Kode Buatan AI: Bikin Panik Bos Keamanan Siber



Kode Buatan AI: Bikin Panik Bos Keamanan Siber - photo origin: infosecurity-magazine - pibitek.biz - Organisasi

photo origin: infosecurity-magazine


336-280
TL;DR
  • Bos keamanan siber khawatir kode buatan AI jadi bom waktu untuk keamanan siber perusahaan.
  • Kode buatan AI bisa mengandung celah keamanan yang nggak ketahuan dan membahayakan perusahaan.
  • Perusahaan harus buat kebijakan ketat tentang penggunaan AI untuk menjaga keamanan siber dan sistem perusahaan.

pibitek.biz -Teknologi canggih AI makin ngetop, banyak yang pakai buat bikin kode, termasuk para programmer. Eh tapi, para bos keamanan siber malah ketakutan. Kenapa? Soalnya, kode buatan AI bisa jadi bom waktu buat keamanan siber! Survei Venafi bilang, 83% perusahaan sekarang pakai AI buat bikin kode. Wah, banyak banget! Bos keamanan siber yang liat data ini, langsung gelisah. Hampir semua, 92% di antara mereka, khawatir kode buatan AI bakal jadi sumber masalah keamanan siber yang besar. Kok bisa? Soalnya AI masih dalam tahap berkembang.

Masih banyak celah dan kelemahan di AI yang belum ketahuan. Perusahaan AI juga masih terus berlomba untuk bikin AI yang lebih canggih, tapi di sisi lain, keamanan dan kontrol malah diabaikan. Bos keamanan siber juga ngerasa gap antara tim programmer dan tim keamanan makin lebar. Tim programmer makin asyik main-main AI, sementara tim keamanan sibuk mikirin bahaya AI. Banyak yang ngerasain bahwa mereka nggak bisa ngejar perkembangan AI. Hampir semua bos keamanan siber percaya bahwa AI bakal ngebawa organisasi mereka ke titik terburuk.

Mereka juga khawatir AI bakal bikin kode berbahaya dan ngebawa organisasi ke jurang kehancuran. Parahnya lagi, sebagian besar bos keamanan siber sampai nggak bisa tidur karena kepikiran bahaya AI. Ada tiga hal utama yang bikin bos keamanan siber khawatir:

* Pertama, kode buatan AI bisa mengandung celah keamanan yang nggak ketahuan. AI masih belum bisa berpikir kayak manusia, jadi bisa aja AI buat kode yang punya celah keamanan yang nggak terdeteksi.

* Kedua, AI bisa diajari hal-hal yang nggak baik. Misalnya, AI diajari buat bikin kode jahat yang bisa ngerusak sistem. Bayangin aja, AI bisa diajari sama orang-orang yang punya niat jahat, bisa-bisa AI bakal jadi senjata buat ngerusak sistem perusahaan.

* Ketiga, AI bisa ngebikin kode yang sulit dipahami. Kodenya rumit dan sulit dipecahkan, jadi tim keamanan susah buat ngecek keamanan kode dan ngeidentifikasi celah keamanan. Situasinya makin rumit karena bos keamanan siber ngerasa mereka nggak punya kendali atas AI. Mereka nggak bisa ngatur dan ngawasin penggunaan AI di perusahaan, karena mereka sendiri nggak tahu AI lagi dipake buat apa aja.

Parahnya lagi, sebagian besar perusahaan belum punya aturan buat ngamanin penggunaan AI di lingkungan pengembangan. Bos keamanan siber merasa kayak lagi perang melawan bayangan. Mereka ngerasa ketinggalan jauh dan nggak bisa ngejar perkembangan AI. Mereka nggak tahu cara ngamanin data dan sistem perusahaan dari bahaya AI. Masalahnya, AI sekarang makin ngetop dan banyak banget orang yang bisa ngakses AI. Siapa aja bisa bikin kode dengan AI, bahkan orang yang nggak punya keahlian coding pun bisa. Hal ini jadi ancaman serius buat keamanan siber.

Perusahaan harus segera ngambil tindakan untuk ngehindari bahaya kode buatan AI. Mereka harus ngebuat kebijakan yang ketat tentang penggunaan AI di perusahaan. Mereka juga harus ngelatih tim keamanan mereka buat ngerti dan ngejalanin AI dengan aman. Parahnya lagi, penggunaan AI di perusahaan bisa ngebawa bahaya yang lebih besar dari perkiraan. Orang-orang yang nggak bertanggung jawab bisa memanfaatkan AI buat bikin kode jahat dan ngerusak sistem di banyak perusahaan. AI yang dipake buat ngebikin kode bisa menghasilkan kode berbahaya dan ngehancurkan banyak sistem.

Bayangin aja, AI yang dipake buat bikin program malah ngebikin program yang ngebawa bencana buat seluruh dunia. Kita harus hati-hati banget dengan AI. AI bisa jadi alat yang sangat bermanfaat, tapi bisa juga jadi ancaman besar buat keamanan siber. Kita harus selalu waspada dan bersiap menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh AI.