- Qualcomm, perusahaan teknologi, ingin mengambil alih Intel, perusahaan lainnya.
- Microsoft, perusahaan teknologi, menghidupkan kembali PLTN Three Mile Island di dunia energi.
- Meta, perusahaan teknologi, mengembangkan fitur AI di dunia meta online.
pibitek.biz -John Mulaney, komedian yang terkenal dengan guyonan satirnya, sukses bikin para teknisi bengong saat acara Dreamforce. Di depan audiens yang didominasi oleh para pekerja di bidang teknologi, Mulaney dengan cerdas membongkar kelemahan dan ekspektasi yang terkadang berlebihan di dunia teknologi. Ia dengan lugas mempertanyakan relevansi acara bertema "Masa Depan AI" yang diadakan di San Francisco, sebuah kota yang sering kali dianggap gagal dalam memberikan solusi untuk masalah-masalah sosial. "Gimana sih, kalian ngadain acara tentang masa depan AI di kota yang gagal banget ngebantu umat manusia?" celetuk Mulaney. "Kalian mirip banget sama orang yang lihat mesin kasir di CVS dan langsung berpikir, 'Ini nih masa depan!'". Mulaney juga menyinggung soal rasa takut para teknisi akan tergantikan. "Banyak dari kalian merasa bakal gampang banget diganti, kan?" katanya. "Soalnya, kalian memang kayak gitu, mudah diganti". Dalam kalimatnya yang penuh sindiran, Mulaney seakan ingin menekankan bahwa dunia teknologi, dengan segala kecanggihannya, masih jauh dari sempurna. Ia menunjukkan bahwa di balik inovasi dan kemajuan teknologi, masih ada banyak hal yang perlu dibenahi, dan bahwa rasa percaya diri yang berlebihan bisa menjadi bumerang.
2 – Ancaman Cerberus, Trojan Perbankan yang Sulit Dideteksi 2 – Ancaman Cerberus, Trojan Perbankan yang Sulit Dideteksi
3 – Aplikasi ChatGPT untuk Windows: Kelebihan dan Kekurangan 3 – Aplikasi ChatGPT untuk Windows: Kelebihan dan Kekurangan
Di tengah gemerlapnya dunia teknologi, muncul kabar menarik soal Qualcomm yang kabarnya sedang membidik Intel untuk diambil alih. Qualcomm, perusahaan pembuat chip mobile yang namanya sudah cukup terkenal, melihat peluang emas di tengah kesulitan yang dihadapi Intel. Intel, perusahaan teknologi yang dulunya punya reputasi mentereng, saat ini sedang berjuang untuk bangkit dari keterpurukan. CEO Intel, Pat Gelsinger, sedang berupaya keras untuk mengembalikan kejayaan Intel. Ia melakukan berbagai manuver untuk memangkas biaya dan meningkatkan efisiensi perusahaan.
Ia memangkas pengeluaran, mengurangi dividen, memberhentikan karyawan, dan bahkan memisahkan bisnis pabrik semikonduktornya dari perusahaan induk. Sayangnya, usaha Gelsinger belum membuahkan hasil signifikan. Intel masih kalah bersaing dengan Nvidia dan AMD di bidang AI, dan kalah telak dari TSMC di bidang produksi wafer. Jika Qualcomm benar-benar berhasil mengambil alih Intel, ini akan menjadi salah satu kesepakatan terbesar dalam sejarah industri teknologi. Kabarnya, kesepakatan ini akan berujung pada penyelidikan anti-monopoli dan penjualan beberapa aset milik Intel.
Namun, untuk saat ini, masih banyak spekulasi yang beredar. Seiring dengan isu Qualcomm-Intel, Microsoft ikut meramaikan berita dengan rencana besar mereka: menghidupkan kembali PLTN Three Mile Island. PLTN Three Mile Island di Pennsylvania merupakan tempat kejadian kecelakaan nuklir terparah di Amerika Serikat. Microsoft dan Constellation Energy, perusahaan energi dari Baltimore, menandatangani kesepakatan untuk menghidupkan kembali reaktor Unit 1 di PLTN tersebut. Microsoft akan membeli energi dari PLTN ini selama 20 tahun, yang akan membantu mereka memenuhi target penggunaan energi bebas karbon untuk mendukung data center mereka.
