TikTok: Suplemen Anti-Penuaan Pakai Propaganda Korea Utara



TikTok: Suplemen Anti-Penuaan Pakai Propaganda Korea Utara - image owner: 404media - pibitek.biz - Gambar

image owner: 404media


336-280
TL;DR
  • Akun TikTok mempromosikan suplemen anti-penuaan dengan narasi pro-Korea Utara.
  • Strategi pemasaran ini tidak etis dan menyesatkan, mencampurkan propaganda politik dengan promosi produk.
  • TikTok harus menanggulangi penyebaran informasi palsu dan tidak etis untuk melindungi pengguna.

pibitek.biz -Di era digital, platform media sosial telah menjadi medan perang bagi para pemasar untuk meraih perhatian dan kepercayaan konsumen. TikTok, khususnya, telah menjelma menjadi platform yang digemari oleh berbagai kelompok umur, termasuk para pemasar yang terus berupaya menemukan cara-cara kreatif untuk menjangkau audiens mereka. Namun, di balik upaya kreatif tersebut, terkadang muncul strategi pemasaran yang kontroversial, bahkan terkesan aneh dan tidak etis. Salah satu contohnya adalah kemunculan sejumlah akun TikTok yang mempromosikan suplemen anti-penuaan dengan menggunakan narasi pro-Korea Utara.

Akun-akun ini menampilkan slideshow yang memadukan gambar buatan AI dan gambar nyata Korea Utara, diiringi dengan teks-teks pro-Korea Utara yang mengklaim bahwa persepsi dunia tentang negara tersebut salah. Melalui slideshow-slideshow ini, para pemasar berusaha meyakinkan penonton bahwa Korea Utara sebenarnya merupakan tempat yang baik untuk hidup, bahkan lebih baik dibandingkan Amerika Serikat. Mereka menonjolkan aspek-aspek positif, seperti akses pendidikan yang gratis dan berkualitas tinggi, keberadaan programmer dan dokter yang ahli, dan kemajuan dalam bidang feminisme.

Di akhir setiap slideshow, muncul foto suplemen NAD dari perusahaan Reus Research, yang secara tidak langsung dihubungkan dengan narasi pro-Korea Utara. Meskipun tidak ditandai sebagai iklan, postingan-postingan ini secara jelas merupakan bentuk promosi untuk suplemen tersebut. Sejumlah akun TikTok berbeda ditemukan menggunakan strategi pemasaran ini, dengan menggunakan avatar AI yang dirancang untuk menarik perhatian penonton. Salah satu slideshow bahkan dimulai dengan narasi yang mengklaim bahwa pengunggahnya adalah mantan pengungsi Korea Utara yang telah kembali ke negara tersebut sebagai turis dengan identitas baru.

Dalam narasi tersebut, pengunggah menyatakan bahwa melarikan diri dari Korea Utara tampaknya merupakan pilihan yang tepat, namun kehidupan di Amerika Serikat ternyata lebih buruk. Mereka mengklaim bahwa Korea Utara memiliki sistem pendidikan yang unggul dan akses kesehatan yang baik, dan bahkan lebih maju dalam bidang feminisme dibandingkan Amerika Serikat. Pengunggah kemudian mempromosikan suplemen NAD dari Reus Research, dengan klaim bahwa mereka telah menggunakan suplemen tersebut di Amerika Serikat dan merasakan peningkatan kesehatan yang signifikan.

Strategi pemasaran yang digunakan akun-akun TikTok ini tidak hanya kontroversial karena mencampurkan propaganda politik dengan promosi produk, tetapi juga karena menggunakan narasi yang tidak akurat dan terkesan menyesatkan. Klaim bahwa Korea Utara merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk hidup, dengan sistem pendidikan dan kesehatan yang maju, serta kondisi feminisme yang baik, bertentangan dengan realitas di lapangan. Faktanya, Korea Utara merupakan negara yang dipimpin dengan tangan besi oleh rezim otoriter yang menindas hak-hak asasi manusia, membatasi kebebasan berbicara, dan menerapkan kebijakan ekonomi yang menyebabkan kemiskinan dan kelaparan.

Narasi-narasi pro-Korea Utara yang digunakan dalam slideshow-slideshow TikTok ini merupakan upaya manipulatif yang bertujuan untuk mendistorsi realitas dan menciptakan persepsi positif yang tidak sesuai dengan fakta. Meskipun tidak jelas apakah Reus Research terlibat langsung dalam pembuatan slideshow-slideshow ini, strategi pemasaran yang tidak etis ini tentu saja mencoreng nama perusahaan dan dapat berdampak negatif terhadap reputasi produk yang mereka tawarkan. Para pemasar yang menggunakan strategi ini memanfaatkan platform TikTok untuk menyebarkan propaganda dan informasi menyesatkan, dengan tujuan utama untuk menargetkan audiens yang mudah terpengaruh dan menjual produk mereka dengan segala cara.

TikTok, sebagai platform media sosial yang bertanggung jawab, memiliki kewajiban untuk menanggulangi penyebaran informasi palsu dan tidak etis. Perusahaan harus menindak akun-akun yang terlibat dalam kegiatan yang melanggar kebijakan mereka dan mengambil langkah tegas untuk mencegah penyebaran propaganda dan manipulasi informasi. Platform TikTok, seperti halnya platform media sosial lainnya, memiliki peran penting dalam memfilter informasi dan menjaga integritas konten yang dibagikan. Mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman bagi pengguna, tetapi juga memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan dan memanipulatif.

Strategi pemasaran yang kontroversial seperti yang digunakan oleh akun-akun TikTok ini menunjukkan bahwa tidak semua upaya kreatif dalam pemasaran bersifat etis dan bertanggung jawab. Di tengah persaingan yang ketat dalam dunia digital, para pemasar cenderung mengambil risiko dan bahkan melanggar batas etika demi meraih keuntungan. Perilaku yang tidak etis tersebut bukan hanya merugikan konsumen yang menjadi target manipulasi informasi, tetapi juga merusak kredibilitas platform media sosial seperti TikTok.

Platform media sosial memiliki tanggung jawab untuk melindungi pengguna dari informasi menyesatkan, propaganda, dan bentuk manipulasi lain yang dapat membahayakan. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan strategi pemasaran yang tidak etis juga harus dipertanggungjawabkan atas tindakan mereka dan dikenai sanksi yang tegas. Ke depannya, perlu ada upaya kolaboratif antara platform media sosial, regulator, dan konsumen untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat dan aman, serta mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan dan manipulatif. Hanya dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang etika pemasaran dan tanggung jawab digital, kita dapat menciptakan ruang digital yang lebih bertanggung jawab dan berintegritas.