Agentforce: Ambisi Salesforce dalam Era AI Baru



Agentforce: Ambisi Salesforce dalam Era AI Baru - photo origin: siliconangle - pibitek.biz - Sejarah

photo origin: siliconangle


336-280
TL;DR
  • Marc Benioff, bos besar Salesforce, merilis Agentforce dengan percaya diri.
  • Pelanggan akan mengandalkan agent AI.
  • Benioff mengumumkan Agentforce di Dreamforce.

pibitek.biz -Marc Benioff, bos besar Salesforce, dengan penuh percaya diri mendeklarasikan kehadiran Agentforce, platform AI canggih mereka, sebagai momen krusial dalam perjalanan teknologi, setara dengan kemunculan mobil otonom Waymo di jalanan San Francisco. Dreamforce, acara tahunan Salesforce yang penuh gemerlap, menjadi ajang bagi mereka untuk memamerkan teknologi AI terbarunya. Salesforce punya ambisi besar: membangun dan merilis 1.200 agent selama acara berlangsung. Bayangkan, sebuah langkah besar yang penuh dengan risiko, mirip dengan naik wahana rollercoaster tanpa jaminan keselamatan.

Benioff, dengan semangat membara, membandingkan Agentforce dengan Waymo. Sama seperti orang-orang yang nekat menaiki mobil tanpa pengemudi di jalanan kota yang ramai, pelanggan Salesforce juga akan mengandalkan agent AI untuk menjalankan aspek penting bisnis mereka tanpa jaminan keberhasilan. "Kalian akan melihat teknologi yang belum pernah ada sebelumnya", seru Benioff dengan penuh antusiasme. "Kalian akan merasakan momen di mana kalian berkata, 'Gue akan pakai agent di perusahaan gue, dan agent ini bakal ngerjain tugasnya!' Semoga sih.

Kesan spontanitas dalam peluncuran Agentforce semakin terasa dalam pertemuan Benioff dengan para jurnalis. Benioff mengumumkan, meski presentasi di Dreamforce sudah rampung, diuji coba dan siap dipertunjukkan tiga minggu sebelumnya, ia memutuskan untuk mengganti seluruh isi presentasi berdasarkan tanggapan para pelanggan. Kejadian ini terjadi setelah ia melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan pelanggan pada akhir Agustus dan awal September. Pertemuan dengan para pelanggan memberikan pencerahan baru bagi Benioff, membuat dirinya terdorong untuk mengubah arah presentasi.

Benioff juga memutuskan untuk menerbangkan 4.000 engineer Salesforce ke San Francisco untuk membantu para pelanggan menggunakan platform AI secara langsung. Mereka akan membantu membangun dan mengimplementasikan agent baru. "Semoga kita ada di pihak yang benar dalam sejarah ini", ujar Benioff kepada para jurnalis. "Ini seperti berjalan di tali, kita berhadapan dengan teknologi paling canggih". Salesforce merilis Agentforce minggu sebelumnya sebagai platform yang dapat meningkatkan kinerja di berbagai bidang, seperti penjualan, layanan pelanggan, pemasaran, dan perdagangan.

Para pengguna bisa membuat agent AI yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Agent ini dirancang untuk menganalisis data, memahami kebutuhan pelanggan, membuat keputusan, dan mengambil tindakan. Agent yang sudah tersedia bisa dikustomisasi dengan mudah, bahkan tanpa coding. Agentforce menggunakan mesin reasoning Salesforce yang diberi nama Atlas. Benioff mengangkat contoh Gucci, brand fesyen mewah yang telah merasakan manfaat nyata Agentforce. Gucci menerapkan agent di call center mereka dan hasilnya luar biasa: penjualan meningkat 30% karena interaksi layanan pelanggan yang lebih baik.

