- FTC mengambil tindakan terhadap lima perusahaan yang diduga menggunakan AI dengan cara yang menyesatkan dan tidak adil.
- Perusahaan-perusahaan ini salah menggambarkan kemampuan layanannya, meningkatkan kekhawatiran tentang risiko konsumen yang bergantung pada saran hukum yang dihasilkan AI tanpa pengumuman penuh.
- FTC menekankan pentingnya penggunaan AI yang etis dan transparan, serta memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum yang ada dan tidak menyalahgunakan AI untuk menyesatkan konsumen.
pibitek.biz -Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat telah mengambil tindakan terhadap lima perusahaan karena diduga menggunakan AI dengan cara yang menyesatkan dan tidak adil. Kasus-kasus ini mencerminkan kekhawatiran regulasi yang semakin meningkat tentang potensi AI untuk menyesatkan konsumen dan melanggar hukum yang ada. Tiga dari kasus-kasus ini melibatkan bisnis yang mengklaim dapat membantu konsumen menghasilkan pendapatan pasif melalui toko e-commerce. FTC menghentikan operasional perusahaan-perusahaan ini, yang dikatakan menyesatkan pengguna tentang potensi penghasilan dari solusi e-commerce yang didukung AI.
2 – Serangan Siber Hantam Globe Life, Data Ribuan Pelanggan Dicuri 2 – Serangan Siber Hantam Globe Life, Data Ribuan Pelanggan Dicuri
3 – Apple Tertinggal dalam Pengembangan AI 3 – Apple Tertinggal dalam Pengembangan AI
Selain itu, dua perjanjian penyelesaian juga dicapai dengan perusahaan yang terlibat dalam layanan berbasis AI, termasuk platform otomasi layanan hukum DoNotPay dan alat penulisan AI Rytr. Menurut Reuters, DoNotPay menghadapi kritik karena mengklaim secara salah bahwa mereka dapat menyediakan layanan hukum yang otomatis. Perusahaan ini setuju untuk membayar $193,000 dan memberitahu pelanggan yang berlangganan antara 2021 dan 2023 tentang keterbatasan alat hukum AI-nya. Namun, DoNotPay tidak mengakui kesalahan dalam perjanjian penyelesaian.
Menurut FTC, perusahaan ini salah menggambarkan kemampuan layanannya, meningkatkan kekhawatiran tentang risiko konsumen yang bergantung pada saran hukum yang dihasilkan AI tanpa pengumuman penuh. Rytr, alat penulisan AI, juga menghadapi kritik karena menawarkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk menghasilkan ulasan produk palsu. FTC mengklaim bahwa beberapa pelanggan menggunakan alat Rytr untuk menghasilkan ribuan ulasan yang menyesatkan dengan sedikit usaha. Rytr setuju untuk menghentikan layanan ini, tetapi seperti DoNotPay, tidak mengakui kesalahan dalam perjanjian penyelesaian. " Menggunakan alat AI untuk menipu, menyesatkan, atau menipu orang adalah ilegal", kata Ketua FTC Lina M. Khan dalam sebuah pernyataan. "Tindakan pengawasan FTC membuat jelas bahwa tidak ada pengecualian AI dari hukum yang ada". Kasus-kasus ini menyoroti fokus regulasi yang semakin meningkat pada penggunaan etis AI di industri yang berhadapan dengan konsumen. Seiring AI menjadi lebih umum, badan ini tampaknya berkomitmen untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum yang ada, terlepas dari kompleksitas atau kebaruannya.
Opini:Penggunaan AI yang tidak etis ini sangat mengkhawatirkan. Perusahaan-perusahaan ini tidak hanya menyesatkan konsumen, tetapi juga memanfaatkan kepercayaan mereka. Mereka harus dihukum lebih keras untuk menghentikan praktik-praktik seperti ini. Penggunaan AI harus diawasi dengan lebih ketat untuk mencegah penyalahgunaan seperti ini. Konsumen harus lebih waspada dan tidak mudah percaya pada klaim-klaim yang tidak masuk akal. Perusahaan-perusahaan ini harus mempertanggungjawabkan tindakan mereka dan memperbaiki praktik-praktik mereka.
Penutup:Dalam keseluruhan, tindakan FTC ini menunjukkan komitmen badan ini untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum yang ada dan tidak menyalahgunakan AI untuk menyesatkan konsumen. Perusahaan-perusahaan harus lebih transparan dan jujur dalam mengklaim kemampuan AI mereka. Konsumen harus lebih waspada dan memilih perusahaan yang memiliki praktik yang etis dan transparan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa AI digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan untuk menyesatkan konsumen.