- Teknologi sekarang terasa hambar dan monoton.
- "Founder mode" membuat bos besar jadi toxic.
- Kita harus ubah teknologi jadi lebih baik.
pibitek.biz -Kenapa sih dunia teknologi sekarang terasa hambar, monoton, dan boring? Padahal dulu, teknologi selalu menebarkan aura magis, penuh harapan, dan penuh janji untuk mengubah dunia. Banyak yang merasa kalau teknologi sekarang udah jadi kayak nasi padang, rasanya memang enak, tapi udah terlalu mainstream dan biasa aja. Ini bukan karena orang-orangnya yang makin membosankan, tapi lebih karena cerita-cerita dan karakter-karakter di dunia teknologi udah jadi terlalu seragam dan monoton. Gimana ya, teknologi sekarang kayak cuma dipenuhi sama bos-bos besar, si "founder" yang sok tahu dan punya banyak omong kosong.
2 – Serangan Siber Hantam Globe Life, Data Ribuan Pelanggan Dicuri 2 – Serangan Siber Hantam Globe Life, Data Ribuan Pelanggan Dicuri
3 – Fitur Canvas ChatGPT Tampilkan Perubahan Teks 3 – Fitur Canvas ChatGPT Tampilkan Perubahan Teks
Mereka ini kayak super hero, tapi malah ngerusak dunia dan ngerugikan banyak orang. Salah satu yang bikin kita jenuh dengan teknologi adalah "founder mode", sifat yang melekat pada orang-orang yang ngaku sebagai founder alias pendiri perusahaan. Yang paling terkenal adalah Paul Graham, sosok yang diidolakan di Silicon Valley. Tapi, Paul Graham ini kayak om-om yang suka pamer, padahal pengalamannya dalam memimpin perusahaan besar cuma sebatas teori. Dia ngomongin manajemen dan kepemimpinan dengan gagah-gagahan, padahal kenyataannya dia belum pernah sekalipun ngalamin kerasnya dunia bisnis.
Graham ini kayak anak kecil yang main-main di dapur, sok-sokan masak, padahal gak pernah ngerasain asinnya garam dan pedasnya cabe. Graham selalu ngomong tentang founder mode, tapi lupa kalau perusahaan besar gak cuma milik si founder aja, banyak orang hebat lainnya yang berperan penting dalam kesuksesan perusahaan. Graham ngaku ngerti perusahaan besar, padahal dia kayak burung beo, cuma ngulang-ulang apa yang dia dengar dari orang lain. Graham ini kayak orang yang cuma ngelihat dunia dari kaca jendela, gak pernah keluar dan merasakan langsung realita.
Banyak perusahaan besar yang punya program retreat untuk kumpul-kumpul, biar para karyawannya bisa lebih kompak dan saling kenal. Tapi Graham, karena dia gak pernah merasakan langsung atmosfer di perusahaan besar, jadi dia gak tahu hal ini. Graham kayak ngelihat dunia dari balik kaca pembesar, cuma fokus ke hal-hal yang dia suka dan ngabaikan hal-hal penting lainnya. Graham suka ngebanggain "founder mode" ini, padahal itu cuma cara buat orang-orang yang sok hebat untuk nge-justify kelakuan toxic mereka.
Founder mode ini kayak baju baru yang dipajang di etalase toko, kelihatan bagus dan modis, tapi kualitasnya abal-abal. Founder mode ini cuma ngasih alat untuk para bos besar yang toxic biar bisa ngelobi orang-orang untuk percaya kalau mereka itu keren dan hebat. Terus, gimana sih cara kerjanya "founder mode" ini? Gini, mereka ini selalu ngaku sebagai pendiri perusahaan, terus nge-claim bahwa mereka punya visi dan misi besar untuk ngubah dunia. Padahal, banyak dari mereka yang cuma mau cepat kaya dan cari keuntungan besar tanpa memikirkan dampaknya ke masyarakat.
Mereka nge-claim bahwa mereka punya ide cemerlang dan inovatif, padahal banyak ide mereka yang cuma hasil copas dari orang lain. Mereka ngomongin tentang teknologi futuristik dan revolusi industri 4.0, padahal mereka cuma ngerti gimana caranya ngeduitin orang. Mereka ngakui sebagai "hacker" yang jenius, padahal mereka cuma modal nyontek kode program dan ngambil jasa orang lain. Mereka ngomongin teknologi yang bisa ngubah dunia, padahal mereka gak pernah mikirin implikasi teknologi tersebut bagi kehidupan manusia.
Mereka ngomong soal "future of work" dan "future of education", padahal mereka gak pernah mikirin nasib para pekerja dan anak-anak yang terpinggirkan. Mereka kayak om-om yang suka ngeluarin omong kosong dan ngebanggakan diri sendiri. Mereka gak pernah berani mengakui kesalahan dan selalu menyalahkan orang lain. Yang sedih dari "founder mode" ini adalah kehilangan nyawa dari teknologi. Dulu, teknologi identik dengan "hacker", orang-orang cerdas yang berani menantang aturan dan menciptakan sesuatu yang baru.
Tapi sekarang, "hacker" udah gak kelihatan lagi. Mereka sembunyi di balik perusahaan raksasa atau asyik dengan proyek-proyek niche yang gak terlalu banyak dikenal. Mereka kayak bintang jatuh yang hilang di lautan kosmos. Dulu, teknologi dipenuhi sama orang-orang yang berani bereksperimen dan berinovasi. Mereka gak takut ngambil resiko dan suka ngembangin ide-ide baru. Tapi sekarang, teknologi kayak barang branded yang cuma dipajang di etalase, kelihatan keren tapi gak ada nyawa. Dulu, teknologi dipenuhi sama orang-orang yang suka mengajarkan ilmu dan berbagi pengetahuan.
Mereka suka membantu orang lain dan mengutamakan kebaikan bersama. Tapi sekarang, teknologi kayak om-om yang cuma suka pamer kekayaan dan kekuasaannya. Mereka gak peduli sama orang lain dan cuma mikirin keuntungan pribadi mereka. Kalo gitu, teknologi udah kehilangan makna aslinya. Teknologi jadi kayak robot yang cuma bisa ngikutin perintah bos dan gak bisa berpikir sendiri. Teknologi jadi kayak alat untuk menindas orang lain dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Teknologi jadi kayak senjata yang bisa menghancurkan dunia.
Kalo gitu, gimana sih cara ngubah dunia teknologi yang udah terlalu boring ini? Yang pertama, kita harus berani menantang "founder mode" dan menyingkirkan bos-bos besar yang toxic. Kita harus mencari orang-orang yang memiliki semangat inovasi dan mengutamakan kebaikan bersama. Kita harus mencari "hacker" yang berani menantang aturan dan menciptakan sesuatu yang baru. Yang kedua, kita harus meningkatkan akses teknologi bagi semua orang. Kita harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berinovasi dan berbagi pengetahuan.
Kita harus mengutamakan keberlanjutan dan keadilan dalam penggunaan teknologi. Yang ketiga, kita harus menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya etika dalam teknologi. Kita harus menciptakan sistem yang menjamin keadilan dan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi. Kita harus mengutamakan kebaikan bersama dan menghindari penyalahgunaan teknologi. Kalo kita bisa melakukan hal-hal tersebut, mungkin teknologi bisa kembali jadi sesuatu yang menarik dan bermakna. Mungkin teknologi bisa menjadi alat untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan merata.
Mungkin teknologi bisa menjadi alat untuk menghidupkan kembali semangat inovasi dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan dunia. Mungkin teknologi bisa kembali jadi sesuatu yang menginspirasi dan menyenangkan. Mungkin.