AI Ubah Lanskap Pekerjaan: Jangan Tipu Karyawan Soal Dampak AI



AI Ubah Lanskap Pekerjaan: Jangan Tipu Karyawan Soal Dampak AI - credit for: cnbc - pibitek.biz - Swedia

credit for: cnbc


336-280
TL;DR
  • Pemimpin perusahaan harus transparan tentang dampak AI.
  • AI dapat meningkatkan produktivitas dan menciptakan pekerjaan baru.
  • Perusahaan harus berinvestasi dalam pelatihan karyawan untuk menghadapi AI.

pibitek.biz -Jim Kavanaugh, CEO dari World Wide Technology (WWT), seorang perusahaan penyedia solusi teknologi perusahaan yang berfokus pada layanan seperti komputasi awan, keamanan TI, analisis data, AI, dan layanan konsultasi, dengan tegas menyatakan bahwa para pemimpin perusahaan tidak dapat "menipu" karyawan mereka mengenai dampak AI terhadap tenaga kerja dan cara teknologi ini akan memengaruhi pekerjaan secara lebih luas. Kavanaugh percaya bahwa para pekerja terlalu cerdas untuk menerima pernyataan bahwa AI tidak akan mengubah cara mereka mengelola pekerjaan dan bahwa tidak akan ada pekerjaan yang hilang akibat transformasi teknologi ini. Dia menekankan bahwa para pekerja dapat dengan mudah melihat dan merasakan dampak nyata dari AI dalam kehidupan sehari-hari mereka, sehingga klaim bahwa AI tidak akan memengaruhi pekerjaan mereka sama sekali adalah kebohongan yang tidak masuk akal.

Kavanaugh, yang memiliki kekayaan bersih sebesar 7 miliar dolar AS menurut majalah bisnis Forbes, menegaskan bahwa pemimpin perusahaan memiliki kewajiban untuk bersikap transparan dan jujur kepada karyawan mereka tentang dampak AI. Dia menyarankan agar para pemimpin perusahaan tidak menyembunyikan fakta bahwa AI akan mengubah lanskap pekerjaan, melainkan merangkul perubahan tersebut dengan menerangkan bagaimana AI dapat meningkatkan produktivitas dan menciptakan peluang baru. Menurut Kavanaugh, para pemimpin perusahaan harus bersikap realistis tentang dampak AI terhadap tenaga kerja dan tidak berusaha mengabaikan atau meniadakan pengaruh AI.

Dia menekankan bahwa meskipun AI akan berdampak besar pada pekerjaan, tidak ada yang benar-benar memahami dampak penuhnya. Oleh karena itu, para pemimpin perusahaan tidak boleh mengklaim bahwa mereka dapat memprediksi dengan pasti dampak AI terhadap pekerjaan dan bisnis. Kavanaugh menekankan bahwa para pemimpin perusahaan harus bersikap proaktif dalam membantu karyawan mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan yang ditimbulkan oleh AI. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan baru yang dibutuhkan untuk pekerjaan di masa depan yang dibentuk oleh AI.

Dia percaya bahwa AI pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan menciptakan pekerjaan baru, meskipun beberapa pekerjaan yang ada mungkin akan hilang. Kavanaugh bukan satu-satunya pemimpin bisnis yang melihat dampak positif dari penggunaan AI dalam dunia kerja. Clara Shih, kepala AI di Salesforce, sebuah perusahaan software berbasis cloud yang menawarkan layanan seperti otomatisasi penjualan, layanan pelanggan, dan pemasaran, juga mengakui bahwa AI akan membawa perubahan besar pada dunia kerja, termasuk hilangnya beberapa pekerjaan.

Shih mengakui bahwa teknologi baru, seperti AI, sering kali mengarah pada hilangnya beberapa pekerjaan, namun juga membuka pintu untuk pekerjaan baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. Dia melihat internet sebagai contoh yang jelas, di mana internet, meskipun menghancurkan banyak pekerjaan, pada akhirnya menciptakan pekerjaan baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. Shih percaya bahwa AI akan menciptakan banyak pekerjaan baru, meskipun pekerjaan yang ada mungkin akan berubah. Dia menyarankan bahwa setiap orang perlu memiliki "deskripsi pekerjaan baru" yang mencerminkan peran dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang dipengaruhi oleh AI.

Perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Salesforce telah mulai mengembangkan platform AI yang dapat digunakan oleh perusahaan lain untuk membangun dan menyesuaikan "agen" AI mereka sendiri. AI Generatif ini dirancang untuk membantu perusahaan dalam berbagai tugas, seperti layanan pelanggan dan dukungan karyawan. Beberapa perusahaan, seperti Klarna, sebuah perusahaan fintech Swedia, telah secara aktif mempromosikan manfaat AI dalam mengurangi kebutuhan staf mereka. Klarna berhasil memangkas tenaga kerjanya dari 5.000 menjadi 3.800 dalam waktu setahun, dan mereka berencana untuk memangkas lebih banyak pekerja lagi pada tahun berikutnya dengan menggunakan AI dalam bidang-bidang seperti pemasaran dan layanan pelanggan.

Meskipun perusahaan-perusahaan seperti Klarna dapat melihat AI sebagai solusi untuk mengurangi kebutuhan staf mereka, Kavanaugh menekankan perlunya transparansi dan kejujuran dalam berkomunikasi tentang dampak AI kepada karyawan. Dia percaya bahwa pemimpin perusahaan harus bersikap terbuka tentang potensi dampak AI pada pekerjaan, dan bekerja sama dengan karyawan mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan yang akan datang. Meskipun Kavanaugh mengakui bahwa AI dapat berdampak pada beberapa pekerjaan, ia tetap optimis tentang potensi AI untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan peluang baru.

Dia menyarankan agar para pemimpin perusahaan dan karyawan menjadi "mahasiswa AI dan teknologi", dengan terus belajar dan mengembangkan pengetahuan mereka tentang AI. Kavanaugh percaya bahwa dengan bersikap proaktif, transparan, dan jujur tentang dampak AI, para pemimpin perusahaan dapat meminimalkan dampak negatif AI pada karyawan mereka dan memaksimalkan manfaat AI bagi perusahaan mereka. Dia menekankan bahwa perusahaan tidak boleh menghindari atau mengabaikan AI, tetapi sebaliknya merangkul AI dan memanfaatkannya sebagai peluang untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan pekerjaan baru.

Kavanaugh melihat AI sebagai alat yang dapat membantu perusahaan untuk lebih efisien, lebih efektif, dan lebih inovatif. Dia percaya bahwa dengan bersikap terbuka tentang dampak AI, para pemimpin perusahaan dapat membantu karyawan mereka untuk melihat AI sebagai peluang dan bukan ancaman. Kavanaugh menyarankan agar perusahaan berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan mereka untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia kerja yang didominasi AI. Dia percaya bahwa perusahaan yang dapat dengan cepat beradaptasi dengan AI dan mengembangkan karyawan mereka untuk memanfaatkan AI akan menjadi yang paling siap untuk menghadapi masa depan yang dibentuk oleh AI.

Meskipun Kavanaugh percaya bahwa AI akan memiliki dampak positif pada dunia kerja, ia juga mengakui bahwa AI dapat digunakan untuk tujuan yang tidak etis atau bahkan berbahaya. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengembangkan kebijakan dan pedoman etika yang jelas untuk penggunaan AI. Kavanaugh juga menekankan bahwa perusahaan harus memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang adil dan merata, dan tidak memperburuk kesenjangan ekonomi atau sosial yang ada. Dia percaya bahwa perusahaan harus menggunakan AI untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara.

Perkembangan AI semakin cepat, dan perusahaan perlu beradaptasi dengan cepat untuk tetap kompetitif. Kavanaugh percaya bahwa perusahaan yang dapat memanfaatkan AI dengan bijak dan etis akan berada dalam posisi yang kuat untuk meraih kesuksesan di masa depan.