- Kontroversi buku "Kim's Lost Words" memunculkan pertanyaan tentang keaslian memoir Kim Porter dan tuduhan fitnah terhadap Al B. Sure! dan Sean "Diddy" Combs.
- Amazon menarik buku tersebut dari peredaran setelah menerima surat peringatan dari Al B. Sure! dan protes dari anak-anak Kim Porter dan Sean "Diddy" Combs.
- Kontroversi ini menimbulkan pertanyaan tentang peran media dalam menyebarkan informasi dan membentuk opini publik, serta pentingnya kekritisan dalam menerima informasi.
pibitek.biz -Rilis buku yang diklaim sebagai memoir dari almarhumah Kim Porter, "Kim's Lost Words", telah menjadi sorotan utama dalam dunia hiburan. Kisah ini dimulai dengan pernyataan penerbit, Chris Todd, yang mengklaim telah menemukan tulisan-tulisan dari Kim Porter pada sebuah flash drive yang konon miliknya. Todd, yang menggunakan nama samaran Jamal T. Millwood, menyatakan bahwa "Kim's Lost Words" berisi catatan pribadi Kim Porter, termasuk pemikiran, perasaan, dan pengalamannya dalam dunia hiburan. Buku ini dengan cepat meraih popularitas dan menduduki peringkat pertama daftar buku terlaris di Amazon.
2 – Apple Tertinggal dalam Pengembangan AI 2 – Apple Tertinggal dalam Pengembangan AI
3 – Serangan SIM-Swap: Akun SEC Diretas Secara Besar-Besaran 3 – Serangan SIM-Swap: Akun SEC Diretas Secara Besar-Besaran
Namun, kegembiraan publik terusik ketika Al B. Sure!, yang merupakan mantan pasangan Kim Porter dan ayah dari putra mereka, Quincy Brown, mengirimkan surat peringatan (cease and desist) kepada Todd, Amazon CEO Jeff Bezos, dan CEO Andy Jassy. Surat tersebut berisi protes atas konten dalam memoir tersebut, yang diklaim sebagai fitnah. Al B. Sure! menuduh memoir tersebut berisi tuduhan yang tidak benar mengenai kehidupan pribadinya dan hubungannya dengan Kim Porter, termasuk klaim bahwa ia memiliki hubungan seksual dengan Sean "Diddy" Combs.
Surat peringatan tersebut juga menyatakan bahwa tuduhan tersebut telah mencemarkan reputasi Al B. Sure! dan berpotensi merugikan dirinya secara finansial dan profesional. "Kim's Lost Words" mendeskripsikan kisah hubungan Kim Porter dan Sean "Diddy" Combs secara gamblang, termasuk perilaku seksual dan kekerasan yang diklaim terjadi di balik layar dunia hiburan. Buku ini mengungkap sisi lain dari kehidupan selebriti, menampilkan gambaran yang jauh berbeda dari citra mereka di depan publik. Kontroversi "Kim's Lost Words" tidak berhenti di sana.
Eboni Elektra, sahabat dekat Kim Porter, melalui media sosial, secara tegas menyatakan bahwa memoir tersebut palsu dan tidak ditulis Kim Porter. Eboni Elektra mengatakan bahwa Kim Porter tidak akan pernah menulis buku yang berisi informasi pribadi dan sensitif seperti itu, dan bahwa orang yang mengklaim sebagai penulis buku tersebut sedang memanfaatkan nama besar Kim Porter untuk keuntungan pribadi. Anak-anak Kim Porter dan Sean "Diddy" Combs, yaitu Quincy Brown, Christian Combs, dan kembar Jessie dan D'Lila Combs, juga merilis pernyataan bersama yang membantah klaim penulis memoir tersebut.
