan kemampuan luar angkasanya masing-masing. Persaingan antar negara ini jadi ancaman buat infrastruktur di bumi dan di ruang angkasa. Serangan ke sistem ruang angkasa juga makin sering terjadi karena konflik antar negara makin panas. Pada 2022, Rusia menyerang koneksi Ukraina ke jaringan Viasat KA-SAT dan bikin komunikasi putus. Pasukan Rusia menyerang Ukraina, dan jaringan internet di Ukraina langsung amburadul.
Gak lama setelah itu, Rusia juga ngerusak jaringan Starlink milik Elon Musk. Serangan ini bukti nyata kalau bahaya di dunia siber memang nyata. Tapi, biasanya serangan itu cuma buat ganggu komunikasi. Tapi, buat negara yang lagi membangun program luar angkasa, seperti India, bisa jadi sasaran serangan dari negara lain. Patrick Lin, direktur Ethics Emerging Sciences Group di California Polytechnic State University, San Luis Obispo, menjelaskan bahwa India memiliki situasi yang unik dalam hal ancaman siber. "India gak punya banyak musuh kayak Amerika Serikat. Saingan dan kadang musuh utamanya adalah China. Tapi, India juga punya hubungan yang tegang sama Pakistan", ujarnya, menekankan kompleksitas geopolitik di wilayah tersebut. "China punya kemampuan siber yang canggih dan program luar angkasa yang kuat. China gak suka banget sama persaingan di wilayahnya. Jadi, masuk akal kalau China dan negara lain bakal ngerusak kemajuan India sebagai kekuatan luar angkasa", lanjut Lin, mengumumkan potensi bahaya yang dihadapi India.
Somanath dan timnya di ISRO menyadari pentingnya upaya pencegahan dan keamanan siber untuk melindungi aset-aset luar angkasa India. Mereka tengah ngembangin alat dan ahli keamanan siber buat ngejagain sistem dan software di ruang angkasa. Sebagian besar sistem dan software itu dibuat sendiri oleh India atau oleh perusahaan lokal. Setiap minggu, setiap organisasi di India menerima lebih dari 3.300 serangan, lebih tinggi 81% daripada rata-rata global yang cuma 1.830 serangan. "Organisasi di India menghadapi serangan siber dua kali lipat dari rata-rata global karena digitalisasi yang cepat, yang ngejar-ngejar implementasi langkah keamanan siber yang kuat.
Hal ini bikin permukaan serangan jadi luas banget", jelas Omer Dembinsky, manajer data research group di Check poin Software, menganalisis faktor-faktor yang membuat India rentan terhadap serangan siber. "Jumlah pengguna internet yang makin banyak, infrastruktur keamanan siber yang kurang berkembang, dan kesadaran tentang keamanan siber yang rendah di dalam organisasi, juga jadi alasan kenapa India jadi sasaran empuk", tambahnya, menyoroti berbagai faktor yang membuat India rentan terhadap serangan siber. Industri dirgantara dan pertahanan jadi sektor paling banyak diserang kelima.
Agensi luar angkasa India dilaporkan menghadapi lebih dari 100 serangan setiap hari. Negara-negara lain yang punya program luar angkasa juga lagi sibuk ngeliatin potensi serangan siber ke aset luar angkasa dan gimana caranya ngelawan serangan itu. National Institute of Standards and Technology (NIST) di Amerika Serikat bekerja sama dengan MITRE Corp. Buat ngembangin NIST Cybersecurity Framework versi buat sektor ruang angkasa. The Aerospace Corp. Juga ngembangin Space Attack Research and Tactics Analysis (SPARTA) matrix.
The Aerospace Corp. Juga kerja sama sama militer Amerika Serikat buat ngembangin satelit yang bisa jadi tempat uji coba serangan siber di ruang angkasa. Satelit itu namanya "Moonlighter". Keamanan siber gak cuma dibutuhkan buat ruang angkasa. Program pemerintah, kayak Atmanirbhar Bharat atau "India Mandiri", ngasih dorongan buat bikin lebih banyak startup dan ekosistem software buatan lokal. Ada lebih dari 40.000 lowongan kerja buat ahli keamanan siber di India. Pada 2021, India cuma punya sekitar 100.000 ahli keamanan siber.
Dalam waktu dua tahun, jumlahnya jadi tiga kali lipat, mencapai 300.000 orang. "Permintaan buat ahli keamanan siber yang ahli jauh lebih banyak daripada jumlah orang yang qualified. Ini bikin masalah besar di industri. Sekarang banyak banget ahli keamanan siber yang kelelahan karena terus-terusan ngelawan ancaman yang terus berkembang", jelas Dembinsky, menekankan bahwa kekurangan tenaga ahli di bidang keamanan siber menjadi tantangan besar. Selain itu, fokus riset dan pengembangan di bidang teknologi ruang angkasa bikin banyak proyek yang baru dan belum diuji secara ketat. "Banyak proyek ruang angkasa sekarang ini adalah prototipe yang unik di era eksperimen teknologi ruang angkasa yang baru. Ini ngasih lapisan perlindungan 'keamanan melalui keunikan', tapi sisi buruknya adalah, kalau teknologi kamu kurang dipelajari oleh aktor ancaman, berarti kamu juga gak tau di mana letak kelemahan sistem kamu", ujar Lin, menjelaskan kompleksitas keamanan siber di teknologi ruang angkasa yang masih dalam tahap pengembangan.
"Gak ada yang aman di dunia ini. Siapa aja bisa ngeretas atau ngacauin sistem kita. Data yang udah kita kumpulin, terutama data desain, data pribadi, atau data ilmiah yang udah kita buat selama bertahun-tahun, bisa gampang banget diretas", tegas Somanath, menyampaikan pesan penting tentang perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman siber. "Kita harus bersiap menghadapi ancaman siber yang semakin canggih dan kompleks. India harus membangun pertahanan siber yang kuat dan tangguh, dan meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber di semua lapisan masyarakat", tambahnya, menekankan urgensi untuk memperkuat keamanan siber di India.