"Ini bonus yang tidak terduga, mereka tidak memecat satu pun karyawan", tambah Benioff. "Mereka malah punya unit bisnis yang lebih bernilai. Gue rasa ini arah yang tepat buat AI. Pastinya bakal ada perubahan besar". Salesforce percaya bahwa perubahan ini akan membawa perusahaan menuju era baru di mana perusahaan tidak lagi mengandalkan pengembangan AI secara internal. Pendekatan "do-it-yourself" mungkin cocok untuk beberapa bidang bisnis, namun Salesforce menekankan bahwa mereka berbeda dengan vendor lain yang menjual tools untuk membangun AI dari nol. "Mereka menjual proyek ilmiah", ujar Benioff dengan nada sinis. "Tugas kita adalah menghilangkan DIY. Kita udah buktiin kalau cara kita lebih oke". Keunggulan utama Salesforce adalah platform mereka yang sudah mapan. Agentforce dibangun sebagai jembatan yang menghubungkan solusi Salesforce yang ada, termasuk Data Cloud dan Customer 360.

Salesforce ingin menunjukkan bahwa platform mereka akan menjadi pembeda di pasar AI yang semakin ramai. "Kita menyederhanakan kompleksitas", ujar Matt DeTroia, Senior Vice President of Alliances and Channel Revenue di Salesforce. "Keunggulan kita adalah koneksi ke seluruh Customer 360. Sekarang kita menjelajahi perusahaan pelanggan jauh di luar CRM". DeTroia melihat tanda-tanda positif yang menunjukkan bahwa Salesforce bisa meraih peluang baru di pasar. Sejak terlibat dalam membangun hubungan kemitraan untuk Salesforce, DeTroia melihat peningkatan minat terhadap agent AI dari perusahaan konsultan bisnis besar yang sebelumnya tidak begitu tertarik dengan layanan Salesforce. "Gue melihat minat yang belum pernah ada sebelumnya dari jenis partner baru", kata DeTroia dengan semangat. "Tiga sampai lima tahun lalu mereka nggak seintens sekarang. Itu pertanda bagus buat gue.

Mereka seperti barometer tren di pasar". Meskipun sinyal positif ini muncul, masih banyak pertanyaan mengenai pengaruh besar Agentforce terhadap Salesforce di persaingan. Bagaimana data digunakan dan dimanfaatkan dalam berbagai inisiatif AI sering kali menjadi kunci kesuksesan. Beberapa analis melihat hal ini sebagai faktor penting dalam strategi Salesforce. "Gue yakin ini adalah keuntungan di dalam ekosistem dan produk Salesforce, tapi gue kurang yakin ini keuntungan [eksternal] dan gue juga nggak yakin ini bertujuan untuk menjadi platform AI Generatiferatiferik", ujar Rob Strechay, Managing Director and Principal Analyst di theCUBE Research. "Salesforce harus tetap fokus dan mempertahankan data di platform mereka. Perusahaan seperti Oracle dan Databricks menawarkan untuk menarik data dari Salesforce dan menggabungkannya dengan data di platform mereka untuk mendukung AI. Mereka harus lebih unggul dalam AI daripada pesaing mereka dalam hal data yang menjadi domain mereka". Setelah merilis 1.200 agent di Dreamforce tahun ini, Salesforce berharap bisa mencapai satu miliar pengguna yang berinteraksi dengan agent Salesforce tahun depan.

Walaupun angka tersebut terdengar fantastis, perjalanan AI Generatif yang penuh ketidakpastian dan hal-hal baru, seperti naik mobil tanpa pengemudi, bisa membawa Salesforce dan pelanggannya menuju petualangan yang seru. "Pelanggan merasakan kekecewaan dan kegembiraan sekaligus tentang AI, dan mereka memegang keduanya di tangan mereka", ujar Benioff kepada para jurnalis. "Kita ingin pasar dan teknologi bersatu. Ini momen penting bagi kita". Salesforce sedang menguji batas kemampuan teknologi AI. Dengan Agentforce, mereka mencoba untuk meyakinkan para pelanggan bahwa AI bisa menjadi teman mereka di masa depan. Risiko yang dihadapi Salesforce cukup besar, tetapi ambisi mereka juga tidak kalah besar. Namun, di balik ambisi besar ini, masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Apakah Agentforce benar-benar akan menjadi solusi AI yang mengubah dunia? Apakah platform AI ini mampu mengatasi tantangan di lapangan? Dan bagaimana Salesforce bisa bersaing dengan para pemain besar lainnya di dunia AI? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Tapi satu hal yang pasti, perjalanan Salesforce dalam menaklukkan dunia AI baru saja dimulai.