Mereka menyatakan bahwa ibu mereka tidak pernah menulis memoir tersebut, dan bahwa siapa pun yang mengklaim memiliki manuskripnya adalah pembohong. Mereka juga menyatakan bahwa kematian ibu mereka telah dijadikan bahan tontonan publik, dan bahwa ingatan mereka tidak boleh dinodai oleh teori konspirasi yang mengerikan. Di tengah kontroversi, Amazon, sebagai platform penjualan online, mengambil tindakan tegas dengan menarik "Kim's Lost Words" dari peredaran. Juru bicara Amazon menyatakan bahwa mereka telah diberi tahu tentang sengketa terkait buku tersebut dan memutuskan untuk menghentikan penjualan sementara. "Kim's Lost Words" menjadi bahan perdebatan sengit, dengan berbagai pihak mengemukakan argumen yang berbeda. Ada yang percaya bahwa buku tersebut berisi informasi yang benar dan penting bagi publik untuk mengetahui sisi lain dari kehidupan para selebriti. Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa buku tersebut merupakan fitnah dan pelanggaran privasi, serta upaya untuk memanfaatkan nama besar Kim Porter untuk keuntungan pribadi. Keaslian "Kim's Lost Words" menjadi pertanyaan besar. Chris Todd, sang penulis, tidak menunjukkan bukti autentikitas tulisan-tulisan tersebut, meskipun ia mengaku mengenal Kim Porter dan lingkungannya dengan baik.
Meskipun ada keraguan, Todd tetap bersikeras bahwa memoir tersebut adalah karya Kim Porter dan bahwa ia telah menemukannya pada sebuah flash drive yang konon milik Kim Porter. Al B. Sure!, yang selama ini menjadi pihak yang paling vokal menentang "Kim's Lost Words", menyatakan bahwa buku tersebut berisi informasi yang tidak benar dan telah mencemarkan reputasinya. Ia telah meminta agar buku tersebut ditarik dari peredaran dan juga mengajukan tuntutan hukum untuk menuntut ganti rugi atas kerugian yang ditimbulkannya.
Kematian Kim Porter pada tahun 2018 akibat pneumonia lobar menjadi titik fokus kontroversi ini. Al B. Sure! menyatakan bahwa kematian Kim Porter perlu diselidiki lebih lanjut, terutama setelah Sean "Diddy" Combs didakwa atas tuduhan racketeering, perdagangan seks, dan penyelundupan. Al B. Sure! juga mengklaim bahwa dirinya mengalami koma pada tahun 2022, dan bahwa Sean "Diddy" Combs mungkin terlibat dalam kejadian tersebut. Klaim ini menambah lapisan kompleksitas pada kontroversi ini, yang melibatkan berbagai tuduhan dan spekulasi.
Pengacara Sean "Diddy" Combs menyatakan bahwa semua tuduhan yang dilayangkan kepadanya tidak berdasar dan akan dibantah secara hukum. Combs sendiri membantah semua tuduhan dan bersikeras bahwa ia tidak bersalah. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana dunia hiburan menghadapi kematian dan kontroversi. Kim Porter, sebagai ikon budaya, memiliki jutaan penggemar dan pengikut yang sangat ingin mengetahui lebih banyak tentang dirinya. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa setiap informasi yang beredar tentangnya harus diyakini tanpa keraguan.
Peristiwa ini juga menimbulkan pertanyaan tentang peran media dalam menyebarkan informasi dan membentuk opini publik. Informasi yang tidak terverifikasi dan tidak akurat dapat berdampak besar pada reputasi individu dan memengaruhi persepsi publik terhadap mereka. Kontroversi "Kim's Lost Words" membawa kita pada perenungan tentang bagaimana dunia hiburan dan media sosial saling berinteraksi. Di era informasi yang melimpah, di mana setiap orang dapat menjadi publisher dan menyebarkan informasi dengan mudah, kita perlu lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi.
Publik dihadapkan pada dilema dalam kasus ini. Di satu sisi, mereka ingin mengetahui kebenaran di balik kontroversi "Kim's Lost Words", tetapi di sisi lain, mereka tidak ingin menyakiti anak-anak Kim Porter yang sedang berduka. Kisah "Kim's Lost Words" menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana informasi dan media sosial dapat memengaruhi kehidupan seseorang, bahkan setelah mereka meninggal. Kita perlu lebih bijak dalam mengonsumsi informasi dan tidak terburu-buru mengambil simpulan tanpa dasar yang kuat.