- Rusia sekarang fokus pada perang cyber untuk mendapatkan data intelijen di medan perang Ukraina.
- Rusia mengincar smartphone dan sistem manajemen pertempuran milik Ukraina untuk menguasai data dan lokasi.
- Para ahli khawatir Rusia akan menggunakan data yang dicuri untuk menyerang pasukan Ukraina.
pibitek.biz -Rusia sekarang lebih fokus pada perang cyber untuk mendapatkan informasi daripada menghancurkan infrastruktur di Ukraina. Kenapa? Karena mereka ingin menang di medan perang. Para ahli dari Royal United Services Institute (RUSI) menyebut kalau Rusia sudah mengubah strateginya. Awalnya, mereka getol banget ngebombardir jaringan listrik di Ukraina. Tapi, sekarang mereka beralih ke target yang lebih strategis—data intelijen di medan perang. Kenapa mereka melakukan ini? Karena Rusia menyadari kalau perang di Ukraina bukan sebentar, tapi udah jadi perang panjang.
2 – OSCAL TIGER 13: Ponsel Pintar dengan Kamera AI nan Hebat 2 – OSCAL TIGER 13: Ponsel Pintar dengan Kamera AI nan Hebat
3 – Ancaman Cerberus, Trojan Perbankan yang Sulit Dideteksi 3 – Ancaman Cerberus, Trojan Perbankan yang Sulit Dideteksi
Dan mereka butuh data untuk menang. Rusia punya beberapa unit cyber yang sedang memburu data dari komputer dan ponsel para tentara Ukraina. Unit-unit ini sangat berpengalaman, mereka sedang berusaha meretas sistem pertahanan dan komunikasi Ukraina. Ini bukan operasi kecil-kecilan, lho. Rusia sudah menugaskan badan intelijen militernya, GRU, dan badan keamanan nasionalnya, FSB, untuk menjalankan misi ini. Mereka bekerja sama, padahal biasanya mereka suka saling sindir dan nggak akur. Perang cyber yang mereka jalankan sekarang jauh lebih terselubung dan kompleks dari yang mereka lakukan di awal perang.
Rusia nggak mau terang-terangan ngebombardir infrastruktur seperti dulu. Mereka mau ngambil data secara diam-diam, tanpa menimbulkan geger. Salah satu target utama Rusia adalah smartphone milik para tentara Ukraina. Kenapa? Karena smartphone menyimpan banyak data tentang lokasi mereka dan pergerakan mereka. Data ini sangat penting bagi Rusia untuk melacak pasukan Ukraina dan melancarkan serangan balik. Mereka juga ngincar data dari aplikasi pesan terenkripsi. Aplikasi pesan terenkripsi ini biasa dipakai para tentara Ukraina untuk berkomunikasi.
Mereka berusaha meretas aplikasi ini untuk menyadap komunikasi antara para tentara Ukraina. Cara meretas aplikasi pesan terenkripsi ini bukan perkara mudah. Mereka perlu ngelawan sistem keamanan yang kuat. Salah satu teknik yang mereka gunakan adalah menyembunyikan malware di dalam aplikasi lain. Mereka berharap para tentara Ukraina nggak curiga dan nge-download aplikasi ini. Teknik lainnya adalah memanfaatkan fitur "link perangkat" yang ada di aplikasi pesan. Mereka membuat akun palsu di aplikasi pesan seperti Telegram dan WhatsApp, lalu menghubungi para tentara Ukraina.
Mereka berusaha membujuk para tentara untuk menghubungkan akun mereka dengan akun palsu milik Rusia. Selain meretas smartphone, Rusia juga berusaha mencuri data dari sistem manajemen pertempuran milik Ukraina. Sistem ini disebut Delta dan Kropyva. Sistem ini menyimpan rencana dan strategi militer Ukraina. Mereka berusaha mencuri data ini dengan cara mengelabui para tentara Ukraina agar menyerahkan akun mereka. Rusia juga mengincar kamera web yang ada di berbagai tempat di Ukraina. Mereka ingin mengetahui lokasi pertahanan udara dan infrastruktur penting lainnya milik Ukraina.
