China Butuh Re-Globalisasi untuk Mengatasi Tantangan Saat Ini



China Butuh Re-Globalisasi untuk Mengatasi Tantangan Saat Ini - credit to: yicaiglobal - pibitek.biz - Risiko

credit to: yicaiglobal


336-280
TL;DR
  • China butuh re-globalisasi untuk mengatasi tantangan saat ini dan meningkatkan kerja sama internasional.
  • Amerika Serikat menghambat globalisasi dengan mengenakan tarif tambahan pada impor China, karena kontradiksi dalam DNA globalisasi lama.
  • China harus membangun kembali rantai pasokan dengan meningkatkan penelitian dan pengembangan chip dan mendirikan pabrik di negara-negara berbiaya rendah.

pibitek.biz -China membutuhkan re-globalisasi untuk mengatasi tantangan saat ini. Re-globalisasi berarti meningkatkan kerja sama internasional, mengurangi hambatan perdagangan, dan diversifikasi perdagangan. Dengan demikian, China dan negara lain dapat membangun kembali rantai pasokan untuk memanfaatkan kekuatan komparatif dan tetap kompetitif.

Re-globalisasi dapat membantu China dan dunia mengurangi risiko geopolitik dan memastikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, negara-negara Barat yang sebelumnya menjadi pendukung utama globalisasi kini menjadi kelompok yang paling banyak mempertanyakan globalisasi. Contohnya, Amerika Serikat telah mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan pada impor China senilai 18 miliar dolar AS, menjadi penghalang besar bagi globalisasi.

Mengapa Amerika Serikat melakukan hal ini? Ini bukan hanya soal baik atau buruk, atau benar atau salah, tapi kontradiksi yang tersembunyi dalam DNA globalisasi lama. Sejak revolusi industri, transportasi telah meningkatkan kemampuan alokasi faktor produksi secara global, sehingga produksi lokal dapat meningkatkan kualitas untuk memenuhi pasar global. Globalisasi telah meningkatkan produktivitas dan standar hidup manusia, berkat pembagian kerja dan keunggulan komparatif setiap negara.

China telah memanfaatkan globalisasi dan berkembang pesat. Namun, China saat ini menghadapi beberapa tantangan dalam globalisasi. Pertama, globalisasi meningkatkan situasi negara secara keseluruhan, tapi tidak membantu semua orang.

Bahkan, globalisasi dapat merugikan beberapa orang. Contohnya, dengan meningkatnya industri baja China, Amerika Serikat mengimpor banyak baja dari China, sehingga banyak pekerja baja AS kehilangan pekerjaan. Amerika Serikat seharusnya menggunakan kebijakan pajak dan lainnya untuk mengganti rugi pekerja tersebut, tapi tidak melakukannya.

Akibatnya, pekerja baja AS menargetkan baja China yang harganya murah dan kualitasnya tinggi. Opini publik telah menjadi dasar bagi Amerika Serikat untuk mengenakan tarif tambahan pada baja China. Kedua, ukuran ekonomi China yang besar dan konflik dengan dunia luar. Ketika China menjadi semakin kuat, hubungan luar negeri yang sebelumnya baik mulai memburuk. Contohnya, dua presiden AS yang mengenakan tarif tambahan pada produk China. Ketiga, rasa takut.

Negara-negara maju tidak melihat China sebagai ancaman ketika China masih lemah. Tapi setelah China menjadi kuat, mereka mulai takut dan membatasi perkembangan China dengan cara seperti menghambat ekspor chip dan mesin fotoetching. Perubahan ini telah sangat mempengaruhi rantai pasokan China, memaksa China untuk mempertimbangkan membangun kembali rantai pasokan, termasuk meningkatkan penelitian dan pengembangan chip dan mendirikan pabrik di negara-negara berbiaya rendah untuk tetap kompetitif.

Kita tidak boleh lupa bahwa globalisasi adalah tren sejarah, tidak peduli tantangan yang kita hadapi. Kita dapat berjalan lebih lambat, beristirahat, atau bahkan mundur dua langkah dan maju satu langkah. Tapi kita tidak boleh menyangkal signifikansi besar globalisasi dalam cara apa pun, apalagi mencoba mengembalikannya.