Pertempuran Sengit: Mobil Listrik, Pekerjaan dan China Memanas



Pertempuran Sengit: Mobil Listrik, Pekerjaan dan China Memanas - credit: insideevs - pibitek.biz - Elon Musk

credit: insideevs


336-280
TL;DR
  • Persaingan mobil listrik Amerika Serikat dan China semakin sengit.
  • Pabrikan mobil Amerika Serikat khawatirkan ancaman China dan perlu meningkatkan inovasi.
  • Amerika Serikat perlu memperkuat kerja sama dengan pabrikan mobil China untuk tetap kompetitif.

pibitek.biz -Debat pertama di tahun 2024 untuk pemilihan presiden Amerika Serikat telah menghadirkan suasana panas dan penuh ketegangan. Walaupun Joe Biden dianggap tampil kurang maksimal, Donald Trump disebut-sebut mengalami kekalahan telak di hadapan Kamala Harris. Pertemuan kedua tokoh penting tersebut disaksikan jutaan pasang mata di seluruh dunia, di mana masing-masing calon presiden memaparkan visi mereka tentang masa depan perekonomian Amerika. Industri otomotif, terutama mobil listrik, menjadi salah satu topik yang ramai dibicarakan.

Persaingan sengit di industri otomotif Amerika Serikat dan global, khususnya dalam hal mobil listrik, menjadi sorotan dalam debat tersebut. Trump dan Harris menampilkan perspektif yang berbeda dalam menghadapi tantangan dan peluang yang hadir di industri otomotif Amerika Serikat di tengah peralihan menuju masa depan yang ramah lingkungan. Trump, yang dikenal karena gaya bicaranya yang keras dan provokatif, kembali mengangkat isu China sebagai ancaman bagi industri otomotif Amerika Serikat. Ia menuduh kebijakan Harris-Biden akan memperburuk situasi, yang akan menyebabkan industri otomotif Amerika Serikat "dihabisi" oleh China.

Ia bahkan mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Amerika Serikat akan merugikan sekitar 24.000 pekerja di industri otomotif. Trump, yang memiliki hubungan dekat dengan Elon Musk, sempat menentang kebijakan subsidi untuk mobil listrik. Namun, kini ia cenderung lebih terbuka terhadap subsidi tersebut. Ironisnya, Trump juga pernah mengutarakan bahwa pabrikan mobil China akan berinvestasi di Amerika Serikat. Sementara itu, Harris lebih memilih untuk fokus pada isu lain dan menghindari pembahasan tentang mobil listrik.

Hal ini mungkin didasari oleh strategi politik untuk menghindari perdebatan yang lebih luas dan tidak menguntungkan bagi dirinya. Harris dan Trump memiliki pandangan berbeda tentang peran pemerintah dalam industri otomotif. Trump cenderung lebih pro-bisnis dan mendorong peran swasta, sementara Harris lebih menekankan peran pemerintah dalam mendorong transisi ke mobil listrik dan melindungi pekerja Amerika Serikat. Perubahan di industri otomotif Amerika Serikat tidak lepas dari pengaruh kebijakan pemerintah.

Trump telah melonggarkan aturan emisi kendaraan, sementara Biden berusaha untuk memperkuat regulasi lingkungan. Biden juga telah menggelontorkan dana untuk mendorong pengembangan infrastruktur mobil listrik. Salah satu program yang diusung Biden adalah Bipartisan Infrastructure Law dan Inflation Reduction Act. Kedua program tersebut telah menarik investasi besar-besaran di industri otomotif Amerika Serikat, termasuk pembangunan pabrik mobil listrik di beberapa negara bagian. Meskipun kebijakan pemerintah dapat menjadi penggerak utama bagi industri otomotif Amerika Serikat, ancaman dari pabrikan mobil China tetap menjadi tantangan nyata.

China telah mendominasi sektor baterai mobil listrik dan saat ini tengah mengincar teknologi otonom sebagai langkah selanjutnya. Pabrikan mobil China seperti BYD dan lainnya telah menunjukkan kemampuan mereka untuk bersaing dengan pabrikan mobil Amerika Serikat dan Eropa dalam hal harga dan teknologi. China memiliki keunggulan dalam hal rantai pasokan baterai mobil listrik dan juga memiliki sumber daya yang melimpah. Pabrikan mobil Amerika Serikat dan Eropa harus bersiap menghadapi persaingan yang semakin sengit dari pabrikan mobil China.

Mereka harus meningkatkan investasi dalam teknologi, rantai pasokan, dan sumber daya manusia. Volkswagen, salah satu pabrikan mobil terbesar di dunia, telah menjadi korban dari persaingan dengan China. Mereka terpaksa melakukan PHK karena kesulitan menghadapi tekanan harga dan teknologi yang disajikan oleh pabrikan mobil China. Tantangan di industri otomotif Amerika Serikat tidak hanya datang dari China, tetapi juga dari negara-negara lain seperti Jerman, Korea Selatan, dan Jepang. Mereka semua memiliki pabrikan mobil yang kuat dan telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi mobil listrik.

Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat, pabrikan mobil Amerika Serikat harus menemukan cara untuk tetap kompetitif. Mereka harus fokus pada inovasi, teknologi, dan pengembangan pasar baru. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah memperkuat kerja sama dengan pabrikan mobil China. Kerja sama tersebut dapat berupa transfer teknologi, investasi bersama, atau pengembangan pasar bersama. Meskipun kerja sama dengan pabrikan mobil China memiliki potensi keuntungan, hal tersebut juga memiliki risiko.

Pabrikan mobil Amerika Serikat harus hati-hati dalam menjaga kepemilikan teknologi dan melindungi kepentingan nasional mereka. Salah satu contoh kerja sama yang dapat dipelajari adalah model yang diterapkan oleh Tesla di China. Tesla telah membangun pabrik mobil di China dan telah menjalin kerja sama dengan pabrikan mobil lokal. Namun, Tesla tetap mengendalikan teknologi utama mereka dan menjaga kepemilikan mereka di China. Perdebatan antara Harris dan Trump tentang industri otomotif dan mobil listrik menunjukkan bahwa isu ini akan menjadi topik utama dalam pemilihan presiden tahun 2024.

Pabrikan mobil Amerika Serikat harus bersiap menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan peluang. Masa depan industri otomotif Amerika Serikat tergantung pada kemampuan mereka untuk berinovasi, beradaptasi, dan bersaing secara global. Tantangan dari China dan negara-negara lain tidak boleh dianggap remeh.