- Integrasi Rust di Linux terus berkembang meskipun menghadapi tantangan.
- Kolaborasi antara pengembang kernel dan pengembang Rust mempercepat adopsi kode Rust.
- Integrasi Rust memicu transformasi penting dalam pengembangan kernel Linux.
pibitek.biz -Para pengembang inti Linux berkumpul di Open Source Summit Europe di Wina untuk berbagi wawasan tentang keadaan terkini dan masa depan pengembangan kernel. Diskusi panel yang dimoderatori oleh Jonathan Corbet, pengembang kernel Linux dan co-founder Linux Weekly News (LWN), menampilkan para pengembang terkemuka seperti Alice Ryhl, seorang insinyur software Google di tim Android Rust, Josef Bacik, pemimpin teknis untuk tim sistem file kernel Meta, Anna-Maria Behnsen, seorang pengembang kernel Linux di Linutronix yang bekerja di bidang real-time Linux, dan Dan Williams, anggota tim arsitektur inti kernel Linux Intel. Panel ini menghadirkan perspektif dari berbagai perusahaan, yang menegaskan realitas dunia Linux dan sumber terbuka di mana para pengembang bekerja sama lintas batas perusahaan.
2 – AI: Ancaman Baru bagi Keamanan Siber 2 – AI: Ancaman Baru bagi Keamanan Siber
3 – Ancaman Cerberus, Trojan Perbankan yang Sulit Dideteksi 3 – Ancaman Cerberus, Trojan Perbankan yang Sulit Dideteksi
Ini menunjukkan bahwa ada peluang karir yang nyata dan bergaji tinggi di bidang ini, menantang anggapan bahwa bekerja di dunia sumber terbuka tidak menghasilkan keuntungan finansial. Pusat pembahasan panel adalah integrasi Rust ke dalam kernel Linux. Corbet, saat berbicara di Linux Kernel Maintainer Summit, mengakui rasa frustrasi yang berkembang di beberapa kalangan tentang lambatnya integrasi Rust. Banyak pihak ingin Rust mengambil peran dominan lebih cepat. Linus Torvalds, yang mendukung penggunaan Rust di Linux, mencatat bahwa beberapa fitur kernel, seperti modversions, saat ini tidak kompatibel dengan Rust.
Namun, usaha untuk mengatasi ketidaksesuaian ini sedang berlangsung. Ryhl, yang bekerja dengan Rust, menyampaikan optimisme tentang kemajuan yang telah dicapai, meskipun mengakui bahwa integrasi akan membutuhkan waktu. Dia menekankan bahwa ada beberapa hal yang seharusnya sudah terintegrasi lebih cepat, tetapi percaya bahwa semuanya akan membaik seiring waktu. Williams mengemukakan tantangan yang dihadapi Rust dalam kernel Linux, yaitu konservatisme para pengembang kernel. Mereka yang terbiasa dengan bahasa C merasa sulit beradaptasi dengan Rust, dan karenanya menghadapi kesulitan dalam meninjau dan men-debug kode Rust.
Miguel Ojeda, pengembang Linux dan Rust yang juga berpartisipasi dalam panel Rust di Linux di Linux Plumbers, mengemukakan solusi: kolaborasi antara para pengembang kernel dan pengembang Rust. Para pengembang kernel membawa pengetahuan mendalam tentang subsistem, sedangkan pengembang Rust memberikan keahlian dalam bahasa tersebut. Kerja sama ini akan mempercepat adopsi kode Rust di Linux. Rhyl menyetujui pernyataan Ojeda, dengan pengalamannya sendiri sebagai contoh. Dia bekerja sama dengan seorang pengembang kernel untuk meninjau patch Rust, memungkinkan keduanya untuk saling belajar dan meningkatkan proses integrasi.
Namun, ada juga contoh di mana kolaborasi ini tidak berjalan mulus. Wedson Almeida, seorang insinyur software Microsoft dan salah satu pemelihara Rust untuk Linux, baru-baru ini mengundurkan diri dari proyek ini. Dalam suratnya kepada Linux Kernel Mailing List (LKML), Almeida mengumumkan kekecewaan karena harus menghadapi "nontechnical nonsense" yang menguras energinya. Ojeda meyakinkan bahwa meskipun Almeida mengundurkan diri, tim Rust inti masih terus berkembang. Ketegangan dan tantangan yang muncul selama proses integrasi Rust di Linux tidak hanya berdampak pada kode, tetapi juga pada aspek lain seperti dokumentasi.
Kolaborasi yang diperlukan untuk mengintegrasikan Rust telah memicu upaya peningkatan dokumentasi API C yang ada dan praktik dokumentasi secara keseluruhan. Al Viro, pemelihara Linux Virtual Filesystem (VFS), mengumumkan bahwa Josef Bacik telah merevisi 65 halaman dokumentasi, yang pada gilirannya menyederhanakan kode C yang terkait untuk pengembangan di masa depan. Dokumentasi yang lebih komprehensif ini memberikan aturan yang jelas tentang fungsi kode dan alasan di baliknya. Namun, panel juga menyoroti kekurangan mendasar dalam ekosistem pengembangan Linux: kurangnya pendanaan khusus untuk pekerjaan dokumentasi.
Meskipun ada ribuan pengembang kernel berbayar, tidak ada yang secara khusus ditugaskan untuk mengembangkan dan memperbarui dokumentasi. Ini merupakan masalah yang telah lama dikenal tetapi sering diabaikan dalam komunitas sumber terbuka. Corbet mencatat bahwa perbedaan mendasar dalam cara Rust dan C menangani berbagai aspek juga menjadi sumber ketegangan dalam proses dokumentasi. Meskipun menghadapi tantangan dan perdebatan, kemajuan integrasi Rust di Linux terus berlangsung. Torvalds menegaskan bahwa para pemelihara tidak perlu memahami Rust untuk mengizinkannya masuk ke dalam subsistem tertentu.
Dia berargumen, dengan sedikit sarkasme, bahwa bahkan subsistem pengelolaan memori, yang kompleks dan rumit, dapat digunakan meskipun tidak sepenuhnya dipahami. Ojeda juga mencatat bahwa beberapa distribusi Linux, termasuk Debian dan Ubuntu, sedang mengadopsi Rust. Dia menyimpulkan bahwa Rust saat ini berada dalam posisi yang baik untuk sukses. Meskipun integrasinya tidak secepat yang diharapkan, Rust tetap berkembang dengan baik di lingkungan Linux. Rust telah memicu transformasi penting dalam pengembangan kernel Linux.
Meskipun masih ada beberapa kendala, integrasi Rust di Linux terus berkembang. Ini merupakan langkah penting menuju masa depan Linux yang lebih aman, efisien, dan mudah dikembangkan.