- Amerika Serikat mempertimbangkan larangan impor kendaraan buatan China dan Rusia.
- Langkah ini didasari kekhawatiran akan ancaman keamanan nasional dan privasi warga negara.
- Peraturan ini dapat berdampak signifikan pada ekonomi Amerika Serikat dan hubungan dagang dengan China.
pibitek.biz -Amerika Serikat tengah mempertimbangkan langkah tegas untuk membatasi penggunaan kendaraan buatan China dan Rusia di wilayahnya. Keputusan ini didasari oleh kekhawatiran akan potensi ancaman keamanan nasional yang ditimbulkan oleh teknologi canggih yang tertanam dalam kendaraan modern. Rencana ini diwujudkan melalui draf peraturan baru yang dikeluarkan oleh Biro Industri dan Keamanan (BIS) Amerika Serikat. Draf peraturan yang masih dalam tahap pertimbangan ini berpotensi melarang impor dan penjualan kendaraan dan komponennya yang berasal dari produsen yang memiliki "hubungan yang cukup kuat" dengan Republik Rakyat China atau Rusia.
2 – Cyera Akuisisi Trail Security untuk Keamanan Data 2 – Cyera Akuisisi Trail Security untuk Keamanan Data
3 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI 3 – Google Kerjasama dengan Reaktor Nuklir untuk AI
Fokus peraturan ini terletak pada komponen hardware dan software mobil listrik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data sensitif. Sistem Konektivitas Kendaraan (VCS) dan Sistem Berkendara Otomatis (ADS) menjadi sasaran utama dari peraturan ini. VCS memungkinkan kendaraan untuk berkomunikasi dengan dunia luar melalui Bluetooth, seluler, satelit, atau Wi-Fi. Sementara ADS memungkinkan kendaraan untuk beroperasi tanpa pengemudi. Larangan ini tidak hanya akan berlaku pada kendaraan yang diimpor langsung dari China dan Rusia, tetapi juga komponen yang diimpor untuk digunakan dalam kendaraan buatan Amerika Serikat.
Langkah yang diambil oleh Amerika Serikat ini tidak lepas dari kekhawatiran tentang keamanan data yang dikumpulkan melalui teknologi canggih dalam kendaraan. Sistem kontrol kendaraan, kamera, dan sensor yang tertanam di dalam kendaraan modern dikhawatirkan dapat digunakan untuk mengumpulkan data sensitif seperti lokasi, kebiasaan berkendara, dan informasi tentang infrastruktur Amerika. Pemerintah Amerika Serikat menegaskan bahwa langkah ini merupakan upaya pencegahan yang penting mengingat semakin canggihnya teknologi mobil listrik dan perannya yang semakin penting di masa depan.
Walaupun pabrikan mobil China dan Rusia belum memiliki pangsa pasar yang signifikan di Amerika Serikat, pemerintah menilai potensi ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi mereka tidak dapat diabaikan. Langkah ini mendapat dukungan dari para pejabat keamanan nasional Amerika Serikat, seperti Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional, yang menyatakan bahwa risiko keamanan data dan keamanan siber yang ditimbulkan oleh komponen software dan hardware yang bersumber dari China dan negara-negara lain yang menjadi perhatian sangat jelas. Langkah ini bukan yang pertama kali diambil oleh Amerika Serikat untuk membatasi pengaruh teknologi dari China dan Rusia.
Pada tahun 2022, Amerika Serikat melarang penggunaan peralatan dari Huawei dan ZTE, dan masih berjuang di pengadilan untuk memaksa divestasi TikTok, platform media sosial milik ByteDance. Keputusan Amerika Serikat untuk melarang kendaraan buatan China dan Rusia ini tidak hanya didasarkan pada kekhawatiran keamanan, tetapi juga sebagai upaya untuk melindungi industri otomotif Amerika, yang memiliki biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan China. Mobil listrik buatan China, seperti Volvo EX30, telah berhasil menembus pasar Amerika Serikat dengan harga yang lebih kompetitif daripada Tesla Model Y.
