- Meta memutuskan untuk blokir media Rusia karena aktivitas campur tangan asing.
- Keputusan Meta memblokir media Rusia berkaitan dengan pemilihan presiden Amerika Serikat.
- Meta memblokir media Rusia untuk melindungi demokrasi dan keamanan dunia.
pibitek.biz -Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, resmi memblokir sejumlah media milik Kremlin, termasuk Russia Today (RT), dari platform mereka. Keputusan ini diambil setelah Meta mendapati adanya aktivitas yang berbau 'campur tangan asing'. Rossiya Segodnya, RT, dan beberapa media afiliasi lainnya kini tak lagi bisa diakses oleh pengguna Meta di seluruh dunia. Penghentian akses ini bertujuan untuk mencegah penyebaran informasi yang dianggap berbahaya dan berpotensi mengganggu stabilitas global. Sebelum diblokir, RT memiliki basis penggemar yang cukup besar di Facebook dan Instagram, dengan jumlah pengikut mencapai 7,2 juta dan 1 juta masing-masing.
2 – Serangan SIM-Swap: Akun SEC Diretas Secara Besar-Besaran 2 – Serangan SIM-Swap: Akun SEC Diretas Secara Besar-Besaran
3 – Bahaya AI: ChatGPT Digunakan untuk Kembangkan Malware 3 – Bahaya AI: ChatGPT Digunakan untuk Kembangkan Malware
Keputusan Meta untuk menjegal media-media tersebut tentu menjadi pukulan telak bagi Kremlin. Keputusan Meta untuk memblokir media-media Rusia ini datang tak lama setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menuding RT, Rossiya Segodnya, dan para pegawainya terlibat dalam usaha mempengaruhi pemilihan umum di Moldova. Departemen Luar Negeri mengklaim bahwa media-media tersebut bekerja sama dengan Kremlin untuk menebarkan kekacauan di negara bekas Uni Soviet tersebut. Tidak hanya itu, Departemen Luar Negeri juga menyatakan bahwa RT terlibat dalam penggalangan dana untuk membantu militer Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Melalui operasi penggalangan dana, RT diduga mengumpulkan bantuan berupa tools militer yang mematikan. Lebih jauh lagi, Departemen Luar Negeri menyatakan bahwa RT menggunakan media-media proksi yang menyamar sebagai media independen untuk menyebarkan konten dan pesan secara diam-diam di seluruh dunia. Media proksi ini digunakan untuk menghindari respons Barat terhadap invasi Rusia di Ukraina. Sebagai bukti kuat, Departemen Kehakiman Amerika Serikat juga telah mengajukan dakwaan terhadap dua karyawan RT yang diduga menyalurkan dana sebesar 9,7 juta dolar AS kepada Tenet Media, sebuah media digital yang berbasis di Tennessee.
Dana ini diduga digunakan untuk membiayai propaganda pro-Rusia dengan tujuan mempengaruhi hasil pemilihan presiden Amerika Serikat di tahun ini. Perwakilan dari RT menanggapi tuduhan tersebut dengan nada sinis. Mereka menganggap bahwa upaya pemblokiran yang dilakukan oleh pihak Barat merupakan sebuah permainan politik untuk menunjukkan kekuatan. Perwakilan RT menegaskan bahwa media mereka telah diblokir di Eropa dua tahun yang lalu. Meskipun telah diblokir di beberapa negara, RT masih berupaya untuk menjangkau audiens global dengan berbagai cara.
Mereka menargetkan pengguna media sosial dan platform streaming online untuk menyebarkan pesan mereka. Pemerintah Amerika Serikat menuding Kremlin sedang melancarkan operasi pengaruh di Amerika Serikat untuk membantu mantan Presiden Donald Trump memenangkan pemilihan presiden. Mereka berpendapat bahwa Kremlin ingin melihat Kamala Harris kalah dalam pertarungan untuk merebut kursi kepresidenan. Dalam upaya untuk mencegah campur tangan asing dalam pemilihan presiden Amerika Serikat, Nick Clegg, presiden urusan global Meta, dijadwalkan untuk memberikan kesaksian di Capitol Hill.
Dia akan bergabung dengan para eksekutif dari Google dan Microsoft untuk menjelaskan strategi mereka dalam menghadapi ancaman asing terhadap pemilihan presiden. Komite Intelijen Senat berencana untuk menginterogasi para eksekutif teknologi tentang bagaimana mereka berencana untuk menangani ancaman asing terhadap pemilihan presiden. Mereka ingin memastikan bahwa pemilihan presiden akan berjalan dengan adil dan demokratis tanpa campur tangan dari pihak asing. Meta, yang merupakan platform media sosial terbesar di dunia, memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan menyebarkan informasi.
Keputusan mereka untuk memblokir media-media Rusia ini menunjukkan bahwa mereka serius dalam memerangi propaganda asing. Keputusan Meta ini mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak, termasuk para ahli dan politisi. Mereka berpendapat bahwa pemblokiran ini penting untuk melindungi demokrasi dan keamanan dunia. Namun, langkah ini juga menuai kritik dari beberapa pihak yang khawatir bahwa pemblokiran ini akan menghambat kebebasan pers dan akses informasi. Mereka berpendapat bahwa pemblokiran ini merupakan bentuk sensor yang tidak adil dan melanggar prinsip-prinsip demokrasi.
Terlepas dari pro dan kontra, keputusan Meta untuk memblokir media-media Rusia ini merupakan bukti nyata betapa seriusnya ancaman campur tangan asing dalam politik global. Meta dan platform media sosial lainnya memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa informasi yang mereka sebarkan akurat dan bebas dari bias. Ini merupakan momen penting dalam sejarah media sosial. Platform media sosial kini tengah menghadapi tekanan yang besar untuk mengambil langkah-langkah yang lebih aktif dalam memerangi propaganda asing dan melindungi demokrasi.