Disney Hentikan Penggunaan Slack



Disney Hentikan Penggunaan Slack - photo from: slashdot - pibitek.biz - Canggih

photo from: slashdot


336-280
TL;DR
  • Perusahaan harus mempertimbangkan risiko keamanan data ketika memilih sistem onpremise atau cloud.
  • Sistem onpremise menawarkan kontrol penuh terhadap data dan keamanan, namun memerlukan investasi awal besar.
  • Perusahaan perlu memilih platform komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan prioritas keamanan data mereka.

pibitek.biz -Berita tentang Disney yang menghentikan penggunaan platform komunikasi Slack milik Salesforce setelah terjadi kebocoran data perusahaan memicu perdebatan mengenai keamanan data di era digital. Peristiwa ini mendorong diskusi tentang peran penting keamanan data dalam dunia korporasi dan mendorong pertanyaan tentang keunggulan sistem on-premise dibandingkan sistem berbasis cloud. Sejumlah pengamat teknologi mengajukan pertanyaan tentang nasib alat komunikasi on-premise, yang sempat populer sebelum munculnya platform berbasis cloud seperti Slack dan Microsoft Teams.

Mereka berpendapat bahwa teknologi komunikasi on-premise, seperti ircd, memiliki potensi untuk kembali diadopsi oleh perusahaan-perusahaan yang memprioritaskan keamanan data. Keunggulan utama sistem on-premise terletak pada kontrol penuh terhadap data yang disimpan. Perusahaan dapat menentukan lokasi penyimpanan data, mengelola akses, dan menerapkan sistem keamanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini memberikan ketenangan pikiran bagi perusahaan yang menangani data sensitif, karena mereka dapat memastikan bahwa data mereka berada di bawah kendali mereka sepenuhnya.

Namun, sistem on-premise juga memiliki kelemahan. Implementasi dan pemeliharaan sistem on-premise membutuhkan investasi awal yang besar, serta tim IT yang berpengalaman untuk mengelola infrastruktur dan sistem keamanan. Ketiadaan fleksibilitas dalam sistem on-premise juga menjadi kendala bagi perusahaan yang menginginkan skalabilitas dan adaptasi yang cepat. Kehadiran platform berbasis cloud seperti Slack dan Microsoft Teams telah memikat banyak perusahaan karena kemudahan penggunaan, skalabilitas, dan harga yang relatif murah.

Namun, peristiwa kebocoran data di Disney menunjukkan bahwa platform berbasis cloud memiliki risiko keamanan yang tidak boleh diremehkan. Meskipun provider cloud seperti Salesforce dan Microsoft mengklaim bahwa data pengguna terlindungi dengan baik, realitasnya menunjukkan bahwa sistem berbasis cloud tetap rentan terhadap serangan siber. Contohnya, serangan ransomware yang menghantam jaringan perusahaan atau kebocoran data yang disebabkan oleh kesalahan konfigurasi dapat menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.

Peristiwa kebocoran data di Disney menunjukkan bahwa perusahaan harus mempertimbangkan dengan cermat risiko keamanan yang terkait dengan platform berbasis cloud. Menimbang kembali strategi keamanan data dan mencari alternatif yang lebih aman seperti sistem on-premise, mungkin menjadi solusi yang tepat bagi perusahaan yang memprioritaskan keamanan data mereka. Pilihan antara on-premise dan cloud pada akhirnya bergantung pada kebutuhan dan prioritas masing-masing perusahaan. Perusahaan yang mengutamakan keamanan data mungkin memilih sistem on-premise, sementara perusahaan yang membutuhkan fleksibilitas dan skalabilitas mungkin lebih tertarik pada platform berbasis cloud.

Namun, perusahaan perlu memahami bahwa tidak ada solusi yang sempurna dalam hal keamanan data. Semua sistem, baik on-premise maupun cloud, rentan terhadap serangan siber. Mencegah serangan siber memerlukan kombinasi strategi, termasuk penggunaan teknologi keamanan yang kuat, pelatihan tim IT, dan implementasi protokol keamanan yang ketat. Kebocoran data di Disney merupakan peringatan bagi semua perusahaan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan data. Perusahaan harus melakukan audit keamanan secara rutin, mengupayakan mitigasi risiko, dan memperbarui strategi keamanan mereka seiring berkembangnya ancaman siber.

