- Nevada uji coba program AI untuk atur klaim pengangguran.
- Program AI di Nevada bantu manusia ngecek dokumen klaim pengangguran.
- Manusia WASPADA, program AI belum tentu sempurna mengurus klaim pengangguran.
pibitek.biz -Nevada jadi negara pertama yang coba-coba pakai AI untuk ngurus klaim pengangguran. Keren sih, tapi agak ngeri juga. Negara bagian ini nge-partner sama Google buat program baru yang katanya bisa ngebantu cepetin proses pengajuan klaim dan ngatasi antrian klaim yang super panjang. Program ini memanfaatkan teknologi Google, yang ngecek transkrip sidang banding klaim pengangguran. Data ini dianalisa sama AI dan hasilnya keluarlah rekomendasi klaim dan manfaat yang diberikan ke "wasit manusia". Gimana, ngerti nggak? Jadi, AI kayak asisten yang bantu ngecek dokumen dan ngasih rekomendasi ke manusia.
2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun 2 – Startup AI Perplexity Bidik Pendanaan 7 Triliun
3 – Kebocoran Data Asuransi Globe Life dan Upaya Pemerasan 3 – Kebocoran Data Asuransi Globe Life dan Upaya Pemerasan
Kayak ngasih contekan di ujian, tapi bukan, ya. Program ini udah di-approved sama dewan Nevada di bulan Juli, meski ada banyak yang protes soal legalitas dan etika ngegabungin AI ke sistem birokrasi. Christopher Sewell, kepala bagian pengangguran di Nevada, ngaku sih, manusia tetep berperan penting dalam pengambilan keputusan. "Nggak ada keputusan dari AI yang keluar tanpa dicek sama manusia", kata Sewell. Tapi, beberapa pengacara dan ahli hukum di Nevada nge-bantah. Mereka bilang, waktu yang dihemat sama AI bisa ilang karena perlu waktu lagi buat ngecek ulang keputusan AI sama manusia.
Selain itu, banyak yang khawatir soal keamanan data pribadi. Informasi sensitif kayak nomor pajak dan data kependudukan bisa aja bocor lewat sistem AI Google. Kelompok lain juga ngeragukan AI yang dipake di Nevada, yaitu RAG, karena dikenal suka ngasih jawaban yang kurang lengkap dan kadang ngawur. Program AI ini bukan cuma ada di Nevada. Di Amerika Serikat, AI diam-diam udah mulai dipake di berbagai lembaga sosial. Kayak contohnya di Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) yang ngelarang penggunaan AI untuk ngambil keputusan soal perawatan dan asuransi pasien.
Larangan ini keluar setelah ada pasien yang ngelaporin perusahaan asuransi mereka karena ngelakuin "fraud" dan pake model AI yang ngelewatin rekomendasi dokter. Axon, perusahaan yang ngerancang senjata dan teknologi polisi, juga ngeluarin program bernama Draft One, AI yang bisa bantu polisi nulis laporan lebih cepet dan akurat. Program ini masih dalam tahap uji coba, tapi udah bikin orang gelisah, karena AI takutnya nggak bisa ngerti nuansa situasi polisi saat bertugas, dan bisa aja menambah kurangnya transparansi di dunia kepolisian.
Program AI yang dirancang buat ngurusin klaim pengangguran di Nevada jadi bukti kalau teknologi AI makin merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Tapi, di balik keunggulannya, kita harus hati-hati dan waspada. AI belum tentu sempurna dan masih bisa ngerusak data dan keamanan. Kita butuh regulasi dan pengawasan yang ketat biar penggunaan AI nggak merugikan orang banyak. Jangan sampe AI yang diklaim bisa bantu manusia justru malah ngerusak kehidupan kita.