- Microsoft perbarui alat screenshot AI.
- Alat Recall sekarang opt-in dan lebih aman.
- Pengguna harus berhati-hati saat mengaktifkannya.
pibitek.biz -Microsoft telah mendengarkan umpan balik dari pengguna setelah alat screenshot AI yang mereka rilis pada Mei 2024 mendapat kritik keras karena dianggap sebagai "mimpi buruk privasi". Alat tersebut, yang disebut Recall, dirancang untuk mengambil screenshot aktivitas pengguna secara teratur. Namun, kritikus khawatir bahwa alat ini akan mengumpulkan data sensitif pengguna. Microsoft telah memutuskan untuk merilis ulang alat ini pada November mendatang, dengan beberapa perubahan yang signifikan. Salah satu perubahan yang paling penting adalah bahwa alat ini sekarang menjadi opt-in, artinya pengguna harus secara eksplisit mengaktifkannya.
2 – Pemerintah AS Perkuat Keamanan Digital dengan RPKI dan Bahasa Aman 2 – Pemerintah AS Perkuat Keamanan Digital dengan RPKI dan Bahasa Aman
3 – Ransomware BianLian Serang Rumah Sakit Anak Boston 3 – Ransomware BianLian Serang Rumah Sakit Anak Boston
Sebelumnya, alat ini diaktifkan secara default. Selain itu, Microsoft juga menambahkan beberapa fitur keamanan tambahan, seperti enkripsi data dan biometrik login. Profesor Alan Woodward, seorang ahli keamanan siber dari Universitas Surrey, mengatakan bahwa perubahan-perubahan ini adalah langkah yang positif. Namun, ia juga menyarankan agar pengguna tidak terlalu cepat mengaktifkan alat ini sebelum diuji secara menyeluruh. "Sebelum fitur seperti Recall diaktifkan, aspek keamanan dan privasi harus diuji secara menyeluruh", katanya.
Microsoft juga menambahkan bahwa alat ini hanya akan tersedia pada laptop CoPilot yang dilengkapi dengan chip AI yang kuat. Perusahaan ini juga menjanjikan bahwa data pengguna akan dienkripsi dan tidak akan dibagikan dengan pihak ketiga tanpa izin pengguna. Namun, beberapa kritikus masih khawatir tentang potensi risiko privasi yang terkait dengan alat ini. Mereka khawatir bahwa alat ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data pengguna secara tidak sah. "Alat ini masih terlalu berisiko bagi privasi pengguna", kata seorang kritikus.
Microsoft harus lebih transparan tentang bagaimana alat ini bekerja dan bagaimana data pengguna akan diolah. Pengguna juga harus lebih berhati-hati dalam mengaktifkan alat ini dan memastikan bahwa mereka memahami risiko yang terkait. Pengguna harus sadar bahwa alat ini dapat mengumpulkan data sensitif mereka, seperti email, foto, dan riwayat browsing. Mereka juga harus memastikan bahwa mereka memahami bagaimana data tersebut akan diolah dan dibagikan. Jika pengguna tidak yakin tentang alat ini, mereka sebaiknya tidak mengaktifkannya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Microsoft telah berusaha untuk meningkatkan keamanan dan privasi produk mereka. Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa pengguna merasa aman dan nyaman menggunakan produk mereka. Dengan merilis ulang alat Recall, Microsoft telah menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan keamanan dan privasi pengguna.