- Amerika Serikat mengadakan pertemuan tentang AI untuk ngasih standar.
- Perusahaan teknologi besar khawatir jadi monopoli AI di dunia.
- Pertemuan ini bakal satukan pihak-pihak untuk ngasih pedoman bagi perkembangan AI dunia.
pibitek.biz -Amerika Serikat siap untuk ngadain acara kumpul-kumpul seru bareng negara-negara lain. Pertemuan ini bertujuan membahas soal AI, buat ngejamin keamanan dan mencegah hal-hal yang enggak diinginkan. Menteri Perdagangan Amerika, Gina Raimondo, ngasih bocoran kalau pertemuan ini bakal jadi sesi serius buat nempatin AI di jalan yang benar. Ketemuan ini bakal jadi acara besar pertama setelah pertemuan di Inggris dan Korea Selatan yang membahas tentang bahaya yang mungkin ditimbulin AI. Ada beberapa topik yang bakal dibahas di pertemuan yang direncanakan berlangsung selama dua hari di San Francisco.
2 – Samsung: Pembaruan Galaxy S22 Oktober 2024, Perbaiki 42 Kerentanan 2 – Samsung: Pembaruan Galaxy S22 Oktober 2024, Perbaiki 42 Kerentanan
3 – OSCAL TIGER 13: Ponsel Pintar dengan Kamera AI nan Hebat 3 – OSCAL TIGER 13: Ponsel Pintar dengan Kamera AI nan Hebat
Pertama, ada soal konten AI yang dibuat-buat, yang bisa jadi kayak hoax atau propaganda. Kedua, mereka bakal bahas soal batasan AI, kapan sebuah AI dianggap cukup cerdas, atau kapan AI dianggap terlalu berbahaya dan perlu dikontrol. Raimondo ngasih tegas kalau tujuannya adalah ngeatur standar dan menekan risiko penggunaan AI yang enggak bertanggung jawab. Dia yakin kalau bisa mencegah risiko, maka AI bisa dipakai buat menghasilkan hal-hal positif yang luar biasa. Pertemuan ini bakal dihadiri perwakilan dari lembaga AI terkemuka di Amerika Serikat dan Inggris, termasuk Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Kenya, Korea Selatan, Singapura dan Uni Eropa yang terdiri dari 27 negara.
Yang menarik, pertemuan ini bakal diadakan menjelang pemilihan presiden Amerika tahun 2024. Wakil Presiden Kamala Harris, yang selama ini aktif dalam membentuk strategi AI Amerika Serikat, bakal berhadapan dengan mantan Presiden Donald Trump yang ngasih sinyal buat mengubah kebijakan AI di Amerika Serikat. Di sisi lain, ada yang ngasih perhatian soal monopoli AI oleh perusahaan teknologi raksasa. Mereka khawatir kalau perusahaan teknologi besar bakal mendominasi pasar AI dan ngebatasin peluang bagi perusahaan lain untuk masuk ke dalam dunia AI.
Salah satu studi mengungkap kalau kebutuhan komputasi yang masif dan efek jaringan bisa menimbulkan konsentrasi pasar AI. Hal ini bisa mengakibatkan sekelompok kecil perusahaan mengendalikan harga, data, dan kemampuan AI. Para pengamat ngasih perhatian soal potensi kenaikan harga dan berkurangnya pilihan bagi perusahaan yang ingin menggunakan AI dalam operasional mereka. Mereka juga khawatir soal lambatnya inovasi yang bisa menghambat perkembangan aplikasi AI baru. Perusahaan teknologi raksasa makin agresif dalam mengeluarkan versi baru dari LLM yang menjalankan chatbot.
Hal ini ngebikin dunia AI makin panas. Pertemuan yang akan diselenggarakan di San Francisco ini bakal jadi salah satu langkah signifikan dalam upaya mencegah potensi bahaya AI. Acara ini menandakan bahwa dunia internasional sudah mulai menyadari pentingnya mengelola perkembangan AI yang bisa berdampak luas. Mereka ingin mencari jalan yang tepat buat memanfaatkan potensi besar AI tanpa mengalami dampak negatifnya. Pertemuan ini bakal menyatukan berbagai pihak yang terlibat dalam dunia AI, mulai dari pemerintah, perusahaan teknologi, dan para ahli AI dari berbagai negara.
Mereka bakal berdiskusi soal standar etika AI, regulasi AI, dan cara mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh AI. Pertemuan ini merupakan tonggak sejarah dalam upaya global untuk mengelola perkembangan AI. Hasil dari pertemuan ini akan menjadi pedoman bagi negara-negara di seluruh dunia dalam menentukan langkah selanjutnya dalam mengawal perkembangan AI. Dengan diadakannya pertemuan ini, diharapkan AI bisa dijadikan alat yang bermanfaat bagi manusia dan bisa dikelola secara bijaksana.