AI Generatif: Kaca Pecah di Dunia Tech?



AI Generatif: Kaca Pecah di Dunia Tech? - credit for: techrepublic - pibitek.biz - Machine Learning

credit for: techrepublic


336-280
TL;DR
  • AI Generatif menawarkan kesempatan baru bagi perusahaan.
  • Perusahaan perlu memahami perbedaan antara model AI dan AI Generatif.
  • AI Engineering jadi kunci untuk membuat teknologi AI Generatif berguna.

pibitek.biz -Sejak kemunculan ChatGPT di tahun 2022, dunia teknologi digemparkan oleh munculnya AI Generatif. Semua orang terkesima dengan kemampuannya, mulai dari penulis konten hingga seniman digital. AI Generatif seolah-olah menawarkan masa depan yang penuh dengan kreativitas dan efisiensi. Namun, di balik hiruk pikuk kehebohan ini, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, terutama bagi perusahaan yang ingin mengimplementasikan teknologi ini. Erick Brethenoux, seorang ahli AI dari Gartner, bahkan bisa menjelaskan kerjanya kepada ibunya yang telah lanjut usia.

Ibunya pun langsung terkesima dengan AI Generatif dan mulai menggunakannya untuk kegiatan kreatifnya. Hal ini menunjukkan bahwa AI Generatif telah menjangkau berbagai kalangan dan membuka kesempatan baru bagi mereka yang ingin mengeksplorasi kemampuannya. Sayangnya, di tengah euforia ini, banyak perusahaan yang seperti anak kecil yang baru belajar naik sepeda. Mereka belum memahami betul bagaimana AI Generatif bekerja dan mudah tersandung saat ingin memanfaatkan teknologi ini. AI Generatif seperti senjata ampuh yang bisa menguntungkan, tapi juga bisa membahayakan jika tidak digunakan dengan benar.

Perusahaan yang tidak memahami AI Generatif secara menyeluruh akan menghadapi risiko yang besar. Perlu dipahami, AI Generatif bukanlah segalanya. AI Generatif hanyalah salah satu cabang dari AI. AI sendiri memiliki banyak teknik dan metode lain yang sudah lama eksis dan terbukti efektif, contohnya decision intelligence, data science, dan masih banyak lagi. AI seperti sebuah pohon besar dengan cabang-cabang yang beragam, setiap cabang memiliki fungsi dan manfaatnya masing-masing. AI Generatif hanya salah satu cabang dari pohon AI yang sedang naik daun, meskipun demikian, penting untuk menyadari bahwa AI memiliki banyak cabang lain yang sama pentingnya.

Tapi, di luar sana, banyak orang yang melihat AI Generatif seperti dewa penyelamat. Padahal, AI Generatif masih dalam tahap awal dan belum tentu bisa memenuhi semua kebutuhan. AI Generatif seperti anak kecil yang baru belajar berjalan, ia memiliki potensi yang besar, tetapi masih perlu diajari dan dibimbing agar bisa berkembang. Salah satu penyebab kehebohan ini adalah istilah "AI/ML" yang sering digunakan. Banyak orang menganggap AI dan Machine Learning (ML) adalah hal yang sama. Padahal, AI jauh lebih luas.

AI meliputi banyak teknik dan sistem lain, seperti sistem berbasis aturan, teknik optimasi, teknologi grafis, mekanisme pencarian, teknologi ambient, dan masih banyak lagi. AI seperti lautan yang luas, sementara ML adalah salah satu pulau yang ada di dalamnya. Masih banyak pulau-pulau lain yang memiliki karakteristik dan fungsinya masing-masing, dan semuanya memiliki peran penting dalam AI. Sebenarnya, AI Generatif baru nempel di 5% penggunaan AI di dunia nyata. Sementara itu, teknik-teknik AI yang lain sudah lama dipakai dan berguna banget di berbagai bidang, seperti penerbangan, kesehatan, dan keuangan.

Contohnya, optimasi teknik di bidang penerbangan digunakan untuk mengatur jadwal penerbangan, mengelola rute, dan mengatur jumlah kru. Sistem-sistem AI ini bekerja di balik layar, memastikan efisiensi dan keamanan dalam penerbangan. Bayangkan jika AI tidak digunakan, penerbangan mungkin akan kacau balau dan tidak efisien. Gartner sendiri sudah ngasih tahu kalau AI Generatif akan menjadi tren teknologi strategis di tahun 2025. Tapi, banyak perusahaan yang salah paham tentang AI Generatif. AI Generatif berbeda banget dengan model AI.

AI Generatif adalah agen yang mampu berpikir, belajar, dan bertindak, sementara model AI adalah alat yang digunakan oleh AI Generatif. Contohnya, AI Generatif dapat digunakan untuk mengatur jadwal rapat, melakukan analisis data, atau bahkan membuat keputusan bisnis. Model AI seperti senjata yang digunakan oleh AI Generatif untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Banyak vendor yang sengaja ngebingungkan konsumen dengan ngasih tahu bahwa AI Generatif dan model AI adalah hal yang sama. Padahal, kedua hal itu sangat berbeda.

Perbedaan ini penting banget karena bisa ngakibatkan kesalahan besar bagi perusahaan. Salah satu kesalahan umum adalah perusahaan mencoba menerapkan model AI yang statis tanpa mempersiapkan infrastruktur yang tepat untuk membuatnya dinamis. Model AI yang statis seperti patung yang tidak bisa bergerak, sementara model AI yang dinamis seperti manusia yang bisa beradaptasi dan bereaksi terhadap perubahan. Akibatnya, perusahaan bisa ngalamin keterlambatan dan biaya yang besar. Salah satu contoh kasusnya, seorang pria di acara Gartner Symposium cerita kalau perusahaannya mau pake AI Generatif untuk suatu keperluan.

Erick Brethenoux langsung bilang, "Kamu bisa pakai teknik grafis. Lebih mudah, murah, dan lebih cepat". AI Generatif memang lagi ngetren banget, tapi jangan lupa kalau AI engineering juga penting. AI engineering fokus ngurusin gimana ngebuat AI bisa jalan dengan lancar dan efektif di dunia nyata. AI engineering seperti seorang arsitek yang membangun pondasi dan infrastruktur bagi AI agar bisa bekerja dengan baik. Tahun 2024, banyak perusahaan yang mulai ngerasa kalau mereka butuh bantuan AI engineering buat ngebuat AI Generatif bisa dipake.

Mereka mulai nanya-nanya tentang cara ngebuat AI Generatif berjalan, berapa biayanya, dan gimana cara ngebuat AI Generatif lebih berguna. AI engineering emang jadi prioritas utama di tahun 2024. AI Generatif emang keren, tapi AI engineering adalah kunci buat ngebuatnya berguna. AI Generatif seperti mobil sport yang cepat dan canggih, tapi AI engineering adalah jalan tol yang menghubungkan mobil sport tersebut dengan tujuannya.