Solusi on-premise, seperti platform komunikasi yang dihosting di server perusahaan, bisa menjadi alternatif yang menarik bagi perusahaan yang memprioritaskan keamanan data. Namun, implementasi dan pemeliharaan sistem on-premise menuntut investasi dan keahlian yang tidak sedikit. Ada beberapa perusahaan yang menawarkan solusi on-premise yang mirip dengan Slack dan Microsoft Teams. Contohnya, Mattermost adalah platform komunikasi terbuka yang dapat dihost di server perusahaan. Platform ini menawarkan banyak fitur yang serupa dengan Slack, tetapi memberikan kontrol yang lebih besar atas data dan keamanan.

Pilihan platform komunikasi tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing perusahaan. Beberapa perusahaan mungkin memilih platform berbasis cloud karena fleksibilitas dan kemudahan aksesnya, sementara perusahaan lain memilih sistem on-premise untuk memperoleh kontrol yang lebih besar atas data mereka. Perdebatan mengenai on-premise versus cloud diperkirakan akan terus berlanjut. Perusahaan akan terus menilai risiko dan keuntungan dari masing-masing opsi seiring dengan evolusi teknologi dan ancaman siber.

Pengalaman Disney menunjukkan bahwa kebocoran data dapat terjadi di mana saja, baik di sistem on-premise maupun cloud. Penting bagi perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi data mereka, terlepas dari platform yang mereka gunakan. Kejadian ini mendorong perusahaan untuk menilai kembali strategi keamanan mereka dan memilih platform yang sesuai dengan kebutuhan dan prioritas mereka. Namun, langkah-langkah yang lebih proaktif dalam mengurangi risiko kebocoran data harus dilakukan sejak awal.

Salah satu contohnya adalah dengan meningkatkan kesadaran karyawan tentang ancaman siber dan membudayakan perilaku yang aman dalam menangani data perusahaan. Penting juga untuk melakukan penilaian risiko secara rutin dan memperbarui strategi keamanan seiring dengan perkembangan teknologi dan ancaman siber. Perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi keamanan yang lebih canggih, seperti sistem deteksi intrusi dan sistem pencegahan kehilangan data. Selain itu, perusahaan juga dapat mengadakan latihan simulasi serangan siber untuk meningkatkan kesiapsiagaan karyawan dalam menangani kejadian serangan.

Penting untuk mengingat bahwa keamanan data merupakan tanggung jawab bersama. Semua karyawan harus dibekali pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya menjaga keamanan data perusahaan. Membangun kultur keamanan data di perusahaan merupakan langkah penting untuk mencegah kebocoran data dan melindungi aset digital perusahaan. Perusahaan harus menetapkan standar keamanan data yang jelas dan menjalankan program pelatihan untuk meningkatkan kesadaran karyawan tentang ancaman siber. Peristiwa kebocoran data di Disney menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan di seluruh dunia.

Perusahaan harus mengingat bahwa data merupakan aset berharga yang harus dilindungi dengan baik. Membuat strategi keamanan data yang kuat dan memperbarui strategi tersebut secara rutin merupakan langkah penting untuk menghindari kejadian kebocoran data yang merugikan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memilih platform komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan prioritas keamanan perusahaan. Jika perusahaan memprioritaskan keamanan data, maka memilih platform on-premise mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.

Namun, jika perusahaan memilih platform berbasis cloud, maka perusahaan harus mempertimbangkan risiko keamanan yang ada dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi risiko tersebut. Perusahaan juga harus mengingat bahwa keamanan data bukanlah tugas yang bisa dilakukan sendiri. Kerjasama dengan penyedia layanan keamanan data profesional dan implementasi strategi keamanan data yang kuat merupakan kunci untuk menjaga keamanan data perusahaan.