- Google digugat Gemini Data karena menggunakan nama Gemini untuk layanan AI tanpa izin.
- Google tidak melakukan penelitian tentang hak cipta nama Gemini sebelum menggunakannya.
- Gemini Data berharap kasus ini menimbulkan kesadaran tentang pentingnya hak cipta dalam industri teknologi.
pibitek.biz -Gemini Data, perusahaan yang menyediakan platform AI untuk perusahaan, baru-baru ini mengajukan gugatan terhadap Google karena menggunakan nama Gemini untuk layanan AI mereka. Google sebelumnya telah mengganti nama layanan AI mereka dari Bard menjadi Gemini pada Februari lalu, setelah memperkenalkan model AI Gemini pada Desember 2023. Namun,Google dilaporkan tidak melakukan penelitian tentang nama Gemini yang saat itu sudah digunakan oleh perusahaan lain. Google dianggap tidak peduli dengan hak cipta nama Gemini yang sudah dimiliki oleh Gemini Data.
2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir 2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir
3 – Pemerintah AS Perkuat Keamanan Digital dengan RPKI dan Bahasa Aman 3 – Pemerintah AS Perkuat Keamanan Digital dengan RPKI dan Bahasa Aman
Sebagai perusahaan besar, Google pasti melakukan penelitian tentang hak cipta sebelum menggunakan nama Gemini, tetapi mereka tetap menggunakan nama tersebut tanpa izin dari pemilik hak cipta. "Sebagai perusahaan canggih, Google pasti melakukan penelitian tentang hak cipta sebelum mengumumkan perubahan nama produk AI mereka, dan mereka pasti tahu tentang hak cipta Gemini Data atas nama Gemini", kata pengacara Gemini Data. Kantor Paten dan Hak Cipta Amerika Serikat (USPTO) memungkinkan perusahaan untuk menggunakan nama yang sama jika tidak ada kemungkinan kesalahpahaman antara konsumen.
Namun, penggunaan nama yang sama dalam industri yang sama biasanya tidak diizinkan. Oleh karena itu, Google sebelumnya telah gagal mengajukan hak cipta atas nama Gemini pada September 2023 karena USPTO menyatakan bahwa nama itu terlalu mirip dengan merek lain yang sudah terdaftar, seperti Gemini Institutional, Gemini Clearing, Gemini Data, dan lain-lain. Google telah mengajukan permohonan perpanjangan waktu tiga bulan sebelum keputusan USPTO menjadi final. Namun, mereka tidak menanggapi permintaan komentar tentang masalah ini.
Setelah USPTO menolak permohonan hak cipta Google, mereka dilaporkan telah mencoba membeli hak cipta atas nama Gemini secara diam-diam. Gemini Data telah mengontak perusahaan "anonim" yang menawarkan untuk membeli hak cipta atas nama Gemini. Namun, setelah beberapa pertukaran komunikasi, Gemini Data curiga bahwa perusahaan "anonim" tersebut sebenarnya adalah Google, sehingga mereka memutuskan untuk menghentikan komunikasi. Gemini Data juga menyebutkan bahwa chatbot AI Google, Gemini, tampaknya tahu tentang konflik hak cipta atas nama Gemini.
Ketika ditanya tentang hal ini, chatbot tersebut menjawab, "Ya, itu adalah situasi yang sedang berkembang". Perusahaan tidak hanya Google yang memiliki masalah dengan hak cipta. Meta baru-baru ini membayar ganti rugi kepada Metacapital Management setelah mengganti nama perusahaan menjadi Meta yang tidak jelas digunakan oleh perusahaan lain. Sebelumnya, Google juga telah menggunakan nama yang sudah digunakan oleh perusahaan lain. Pada tahun 2009, Google memperkenalkan bahasa pemrograman "Go" yang telah digunakan oleh bahasa pemrograman lain.
Google tidak sendirian dalam menggunakan nama yang sudah digunakan. Gemini Data menyatakan bahwa mereka memiliki hak cipta atas nama Gemini sejak tahun 2018 dan telah menggunakan nama tersebut secara luas dalam industri teknologi. Mereka juga menyatakan bahwa Google telah melakukan pelanggaran hak cipta atas nama Gemini dan meminta ganti rugi. Google belum mengomentari kasus ini. Namun, perusahaan tersebut dipercaya telah melakukan penelitian tentang hak cipta atas nama Gemini sebelum menggunakan nama tersebut.
Gemini Data berharap bahwa kasus ini akan menimbulkan kesadaran tentang pentingnya hak cipta dalam industri teknologi. Perusahaan juga berharap bahwa kasus ini akan memberikan keadilan bagi hak cipta pemilik hak cipta atas nama Gemini. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus-kasus pelanggaran hak cipta telah meningkat dalam industri teknologi. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan nama yang sama dalam industri yang sama. Kasus Gemini Data vs Google ini menunjukkan pentingnya hak cipta dalam industri teknologi.
Perusahaan harus melakukan penelitian tentang hak cipta sebelum menggunakan nama yang sudah digunakan oleh perusahaan lain. Jika tidak, maka perusahaan tersebut dapat menghadapi tuntutan hukum dan ganti rugi.