Rencana ini mendapat sorotan karena PLTN Three Mile Island memiliki catatan kelam. Reaktor Unit 2 di PLTN tersebut mengalami kecelakaan nuklir parsial pada tahun 1979, yang mengakibatkan pelepasan radiasi dan kerusakan serius. Namun, Microsoft berdalih bahwa penggunaan energi nuklir dapat membantu mereka mengurangi emisi karbon, yang merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak di dunia. Keputusan Microsoft ini memicu perdebatan publik, khususnya di Amerika Serikat. Beberapa pihak mendukung langkah Microsoft karena mereka melihat energi nuklir sebagai solusi ramah lingkungan, sementara yang lain menentang karena mereka merasa tidak aman.
Rencana menghidupkan kembali reaktor Unit 1 masih harus mendapat persetujuan dari Komisi Pengatur Nuklir Amerika Serikat (NRC). Di tengah gempuran berita teknologi, Ukraine mengambil langkah tegas: melarang penggunaan aplikasi Telegram di semua perangkat milik pemerintah. Ukraine khawatir bahwa Rusia bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk memata-matai warga. Telegram memang menjadi aplikasi favorit warga Ukraine, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskyy, selama perang dengan Rusia. Aplikasi ini digunakan untuk menyebarkan informasi dan berita terbaru tentang konflik.
Namun, pihak keamanan Ukraine menuding Rusia menggunakan Telegram untuk melakukan serangan siber, mengidentifikasi lokasi pengguna, dan bahkan merencanakan serangan rudal. Mereka mengklaim bahwa intelijen Rusia memiliki akses ke data pribadi dan pesan pengguna, termasuk pesan yang sudah dihapus. Telegram sendiri baru-baru ini menjadi sorotan setelah CEO-nya, Pavel Durov, ditangkap di Prancis karena dugaan keterlibatan dalam aktivitas kriminal, termasuk penipuan dan perdagangan narkoba. Kabar ini memicu perdebatan tentang kebebasan berbicara di dunia maya.
Ukraine bersikeras bahwa larangan penggunaan Telegram bukan tentang kebebasan berbicara, melainkan tentang keamanan nasional. Di sisi lain, Meta AI semakin menyapa para pengguna di berbagai platform milik Meta, seperti Facebook, Messenger, WhatsApp, dan Instagram. Fitur AI Generatif ini hadir dalam bentuk kotak pencarian yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan AI. Namun, kehadiran Meta AI ini tidak begitu mendapat sambutan hangat dari para pengguna. Beberapa pengguna menganggap kehadiran Meta AI sebagai sesuatu yang mengganggu, sementara yang lain memilih untuk mengabaikannya.
Meta AI sendiri tampaknya masih dalam tahap awal pengembangan, dan Meta masih terus berupaya untuk menyempurnakan fitur ini. Data internal Meta menunjukkan bahwa Meta AI paling banyak digunakan di Facebook dan WhatsApp, sementara Instagram menjadi aplikasi dengan pengguna Meta AI paling sedikit. Data ini menunjukkan bahwa pengguna Instagram mungkin lebih tertarik dengan fitur-fitur lain, seperti fitur berbagi foto dan video, ketimbang Meta AI. Beralih ke dunia investasi, Google Ventures (GV), perusahaan modal ventura milik Alphabet, merayakan ulang tahunnya yang ke-15.
GV didirikan oleh Sergey Brin, salah satu pendiri Google, dengan tujuan untuk mendukung startup-startup yang menjanjikan. Dalam perjalanannya selama 15 tahun, GV telah menjadi salah satu perusahaan modal ventura yang paling sukses di dunia. GV memiliki beberapa prinsip investasi, salah satunya adalah kebebasan dari pengaruh perusahaan induk. GV juga dikenal karena terkadang berani menolak tawaran yang menguntungkan jika mereka merasa tidak yakin dengan masa depan startup tersebut. Salah satu contohnya adalah saat GV menolak tawaran investasi dari Uber.
GV memiliki visi jangka panjang, yaitu untuk mencapai tujuan investasi dalam jangka waktu 300 tahun. Visi jangka panjang ini membuat GV lebih berani mengambil risiko dan mendukung startup-startup yang memiliki potensi besar, meski mungkin membutuhkan waktu lama untuk mencapai sukses. Beberapa berita menarik lainnya di dunia teknologi: Nvidia, perusahaan pembuat chip grafis, masuk ke pasar telekomunikasi dengan menawarkan solusi AI untuk jaringan nirkabel. Cards Against Humanity, perusahaan pembuat permainan kartu, menggugat SpaceX karena masalah penggunaan lahan di Texas.
Thrive Capital, perusahaan modal ventura, menggelontorkan dana besar ke OpenAI, perusahaan pengembang AI. Huawei merilis smartphone terbaru mereka yang ternyata sulit didapat. Terakhir, sebuah startup baru bernama Alan muncul di Prancis. Alan merupakan perusahaan asuransi.