Chatbot AI Bantu Atasi Teori Konspirasi: 20% Pengguna Ubah Pikiran



Chatbot AI Bantu Atasi Teori Konspirasi: 20% Pengguna Ubah Pikiran - credit to: mashable - pibitek.biz - Sosmed

credit to: mashable


336-280
TL;DR
  • Penelitian menunjukkan bahwa chatbot AI dapat membuat orang yang percaya teori konspirasi merubah pikirannya.
  • Chatbot AI dapat memberikan informasi akurat dan logis untuk membantah teori konspirasi.
  • Peneliti berharap chatbot AI dapat dihubungkan ke akun media sosial untuk melawan teori konspirasi.

pibitek.biz -Debat presiden beberapa waktu lalu? Wah, penuh banget dengan berita bohong dan teori konspirasi. Yang paling heboh, salah satu kandidat presiden ngomong kalau imigran Haiti di Ohio makan hewan peliharaan. Seriusan, ngeri! Yang lebih ngeri lagi, ternyata kabar bohong ini bertebaran di internet. Para ahli udah lama khawatir tentang seberapa cepat teori konspirasi menyebar. Ada penelitian yang bilang bahwa orang-orang susah diajak ngomong logika kalau udah percaya teori konspirasi. Tapi ada kabar gembira! Penelitian terbaru di jurnal Science menunjukkan kalau banyak orang bisa "terbebas" dari teori konspirasi, lho! Para peneliti pengen tahu apakah chatbot AI bisa bikin orang yang percaya teori konspirasi merubah pikirannya.

Mereka nge-test chatbot AI dari OpenAI, GPT-4 Turbo, untuk ngobrol sama 2.190 orang yang percaya teori konspirasi. Teori konspirasi yang jadi bahan obrolan, kayak misalnya teori serangan 9/11 direkayasa oleh pemerintah Amerika, atau virus COVID-19 adalah senjata biologis yang sengaja disebar oleh "elite global". GPT-4 Turbo udah dilatih dengan data besar dari internet dan sumber-sumber resmi, jadi chatbot ini jago banget ngobrol dan ngasih informasi. Hasilnya? Keren! Setelah ngobrol sama GPT-4 Turbo, sekitar 20% peserta penelitian mulai meragukan teori konspirasi yang mereka percaya.

Bahkan, 25% peserta benar-benar berhenti percaya teori konspirasi yang mereka bahas. Yang lebih menarik, perubahan pikiran mereka masih bertahan sampai dua bulan setelah ngobrol sama chatbot! Salah satu peneliti, David Rand, seneng banget sama temuannya. Katanya, ternyata fakta masih punya peran penting dalam merubah pikiran orang. "Fakta nggak mati", kata Rand. "Fakta dan bukti masih punya pengaruh besar bagi banyak orang". Rand dan timnya pengen tahu apakah chatbot lebih efektif dalam merubah pikiran orang dibandingkan ngobrol sama orang yang dikenal, kayak sahabat atau saudara.

Tapi mereka belum neliti itu. Yang jelas, menurut mereka, chatbot AI lebih cepat dalam mengumpulkan fakta dan bukti. Jadi, kalau ada yang ngomong teori konspirasi, chatbot bisa langsung ngasih penjelasan yang logis dan akurat. Misalnya, ada peserta yang percaya serangan 9/11 direkayasa. Chatbot AI langsung ngasih penjelasan ilmiah tentang bagaimana Twin Towers runtuh tanpa menggunakan bahan peledak. Biasanya, kalau ngebantah teori konspirasi, kita bakal ketemu sama orang yang ngelontarin fakta-fakta "aneh" dan "ngawur".

Tapi chatbot AI nggak gitu. Chatbot ini bisa langsung kasih fakta akurat dan bukti yang kuat. Chatbot AI juga nggak terpengaruh sama hubungan personal. Misalnya, kalau kamu lagi ngobrol sama saudara kamu, bisa aja kamu bakal emosi karena udah sering berantem sama dia. Tapi chatbot AI bersikap profesional dan ramah. Chatbot ini juga punya kemampuan untuk membangun "kedekatan" dengan pengguna dengan cara menghargai rasa penasaran dan kebingungan mereka. Para peneliti juga ngetes seberapa besar kepercayaan peserta terhadap AI.

Hasilnya, semakin percaya peserta terhadap AI, semakin besar kemungkinan mereka meragukan teori konspirasi. Tapi, meskipun ada yang skeptis sama AI, mereka tetep bisa merubah pikirannya. Yang penting, para peneliti ngecek semua fakta yang dikasih chatbot AI. Mereka nge-hire seorang ahli pemeriksa fakta untuk ngecek semua informasi yang diberikan chatbot. Hasilnya? Hampir semua informasi benar dan nggak ada yang salah. Kamu bisa coba sendiri chatbot AI yang dibuat para peneliti ini. Chatbot ini bisa ngebantah berbagai teori konspirasi.

Rand dan timnya punya ide kalau chatbot AI bisa dihubungkan ke akun media sosial untuk melawan teori konspirasi yang beredar di platform tersebut. Mereka juga pengen ngembangin chatbot AI yang muncul di halaman pencarian internet, kalau ada orang yang ngetik keyword yang berhubungan dengan rumor atau berita bohong. Menurut Rand, penelitiannya membuktikan kalau AI bisa bermanfaat untuk kebaikan. Tapi Rand juga sadar bahwa teknologi ini bisa disalahgunakan. Misalnya, ada orang yang ngelatih chatbot AI dengan data dari media sosial yang penuh dengan informasi palsu. "Kita belum tahu gimana teknologi ini akan berkembang", kata Rand. "Kalau orang-orang pakai AI yang dibuat sama perusahaan yang serius dalam ngebuat AI yang akurat, teknologi ini bisa jadi alat yang bermanfaat dan dipercaya oleh banyak orang".