- Lagu-lagu artis terkenal hilang di YouTube karena masalah lisensi dengan SESAC.
- SESAC mengatur hak cipta lebih dari 1,5 juta lagu dari musisi.
- Kejadian ini menunjukkan tantangan dalam hubungan antara platform streaming dan hak cipta.
pibitek.biz -Bayangin aja, lagi asyik dengerin lagu "Rolling in the Deep" dari Adele atau lagu keren lainnya dari artis populer kayak Kendrick Lamar, Britney Spears, Green Day, Kanye West, dan Burna Boy tiba-tiba hilang. Ya, itu yang terjadi di YouTube dan YouTube Music. Gara-gara apa? Gara-gara ada masalah sama SESAC, sebuah organisasi yang ngatur hak cipta musik. SESAC adalah singkatan dari Society of European Stage Authors and Composers, sebuah organisasi yang udah ada sejak tahun 1930. Mereka mengurus hak cipta lebih dari 1,5 juta lagu dari sekitar 15.000 musisi, komposer, dan penerbit musik.
2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir 2 – Sengketa XRP: Pertempuran Hukum yang Tak Kunjung Berakhir
3 – SimpliSafe Rilis Layanan Pemantauan Aktif Waktu Nyata 3 – SimpliSafe Rilis Layanan Pemantauan Aktif Waktu Nyata
Jadi, SESAC kayak “bos” dari banyak artis terkenal, dan mereka yang ngatur siapa aja yang boleh putar lagu-lagu mereka di platform streaming. Yang jadi masalah, SESAC ini lebih kecil daripada organisasi serupa lainnya, kayak BMI dan ASCAP. Tahun 2017, SESAC dibeli sama perusahaan investasi Blackstone. Nah, gara-gara masalah perjanjian lisensi sama YouTube, lagu-lagu dari artis terkenal yang diatur SESAC tiba-tiba menghilang di YouTube dan YouTube Music. Banyak orang bingung, apa yang sebenarnya terjadi? YouTube bilang, mereka udah ngelakuin semua yang mereka bisa buat ngebuat lagu-lagu itu kembali.
Tapi SESAC belum ngasih pernyataan apa-apa soal masalah ini. Yang lebih bikin bingung lagi, banyak lagu dari artis yang terdaftar di SESAC masih bisa diputar di YouTube. Misalnya, video musik Kanye West yang judulnya "Power", masih bisa diakses. Ada orang yang bilang, mungkin ini strategi dari YouTube untuk nge-pressure SESAC agar mau nge-renew perjanjian lisensi. Katanya, perjanjian yang lama masih berlaku sampai minggu depan. Tapi ya, yang pasti, situasi ini bikin banyak penggemar musik kecewa.
Mereka pengen dengerin musik favorit mereka, tapi malah di-banned. Ada yang bilang, ini bisa jadi pertanda buruk buat dunia musik. Platform streaming bisa jadi semakin banyak masalahnya dengan organisasi hak cipta kayak SESAC. Yang paling ironis, banyak artis terkenal yang ngeluh soal bayaran royalti yang kecil dari platform streaming. Padahal, seharusnya platform streaming ngasih royalti yang lebih besar biar artis dan penerbit musiknya gak kesusahan. Apalagi dengan adanya AI (Artificial Intelligence) yang bisa ngebuat lagu secara otomatis, bisa aja ke depannya banyak orang yang nge-upload lagu secara ilegal.
Yang rugi siapa? Yang rugi ya para musisi dan penerbit musik. Platform streaming kayak YouTube, seharusnya lebih ngasih prioritas buat para artis dan penerbit musik. Mereka seharusnya bisa ngebuat perjanjian lisensi yang saling menguntungkan, supaya lagu-lagu favorit kita bisa diputar tanpa ada masalah. Coba bayangin, kalau kita kehilangan lagu-lagu populer dari artis-artis favorit kita. Dunia musik kayaknya bakalan jadi lebih sepi, lebih membosankan, dan lebih gak seru. Kejadian ini ngasih pelajaran buat kita semua, ternyata dunia musik gak sesimple yang kita kira.
Ada banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan, mulai dari masalah hak cipta, royalti, sampai dengan penggunaan AI dalam industri musik. Semoga kejadian ini jadi pelajaran buat semua pihak, agar ke depannya dunia musik bisa berkembang dengan lebih baik.