- ChatGPT dan Copilot adalah dua sahabat AI yang populer.
- Keduanya memiliki harga dan fitur yang berbeda.
- Pilih ChatGPT untuk obrolan random, pilih Copilot untuk ngoding.
pibitek.biz -Zaman sekarang, AI (Artificial Intelligence) udah kayak sahabat dekat, terutama bagi para developer dan kreator. Dua sahabat AI yang lagi hits banget adalah ChatGPT dan Copilot. Keduanya digerakin sama GPT-4, tapi mana sih yang lebih cocok buat kamu? Yuk, kita kupas tuntas apa aja bedanya ChatGPT dan Copilot, mulai dari harga, kemampuan, sampai kelebihan masing-masing. Biar kamu bisa milih mana yang lebih pas buat kebutuhanmu. ChatGPT dan Copilot sebenernya bisa dicoba gratis. Tapi versi gratisnya agak terbatas, gak bisa akses semua fitur keren.
2 – Fitur Canvas ChatGPT Tampilkan Perubahan Teks 2 – Fitur Canvas ChatGPT Tampilkan Perubahan Teks
3 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI 3 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI
Misalnya, di ChatGPT versi gratis, kamu gak bisa main-main sama Dall-E buat bikin gambar. Copilot juga punya batasan, kayak jumlah obrolan per hari (cuma 300), jumlah putaran per obrolan (cuma 30), dan jumlah file yang bisa diunggah per hari. Kalo kamu mau nikmatin semua fitur canggih, kamu bisa upgrade ke versi berbayar. Baik ChatGPT Plus maupun Copilot Pro, keduanya dibanderol $20/bulan (bulan pertama gratis). Dengan berlangganan, kamu bisa akses GPT-4o yang lebih powerfull, plus fitur-fitur baru yang kece.
Buat perusahaan kecil, kamu bisa pilih paket Team Subscription. ChatGPT Plus Team dibanderol $25-30/bulan per pengguna, tergantung kamu mau bayar bulanan atau tahunan. Copilot Team lebih mahal, $30/bulan per pengguna. Buat perusahaan besar, ChatGPT dan Copilot juga punya paket Enterprise, tapi kamu harus hubungi mereka langsung buat tanya harganya. Keuntungan paling mencolok dari Copilot versi gratis adalah bisa langsung bikin gambar. ChatGPT versi gratis gak bisa, kamu harus upgrade ke Plus dulu.
Di level Pro, Copilot lebih unggul karena bisa diintegrasikan ke dalam software Microsoft 365. Ini berarti Copilot bisa langsung berkolaborasi dengan Word, Excel, PowerPoint, Outlook, dan OneNote. Jadi, pekerjaanmu bisa lebih lancar, analisa dokumen dan email jadi lebih gampang, semuanya real-time. Ini mirip banget sama Gemini Advanced plan yang bisa diintegrasikan ke Google Workspace. ChatGPT Plus belum punya fitur ini. Walaupun ChatGPT gak bisa ngeblend sama produk Microsoft, dia punya keunggulan lain: lebih versatile.
Copilot Pro lebih fokus ke tugas profesional dan perusahaan, sementara ChatGPT lebih jago jadi asisten serba bisa. ChatGPT bisa ngobrol tentang berbagai topik, termasuk yang gak berhubungan sama coding. ChatGPT juga jago ngomong banyak bahasa, 80 bahasa, sedangkan Copilot cuma 28 bahasa. ChatGPT punya GPT Marketplace, di mana kamu bisa nemuin aplikasi GPT yang dibuat khusus buat berbagai keperluan. Aplikasi GPT ini kayak app di smartphone, punya fungsi tersendiri, misalnya Planty buat ngasih tips berkebun, Scholar GPT buat akses jutaan artikel ilmiah dari Google Scholar, ArchivX, dan lainnya.
Microsoft juga sempat ngeluarin fitur buat bikin aplikasi GPT sendiri buat pengguna Copilot Pro, mirip kayak ChatGPT Plus. Tapi sayang, fitur ini dihapus pada bulan Juli 2024, cuma bertahan empat bulan. Dari segi kecepatan, ChatGPT dan Copilot sama aja. Soalnya, keduanya pake GPT-4, model AI yang sama. Misalnya, kalo kamu nanya, "Ada 25 kelereng biru, 6 kelereng kuning, dan 11 kelereng merah di dalam kotak, berapa probabilitasnya kalau kamu ngambil kelereng merah secara acak?", keduanya bisa ngitung dengan tepat, 11/42.
Tapi, Copilot ngasih jawaban yang lebih mudah dipahami, diubah ke bentuk persentase. Ini karena Microsoft udah nge-fine-tune dan nge-tweak Copilot biar lebih pas sama kebutuhan mereka. Jawaban ChatGPT dan Copilot bisa berbeda banget. Misalnya, kalo kamu nanya tentang filosofi, "Apakah kenyataan adalah ilusi?", Copilot ngasih jawaban berupa daftar contoh perilaku otak yang membantu kita ngisi pemahaman kita tentang kenyataan. ChatGPT malah ngejelasin sudut pandang dari berbagai aliran pemikiran, mulai dari spiritual, filosofi, sains, sampai psikologi.
Kalo kamu minta keduanya buat bikin kode Python buat ngitung jumlah kata di dokumen, keduanya punya pendekatan yang beda. ChatGPT bikin script yang nge-handle error, sementara Copilot ngebersihin teks dulu dari tanda baca dan angka. Tapi, pada akhirnya, keduanya pake perintah yang sama: "len(words)", yang fungsinya ngukur panjang string di Python. Jadi, mana yang lebih oke, ChatGPT atau Copilot? Jawabannya: tergantung apa yang kamu butuhin dari AI. Kalo kamu butuh AI buat ngobrol tentang hal random, ngasih saran buat topik tertentu, ngeringkas dokumen, dan ngeanalisa gambar, coba ChatGPT dulu. Kalo kamu butuh AI buat bantu ngoding atau nyatu banget sama Microsoft 365, cobain Copilot. Setelah itu, kamu bisa coba keduanya, soalnya keduanya bisa dicoba gratis, gak ada ruginya kok!