Tujuannya, mereka ingin menargetkan infrastruktur ini dan melumpuhkan pertahanan Ukraina. Nah, ternyata para ahli Barat khawatir. Mereka takut kalau Rusia akan menggunakan data yang dicuri untuk menyerang pasukan Ukraina. Mereka juga khawatir kalau data-data ini akan jatuh ke tangan negara lain yang ingin menentang Ukraina. Rusia memang ahli dalam perang cyber. Mereka punya banyak unit yang berpengalaman dan canggih. Mereka bahkan sudah mengasah kemampuan mereka selama bertahun-tahun. Kehebatan Rusia dalam perang cyber ini terbukti saat mereka berhasil melumpuhkan jaringan listrik di Ukraina di awal perang.
Walaupun target mereka sekarang berubah, mereka tetap menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Serangan cyber Rusia terhadap Ukraina tidak berhenti di situ. Mereka terus meningkatkan kemampuan mereka, mencari celah baru, dan memperluas operasi mereka. Di tengah perang, Rusia tetap fokus untuk mencuri data, menguasai informasi, dan mengendalikan narasi. Mereka percaya bahwa informasi adalah senjata yang paling ampuh dalam perang modern. Ini bukan hanya tentang militer dan teknologi, lho. Ini tentang bagaimana Rusia ingin menguasai medan perang, mengendalikan narasi, dan menghancurkan moral musuh mereka.
Mereka juga ingin mengendalikan narasi dan mengontrol informasi yang beredar. Mereka ingin memastikan bahwa dunia tahu tentang sisi mereka, dan mereka ingin menghancurkan reputasi Ukraina di mata internasional. Penting untuk diingat bahwa ini baru sebagian kecil dari perang cyber yang sedang berlangsung. Di balik layar, ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh Rusia dan Ukraina. Mereka saling menyerang, saling membela, dan saling berusaha untuk menang. Ini adalah perang baru yang menggunakan senjata virtual, tapi dampaknya nyata.
Rusia semakin agresif dalam mengendalikan narasi, mengontrol informasi, dan memengaruhi opini publik. Mereka tidak hanya menyerang infrastruktur, tetapi juga menyerang mental dan kepercayaan diri lawan. Cara Rusia meneror penduduk sipil, menggunakan media propaganda, dan menyebarkan hoaks menunjukkan bahwa mereka tidak ragu untuk menggunakan semua cara untuk mencapai tujuan mereka. Perang cyber yang dilakukan Rusia sangat berbahaya. Ini bukan hanya tentang kehancuran fisik, tapi juga tentang kehancuran mental, kehancuran moral, dan kehancuran kepercayaan.
Rusia sedang menunjukkan kepada dunia bahwa mereka siap melakukan apa saja untuk mencapai tujuan mereka. Mereka menargetkan tidak hanya militer Ukraina, tetapi juga masyarakatnya. Mereka mencoba untuk menakut-nakuti, menghancurkan moral, dan menimbulkan keputusasaan. Ini adalah perang yang tidak hanya terjadi di medan perang, tetapi juga terjadi di ruang digital. Ini adalah perang yang tidak hanya menggunakan senjata fisik, tetapi juga senjata informasi dan propaganda. Perang cyber ini memiliki konsekuensi yang jauh lebih luas daripada yang kita bayangkan.
Ini akan mengubah cara kita berpikir tentang keamanan nasional, cara kita berinteraksi dengan dunia digital, dan cara kita melindungi diri kita sendiri. Perang cyber Rusia terhadap Ukraina merupakan alarm bagi seluruh dunia. Ini adalah peringatan bahwa perang modern tidak hanya terjadi di medan perang fisik, tetapi juga di ruang digital. Perang cyber bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Rusia telah menunjukkan bahwa mereka siap untuk menggunakan semua senjata yang ada, baik fisik maupun digital, untuk mencapai tujuan mereka.
Perang cyber yang mereka lakukan tidak hanya mengancam Ukraina, tetapi juga mengancam seluruh dunia. Ini adalah perang yang tidak akan mudah dimenangkan. Ini adalah perang yang akan membutuhkan kerja sama dan strategi yang cermat dari seluruh dunia. Rusia akan terus menargetkan semua negara yang mendukung Ukraina. Mereka akan terus menyebarkan propaganda, menyebarkan disinformasi, dan mencoba untuk memecah belah masyarakat. Perang cyber adalah ancaman nyata yang harus ditangani secara serius.