- Apple Intelligence meluncur di Eropa dan China terhambat oleh aturan hukum dan regulasi.
- Pengguna Eropa dan China harus menunggu karena aturan privasi data yang ketat.
- Apple berusaha keras agar Intelligence tersedia untuk pengguna di Eropa dan China.
pibitek.biz -Apple lagi-lagi kasih kejutan, mereka siap luncurin fitur canggih bernama Apple Intelligence lewat update iOS 18.1. Tapi, kayaknya ada sedikit kendala. Fitur ini bakal meluncur dalam versi beta mulai bulan depan, tapi pengguna di Eropa dan China harus sabar dulu. Ada masalah hukum dan regulasi yang bikin Apple Intelligence belum bisa akses di wilayah ini. Sebenarnya, nggak semua iPhone bisa nikmatin Apple Intelligence. Ada beberapa syarat, misalnya RAM, performa NPU, dan yang pasti, iPhone harus update ke iOS 18.1.
2 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 2 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
3 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI 3 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI
Buat yang ingin cobain, harus punya penyimpanan kosong minimal 4GB dan bahasa perangkat sama bahasa Siri harus mendukung fitur ini. Di awal perilisan, Apple Intelligence cuma mendukung bahasa Inggris Amerika, baru nanti di Desember baru nambah bahasa Inggris lainnya. Dan tahun depan, baru deh nambah lagi bahasa Mandarin, Prancis, Jepang, dan Spanyol. Yang bikin nyesek, pengguna di Eropa dan China harus gigit jari dulu. Kenapa? Karena aturan dan regulasi di wilayah ini ngebatasin. Di Eropa, Apple Intelligence nggak bakal bisa diakses kalo Apple ID-nya terhubung ke negara di Eropa.
Meskipun perangkat dan Siri sudah diatur ke bahasa yang didukung, tetep aja nggak bisa diakses. Makanya, para pengguna di Eropa cuma bisa menikmati Apple Intelligence saat lagi di luar wilayah Eropa. Nah, buat pengguna di China, aturannya lebih ketat lagi. Apple Intelligence nggak bisa diakses di iPhone yang dibeli di daratan China. Kalo Apple ID-nya terhubung ke China, juga sama aja kayak di Eropa, nggak bisa diakses. Kalo lagi berada di daratan China, fitur ini juga bakalan diblokir. Beberapa beta tester di Eropa menemukan cara buat mengakali aturan ini.
Mereka mengubah region Apple ID ke negara yang sudah didukung, misalnya ke Amerika Serikat. Tapi, ada risiko besar yang harus dihadapi kalo pake cara ini. Pertama, semua data akan dialihkan ke server Amerika Serikat. Kedua, privasi data akan lebih rawan. Ketiga, akses ke konten dan layanan tertentu di Eropa bisa terganggu. Keempat, riwayat pembelian dan pembayaran akan terhubung ke akun Amerika Serikat. Kelima, bisa jadi sulit untuk mengembalikan region Apple ID ke Eropa. Sebagian besar pengguna merasa cara ini terlalu ribet dan berisiko.
Kabarnya, aturan dan privasi data jadi penyebab keterlambatan peluncuran Apple Intelligence di Eropa dan China. Di Eropa, Digital Markets Act (DMA) mengharuskan perusahaan seperti Apple, yang dikategorikan sebagai "gatekeeper", untuk mengikuti aturan ketat tentang persaingan fair dan transparansi, khususnya tentang privasi data pengguna. Apple lagi ngobrol sama regulator di Eropa buat memastikan Apple Intelligence sesuai sama aturan sebelum dirilis di sana. Di China, aturan privasi datanya lebih ketat lagi.
Apple dikenal dengan komitmennya untuk melindungi privasi pengguna dan menjaga data tetap aman. Hal ini berbenturan dengan aturan ketat di China. Saat akhirnya tersedia, Apple Intelligence bakal menawarkan fitur-fitur bertenaga AI yang berguna, seperti: Meskipun harus nunggu, Apple lagi berusaha keras buat menyelesaikan masalah hukum dan regulasi dengan para regulator. Belum jelas kapan Apple Intelligence bakal meluncur di Eropa. Namun, begitu semua masalah selesai, fitur canggih ini bakal siap diakses di Eropa dan China.
Fitur-fitur AI yang ada di Apple Intelligence bakal bikin pengguna lebih gampang dan efisien dalam menggunakan iPhone. Semoga Apple Intelligence bisa meluncur di Eropa dan China segera.