Harga Sandwich Stabil, Inflasi Turun: Saatnya Lirik Kripto Lagi



Harga Sandwich Stabil, Inflasi Turun: Saatnya Lirik Kripto Lagi - photo origin: coindesk - pibitek.biz - USD

photo origin: coindesk


336-280
TL;DR
  • Harga sandwich naik terus, tapi harganya stabil di akhir.
  • Inflasi kemungkinan besar akan turun, harganya turun 0,2% per bulan.
  • Kripto bisa naik lagi jika inflasi turun dan suku bunga turun, harganya stabil.

pibitek.biz -Ngomongin soal pandemi, inget banget gimana masa-masa awal pandemi. Semua orang pada panik, takut keluar rumah. Bayangin aja, tiga sampai empat minggu pertama, hidup cuma di sekitar rumah, keluar cuma buat beli makan di supermarket atau beli sabun cuci tangan di toko swalayan. Eh, tapi lama-lama bosan juga ya. Temen-temen kantor masih pada kerja di kantor, diajak makan siang bareng, eh ngiler juga liat makanan-makanan di luar. Akhirnya, nyoba keluar rumah deh, nyari makan siang. Keingetan banget waktu itu, ngelewatin restoran favorit, The Wine Merchant.

Sempat kepikiran, "Duh, udah tutup kali ya gara-gara pandemi". Eh, ternyata masih buka! Seneng banget kan? Pertama kali makan siang di sana, harganya masih sama kayak sebelum pandemi. Cuma 12 dollar aja untuk sandwich turkey dengan keju Swiss dan mustard Dijon di roti rye, ditambah setengah porsi salami, sekantong keripik barbeque UTZ, dan dua botol coke. Nah, mulai dari situ, baru deh nyadar kalau hidup nggak selalu tentang panic buying. Yang penting bisa makan enak. Eh, tapi kok lama-lama harganya naik ya? Awalnya sih masih 15 dollar.

Gak lama kemudian, harganya 18 dollar. Dan di tahun ketiga, udah 20 dollar. Harga sandwich naik terus, mirip kaya harga bahan bakar. Tapi, ada yang aneh nih. Lama-lama kok harga sandwichnya stabil ya? Gak naik lagi. Aneh banget. Terus, ingat nggak sama roti tawar? Harganya gimana? Tahun 2019, harga roti tawar 1,36 dollar. Awal 2020, harganya masih stabil. Eh, tapi di akhir tahun 2020, harganya naik 13% jadi 1,54 dollar. Tahun 2021, harganya stabil, tapi di tahun 2022, harganya melonjak lagi, naik 21%.

Di tahun 2022, harga roti tawar masih naik, tapi cuma naik 8%. Nah, tahun ini, harga roti tawar mulai stabil. Nggak naik lagi. Kebayang nggak? Harga sandwich naik terus, tapi harga roti tawarnya udah stabil. Nah, ini mirip banget sama kondisi inflasi di seluruh dunia. Harganya naik terus, tapi permintaannya mulai turun. Orang-orang jadi lebih jarang makan siang di luar. Karena permintaannya turun, harganya jadi stabil. Ini artinya, tekanan harga kemungkinan akan turun di bulan Agustus nanti, saat data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) diumumkan di akhir September.

Kalau inflasinya turun, kemungkinan besar Bank Sentral akan lebih sering menurunkan suku bunga. Nah, ini bisa jadi angin segar buat aset berisiko, termasuk cryptocurrency. Tapi, sebelum ngomongin soal Bank Sentral, kita harus ngeliat dulu data-data yang ada. Data inflasi PCE itu kan sebenarnya ada dua bagian: PCE utama dan PCE inti. PCE utama itu ngitung semua harga barang dan jasa. Sedangkan PCE inti, nggak ngitung harga makanan dan energi. Kenapa PCE inti yang lebih penting? Karena PCE inti ini lebih stabil dan lebih mencerminkan kondisi ekonomi jangka panjang.

PCE utama itu lebih banyak dipengaruhi sama harga barang-barang yang mudah berubah, kaya makanan dan energi. Sedangkan PCE inti, lebih banyak dipengaruhi sama harga jasa, kaya kesehatan dan transportasi. Kalau kita liat data PCE inti, kita bakal nemuin beberapa hal menarik. Misalnya, harga rumah, healthcare, jasa keuangan dan asuransi, jasa lainnya, makanan (sisi jasa), akomodasi, rekreasi, dan transportasi. Nah, dari data PCE inti ini, kita bisa ngeliat kalau inflasi kemungkinan besar akan turun di bulan Agustus.

Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (BLS) menunjukkan kalau harga rumah naik 0,5% di bulan Agustus, harga layanan kesehatan turun 0,1%, harga jasa keuangan turun 0,3%, harga asuransi turun 0,2%, harga kamar hotel naik 1,8%, harga layanan rekreasi stagnan, dan harga layanan transportasi dan pergudangan turun 0,1%. Kalau kita ngitung rata-rata tertimbang dari data-data ini, kita bisa dapetin angka sekitar 0,2%. Angka ini sama dengan perkiraan dari Federal Reserve Bank of Cleveland dan para analis.

Nah, kalau inflasi naik 0,2% per bulan, berarti inflasi tahunan PCE inti sekitar 2,7%. Angka ini sama dengan perkiraan Wall Street, tapi lebih rendah dari perkiraan Federal Reserve Bank of Cleveland (2,8%). Yang lebih penting lagi, rata-rata inflasi selama enam bulan terakhir sekitar 0,2%. Artinya, inflasi tahunan PCE inti sekitar 2,4%. Angka ini lebih rendah dari inflasi saat ini, dan menunjukkan kalau inflasi kemungkinan besar akan terus turun di masa depan. Kalau inflasi PCE benar-benar turun, ini akan jadi angin segar buat Bank Sentral.

Bank Sentral bisa lebih leluasa untuk menurunkan suku bunga tanpa takut inflasi naik lagi. Turunnya suku bunga akan baik buat pertumbuhan ekonomi, meskipun mungkin tidak terlalu pesat. Dan ini akan jadi kabar baik buat aset berisiko, termasuk Bitcoin dan Ethereum. Kok bisa? Karena ketika suku bunga turun, investor biasanya lebih tertarik untuk berinvestasi di aset berisiko, seperti saham dan kripto. Jadi, tunggu aja deh. Kalau inflasinya turun, kemungkinan besar harga Bitcoin dan Ethereum akan naik.

Ini semua sih cuma prediksi. Yang jelas, situasi ekonomi dan pasar keuangan terus berubah. Jangan langsung percaya 100% sama prediksi ini. Selalu lakukan riset dan analisis sendiri sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Dan yang paling penting, jangan lupa untuk hati-hati dan bijak dalam berinvestasi. Nah, sekarang balik lagi ke sandwich. Kalau harganya stabil, berarti makan siang di The Wine Merchant jadi lebih murah. Enaknya makan sandwich sambil ngomongin soal inflasi dan kripto, ya? Tapi, ngomongin soal inflasi, ini jadi masalah serius buat banyak orang.

Inflasi bisa bikin harga barang-barang naik terus, jadi makin susah buat orang-orang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Terutama buat mereka yang punya penghasilan pas-pasan, inflasi jadi momok yang menakutkan. Kebayang nggak? Mereka harus ngirit buat beli makan, bayar rumah, dan keperluan lainnya. Inflasi juga bisa bikin bisnis jadi susah berkembang. Karena harga barang dan jasa naik, bisnis harus ngeluarin modal lebih banyak buat produksi. Alhasil, keuntungannya jadi berkurang, bahkan bisa sampai rugi.

Inflasi memang jadi masalah yang rumit, tapi mudah-mudahan dengan kebijakan yang tepat dari Bank Sentral, inflasi bisa terkendali dan nggak bikin ekonomi jadi kacau. Oke, sekarang kembali lagi ke kripto. Kripto itu kan aset digital yang lagi booming. Banyak orang yang ngeliat kripto sebagai investasi yang menjanjikan. Tapi, di balik itu semua, kripto juga punya banyak risiko. Salah satunya adalah volatilitas. Harga kripto bisa naik dan turun dengan sangat cepat, bahkan dalam hitungan menit. Ini bikin investor harus hati-hati dan nggak boleh asal masuk ke dunia kripto.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah regulasi. Hingga saat ini, regulasi kripto masih belum jelas di banyak negara. Ini bikin banyak investor khawatir dan jadi ragu untuk masuk ke dunia kripto. Selain volatilitas dan regulasi, ada juga risiko penipuan di dunia kripto. Banyak oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk ngeraup keuntungan dari investor. Mereka ngeluarin koin kripto palsu, atau ngelakuin penipuan investasi lainnya. Investor harus hati-hati dan jangan mudah tergiur sama iming-iming keuntungan tinggi.

Intinya, dunia kripto itu memang penuh tantangan dan risiko. Tapi, bagi mereka yang punya pengetahuan dan strategi yang matang, kripto bisa jadi peluang besar untuk mendapatkan keuntungan. Nah, sekarang kembali lagi ke sandwich dan roti tawar. Sandwichnya stabil, roti tawarnya stabil, inflasinya juga kemungkinan besar akan turun. Mungkin ini saatnya buat investor untuk ngelirik kripto lagi. Tapi ingat, jangan lupa untuk selalu hati-hati dan bijak dalam berinvestasi.