Perang Chip AI Canggih: Siapa yang Kalah?



Perang Chip AI Canggih: Siapa yang Kalah? - credit to: pymnts - pibitek.biz - Efisiensi

credit to: pymnts


336-280
TL;DR
  • Permintaan chip AI yang tinggi bisa bikin kekurangan chip dan bikin harga perangkat AI melambung.
  • Kekurangan chip AI bisa bikin inovasi AI terhambat dan rantai pasokan kacau.
  • Pasar akan mengatur dirinya sendiri dan memastikan kekurangan chip tidak berlangsung lama.

pibitek.biz -Revolusi AI lagi nge-trend banget, dan lagi-lagi memicu kekhawatiran soal kekurangan chip di seluruh dunia. Para pakar punya banyak opini, mulai dari kapan, seberapa parah, dan dampaknya ke rantai pasokan, pasar, dan inovasi. Bayangin, permintaan chip khusus AI dan perangkat AI lagi melejit. Kayak masa pandemi kemarin, beberapa industri seperti otomotif dan elektronik ngalamin kekurangan chip parah. Sekarang, AI lagi merambah ke berbagai bidang, dan itu bikin permintaan chip makin menggila. "Kekurangan chip AI bisa berdampak besar ke ketersediaan dan harga perangkat AI, bikin rantai pasokan di industri yang bergantung AI kacau, dan bikin inovasi di produk AI terhambat", kata Robert Khachatryan, bos besar Freight Right Global Logistics.

Saking nge-trend-nya AI, permintaan chipnya juga tinggi. Tahun 2023, harga chip AI canggih sekitar Rp. 500 juta per biji. Yang bikin kaget, jutaan chip AI terjual. Para ahli prediksi, nilai pasar chip AI akan melesat pesat, sekitar Rp. 12 -13 triliun per tahunnya di 2025. "Kekurangan chip bisa bikin harga perangkat AI melonjak dan ketersediaannya terbatas", kata Labhesh Patet, pendiri dan bos perusahaan AI Autonomys. Dia juga bilang, tingginya permintaan chip, masalah di rantai pasokan, dan aturan Amerika Serikat yang membatasi China untuk akses chip canggih bisa bikin biaya produksi perangkat AI naik.

Tapi, nggak semua pakar sependapat soal kapan kekurangan chip akan terjadi. "Kekurangan chip pasti datang, tapi mungkin nggak secepat yang ditakutin. Nggak usah panik dulu, harga dan ketersediaan perangkat elektronik nggak bakalan kena dampak signifikan. Permintaan perangkat AI belum seberapa, dan malah lagi menurun sejak pandemi", kata Antanas Laurutis, bos Altechna. Secara umum, pasar juga lagi agak lesu. "Permintaan lagi pelan-pelan turun atau stagnan", kata Laurutis. E-commerce rentan banget kalau terjadi kekurangan chip AI.

Model AI canggih menganalisis data pengguna, kayak kebiasaan browsing dan riwayat pembelian, untuk memahami perilaku konsumen dan memprediksi apa yang akan mereka lakukan. Teknologi ini bikin pengalaman belanja makin personal, dan bisa menarik konsumen. Kekurangan chip bisa bikin perusahaan sulit untuk upgrade atau ngejaga sistem AI mereka. Akibatnya, efisiensi bisa turun, waktu respons bisa melambat, dan konsumen bisa kecewa. Beberapa pakar punya harapan, ada faktor yang bisa meringankan masalah.

CHIPS Act, dan alih manufaktur chip kembali ke Amerika Serikat bisa jadi solusi. "Kita yakin, saat permintaan meledak dan kekurangan chip terjadi, chipnya sudah diproduksi tanpa pengaruh China, jadi dampaknya bisa diminimalkan", kata Laurutis. Namun, ada juga yang khawatir, inovasi AI bisa terhambat. Membangun pabrik baru butuh waktu lama, dan bisa bikin persaingan AI makin sengit. Ini mirip dengan pengalaman global saat kekurangan chip tahun 2020-2023. Kekurangan chip yang berkepanjangan bisa punya dampak yang luas.

Industri seperti e-commerce, manufaktur, dan logistik sangat bergantung pada teknologi AI yang membutuhkan chip canggih untuk terus berkembang. Kalau chip makin sulit didapat, pengembangan alat AI baru bisa terhenti, operasi bisnis bisa kacau, dan perusahaan makin susah untuk beradaptasi, sehingga berdampak ke seluruh dunia. Ada juga yang bilang, kekuatan pasar bisa mencegah kekurangan chip jangka panjang. "Pada akhirnya, pasar yang mengatur permintaan, dan dia juga yang akan mengatur dirinya sendiri.

Ketika teknologi makin maju dan permintaan pasar nyata, modal akan dipastikan untuk menjamin kekurangan chip tidak berlangsung lama dan tidak menghambat inovasi", kata Laurutis. Kekurangan chip AI yang berkepanjangan bisa bikin berbagai hal kacau. Mulai dari harga perangkat AI yang melambung tinggi, rantai pasokan yang terputus, inovasi AI yang terhambat, sampai efisiensi bisnis yang terganggu. Semua ini bisa berdampak ke berbagai sektor, mulai dari e-commerce, manufaktur, logistik, sampai ke konsumen.

Kekurangan chip AI bakal bikin berbagai hal menjadi tidak menentu. Kita harus siap menghadapi tantangan dan risiko yang bisa muncul.