Dengan adanya peraturan ini, konsumen di Amerika Serikat akan kehilangan kesempatan untuk mengakses mobil listrik yang lebih terjangkau dari China. Meskipun demikian, pemerintah Amerika Serikat percaya bahwa langkah ini perlu diambil untuk melindungi privasi dan keamanan warga negaranya. Namun, beberapa pihak menilai langkah ini tidak sepenuhnya efektif dalam menanggulangi ancaman keamanan nasional. Mengingat pangsa pasar pabrikan mobil China dan Rusia yang masih kecil di Amerika Serikat, kemungkinan mereka untuk memanfaatkan teknologi canggih untuk mengendalikan kendaraan Amerika secara massal sangat kecil.
Dalam konteks ini, peraturan ini dapat diartikan sebagai langkah proteksionis yang lebih fokus pada perlindungan industri otomotif Amerika daripada keamanan nasional. Meskipun begitu, pemerintah Amerika Serikat tetap bersikukuh pada keputusannya dan berjanji untuk terus memantau perkembangan situasi dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi keamanan nasional. Sistem Konektivitas Kendaraan (VCS) Sistem ini memungkinkan kendaraan untuk terhubung dengan dunia luar melalui berbagai macam protokol komunikasi.
Dengan VCS, kendaraan dapat mengakses layanan informasi, hiburan, dan navigasi, serta berkomunikasi dengan infrastruktur transportasi dan layanan darurat. VCS mengandalkan teknologi nirkabel seperti Bluetooth, Wi-Fi, seluler, dan satelit untuk memungkinkan koneksi yang stabil dan aman. Sistem Berkendara Otomatis (ADS) ADS memungkinkan kendaraan untuk beroperasi secara otonom tanpa input pengemudi. Sistem ini menggunakan sensor seperti kamera, radar, dan lidar untuk memetakan lingkungan sekitar dan membuat keputusan berkendara secara real-time.
ADS mengandalkan teknologi AI dan pemrosesan data untuk menavigasi jalan, mendeteksi objek, dan menghindari bahaya. Meskipun peraturan ini tidak akan langsung diberlakukan, tetapi tetap menjadi ancaman serius bagi industri otomotif China. Peraturan ini juga mengisyaratkan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China dalam berbagai aspek, termasuk perdagangan, teknologi, dan keamanan nasional. Keberhasilan peraturan ini akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk lobi dari pabrikan mobil Amerika, respon dari pabrikan mobil China, dan sikap pemerintah China dalam merespons langkah ini.
Pelanggaran Privasi Meskipun peraturan ini didasarkan pada kekhawatiran akan ancaman keamanan nasional, peraturan ini juga memiliki potensi untuk melanggar privasi warga negara Amerika. Data yang dikumpulkan oleh kendaraan modern dapat mencakup berbagai informasi sensitif seperti lokasi, kebiasaan berkendara, data pribadi, dan informasi lainnya. Dengan melarang impor dan penjualan kendaraan yang menggunakan teknologi canggih, pemerintah Amerika Serikat berpotensi membatasi pilihan konsumen dan meningkatkan harga mobil listrik di pasaran.
Peraturan ini juga dapat menjadi preseden untuk pembatasan perdagangan teknologi lainnya, yang berpotensi menghambat inovasi dan persaingan di sektor teknologi global. Peraturan ini adalah contoh nyata dari paranoia dan xenophobia yang merajalela di Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat lebih memilih untuk mengisolasi diri daripada bekerja sama dengan negara lain untuk membangun dunia yang lebih baik. Keputusan ini akan berdampak negatif pada ekonomi global, menghambat inovasi, dan menciptakan ketegangan antar negara.
Dampak Ekonomi Peraturan ini dapat berdampak signifikan pada ekonomi Amerika Serikat. Selain membatasi pilihan konsumen, peraturan ini juga dapat menyebabkan peningkatan harga mobil listrik. Peraturan ini juga dapat berdampak negatif pada hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China. Hal ini dapat menyebabkan penurunan investasi dan perdagangan antar kedua negara. Dampak Sosial Peraturan ini dapat menyebabkan penolakan dan diskriminasi terhadap orang-orang yang memiliki hubungan dengan China atau Rusia.
Hal ini dapat menciptakan iklim ketakutan dan ketidakpercayaan antar masyarakat. Amerika Serikat, melalui peraturan ini, sedang berusaha untuk memanipulasi pasar global mobil listrik untuk melindungi industri otomotifnya sendiri. Namun, tindakan ini berpotensi menghambat kemajuan teknologi dan inovasi global, serta menciptakan ketegangan internasional.