- Saham Apple terus naik, analis percaya iPhone 16 akan bantu perusahaan capai target jangka panjang.
- Analis memperingatkan, valuasi Apple sudah tinggi, dan iPhone 16 belum tentu laris, bisa menggoyahkan saham.
- Walaupun saham Apple sedang tinggi, para investor harus tetap waspada terhadap kinerja iPhone 16 ke depannya.
pibitek.biz -iPhone 16, si jagoan terbaru dari Apple, sudah mejeng di pasaran. Walaupun teknologi AI-nya baru muncul di bulan Oktober nanti, para investor tetap antusias. Saham Apple ngacir naik selama beberapa bulan, berharap si iPhone 16 bakalan bikin mereka kaya raya. Gimana nih, iPhone 16-nya laris manis? Hmm, sepertinya belum begitu. Data pre-order dan waktu tunggu malah bikin para analis agak ragu, kayaknya harapan muluk-muluk soal penjualan iPhone 16 bakal sulit tercapai. Eh tapi tunggu dulu, saham Apple malah gak goyah, tetep kok stabil dan ngacir! Walaupun banyak perusahaan teknologi lainnya sedang diterpa badai volatilitas, Apple kayaknya kebal.
2 – Cyera Akuisisi Trail Security untuk Keamanan Data 2 – Cyera Akuisisi Trail Security untuk Keamanan Data
3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan 3 – AI Apple: Kekecewaan dan Keterlambatan
Sebagian besar analis di Wall Street masih yakin bahwa iPhone 16 bakal memicu pertumbuhan yang bombastis. Salah satu analis yang optimis adalah Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Wealth Advisors. Dia yakin si iPhone 16 bakal ngebantu Apple untuk mencapai target jangka panjangnya, walaupun penjualan di awal mungkin agak kurang memuaskan. Katanya sih, "Apple punya banyak aset yang bisa diandalkan, jadi kalau ada satu yang agak melempem di awal, yang lain bisa gantikan". Kayaknya Jack Ablin nih jagoan, dia liat Apple kayak perusahaan yang punya kualitas tinggi, punya penghasilan yang stabil, dan uang kasnya juga banyak banget.
Berkat kepercayaan para investor, saham Apple udah naik hampir 40% sejak April. Nilai perusahaan pun meningkat sebesar $911 miliar. Harga sahamnya cuma selisih 3% dari rekor tertinggi yang dicapai di bulan Juli. Kebayang kan betapa kuatnya si Apel ini? Sementara perusahaan teknologi besar lain, seperti Microsoft, Nvidia, dan Alphabet, masih jauh dari puncaknya. Ketenangan para investor terhadap Apple ini beralasan. Perusahaan ini dikenal punya kinerja keuangan yang stabil, bahkan di saat ekonomi sedang goyah.
Apple juga sering banget buyback sahamnya, bahkan mencapai rekor di bulan Mei. Dan yang paling penting, Apple gak jor-joran ngeluarin duit buat pengembangan AI seperti perusahaan teknologi lainnya. Investor malah kurang sreg nih sama pengeluaran gede-gedean buat AI yang dilakukan perusahaan teknologi lainnya. Dari berbagai penilaian, Apple tergolong perusahaan berkualitas, dengan profitabilitas tinggi, sering buyback saham, dan pertumbuhannya juga positif. Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa indeks volatilitas saham Apple (CBOE Apple VIX) cenderung menurun dan berada di bawah rata-rata 10 tahun terakhir.
Tapi tunggu dulu, ada juga lho yang ngasih peringatan! Di sisi lain, Apple dinilai kurang menarik dari segi valuasi dan pertumbuhan. Harga saham Apple sekarang sekitar 31 kali lipat dari pendapatannya, jauh di atas rata-rata 10 tahun terakhir dan lebih tinggi dari indeks Nasdaq 100 yang hanya 26 kali lipat. Rasio harga-terhadap-penjualan Apple juga mencapai level tertinggi sejak tahun 2000. Faktor pertumbuhan juga jadi perhatian. Apalagi siklus upgrade iPhone belum begitu terasa. Pendapatan Apple turun di lima dari tujuh kuartal terakhir.
Analis memperkirakan pendapatan Apple hanya bakal naik 1,8% di tahun fiskal 2024 dan baru meningkat menjadi 7,9% di tahun berikutnya. Kok bisa ya, saham Apple naik terus walaupun pertumbuhannya masih belum menentu? Analis menilai saham Apple rawan banget terhadap penurunan harga kalau siklus upgrade iPhone gak kunjung datang. Cuma dua pertiga analis yang merekomendasikan untuk membeli saham Apple. Bandingin sama perusahaan teknologi lainnya kayak Microsoft, Nvidia, Amazon, dan Meta, yang hampir semua analis merekomendasikan untuk beli.
Lagi-lagi, iPhone 16 jadi sorotan. Beberapa analis menemukan data awal, kayak pre-order dan waktu tunggu, yang menunjukkan permintaan terhadap iPhone 16 kurang begitu kuat. Analis dari Morgan Stanley bilang, "Berdasarkan data yang ada, kondisi penjualan iPhone 16 lebih negatif daripada positif, meskipun masih sulit memprediksi penjualan di masa depan". Bloomberg Intelligence, berdasarkan survei dan data waktu tunggu iPhone, memperkirakan penjualan iPhone di tahun fiskal 2025 sekitar 230 juta unit, atau naik 3%, lebih rendah dari prediksi sebelumnya yang mencapai 5%.
Analis Anurag Rana bahkan bilang, pertumbuhan pendapatan Apple bisa jadi lebih rendah dari konsensus, sekitar 200 basis poin. Ed Egilinsky, direktur pelaksana di Direxion Funds, bilang, "Mending kita tunggu dulu gimana penjualannya. Apalagi pas fitur AI-nya udah aktif. Apple memang keren banget dan masuk jajaran saham terbaik di dunia, tapi harganya mahal banget dibanding prospek pertumbuhannya. Harus diingat ya, meskipun Apple sering disebut sebagai saham defensif, dia juga bisa turun". Secara garis besar, Apple masih digandrungi para investor.
Meskipun iPhone 16 belum menunjukkan hasil yang memuaskan, para investor tetap optimis. Saham Apple masih terus melambung tinggi, menandakan kepercayaan yang kuat terhadap perusahaan teknologi ini. Namun, ada juga yang mengingatkan bahwa kejayaan Apple bisa terusik jika iPhone 16 gak kunjung nge-boom. Mereka menyoroti pertumbuhan Apple yang masih belum pasti dan valuasinya yang tergolong tinggi. Memang sih, Apple dikenal sebagai perusahaan yang solid dengan kinerja keuangan yang stabil. Tapi kita semua harus tetap waspada dan melihat dengan cermat perkembangan Apple ke depannya.