Serangan Siber Lumpuhkan Internet Archive, Data 31 Juta Akun Bocor



Serangan Siber Lumpuhkan Internet Archive, Data 31 Juta Akun Bocor - credit for: theverge - pibitek.biz - Konten

credit for: theverge


336-280
TL;DR
  • Serangan siber terhadap Internet Archive mengakibatkan kebocoran data dari 31 juta akun pengguna.
  • Serangan siber tersebut berupa serangan DDoS yang melumpuhkan situs web Internet Archive.
  • Data yang bocor mencakup alamat email, nama pengguna, dan data internal lainnya.

pibitek.biz -Internet Archive, platform digital yang menyimpan berbagai konten digital dan informasi penting dari seluruh dunia, menjadi korban serangan siber yang serius. Serangan ini mengakibatkan kebocoran data dari 31 juta akun pengguna. Pada Rabu sore, ketika The Verge mencoba mengakses situs web Internet Archive (www. archive.org), muncul pesan pop-up yang menyatakan bahwa situs tersebut telah diretas. Pendiri Internet Archive, Brewster Kahle, kemudian mengonfirmasi kejadian tersebut melalui unggahannya di X (sebelumnya Twitter).

Pesan pop-up yang muncul di situs web tersebut berisi informasi tentang kebocoran data dan menyertakan tautan ke Have I Been Pwned?, sebuah situs web yang memungkinkan pengguna untuk memeriksa apakah informasi pribadi mereka telah diretas dan bocor di berbagai serangan siber. Operator Have I Been Pwned?, Troy Hunt, membenarkan kabar tersebut. Ia menyatakan bahwa sembilan hari sebelumnya, dirinya menerima sebuah file yang berisi data sensitif dari Internet Archive. Data tersebut termasuk alamat email, nama pengguna, stempel waktu perubahan kata sandi, kata sandi yang telah dienkripsi, dan data internal lainnya.

Data tersebut dikonfirmasi valid dengan mencocokkannya dengan data akun pengguna. Data yang bocor telah dipublikasikan di Have I Been Pwned?, situs web yang mengumpulkan data kebocoran data dan memberi tahu pengguna jika informasi pribadi mereka telah diretas. Troy Hunt, operator Have I Been Pwned?, mengumumkan bahwa 54 persen dari akun yang terkena dampak telah ada di database situs tersebut dari kebocoran data sebelumnya. Internet Archive telah menghubungi Troy Hunt pada 6 Oktober untuk melaporkan serangan tersebut, dan Troy Hunt memulai proses pengumuman informasi.

Namun, pada Rabu, situs web Internet Archive dibajak, dan diserang dengan Distributed Denial of Service (DDoS) secara bersamaan saat proses pengumuman informasi dimulai. Serangan DDoS bertujuan untuk melumpuhkan situs web dengan membanjiri server dengan permintaan berlebihan sehingga server tidak dapat menanggapi permintaan yang sah. Serangan DDoS ini mengakibatkan situs web Internet Archive menjadi tidak dapat diakses, menampilkan pesan placeholder yang menginformasikan bahwa layanan Internet Archive sedang offline sementara.

Salah satu akun di X yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber tersebut adalah SN_Blackmeta. Akun tersebut mengisyaratkan bahwa serangan tambahan direncanakan untuk hari berikutnya. Akun tersebut juga mengklaim bahwa serangan DDoS sebelumnya pernah dilancarkan terhadap Internet Archive pada bulan Mei. Jason Scott, seorang arsiparis dan kurator software di Internet Archive, menyatakan bahwa serangan tersebut tampak tidak bermotif, dilakukan hanya karena pelakunya bisa. Ia menambahkan bahwa pelakunya tidak memberikan pernyataan, permintaan, atau penjelasan.

Internet Archive memiliki peran yang penting dalam menjaga sejarah internet dan melestarikan budaya digital. Situs web ini menyimpan berbagai konten, termasuk buku, film, musik, situs web, dan software. Serangan siber ini menimbulkan ancaman serius bagi integritas dan keamanan informasi digital yang tersimpan di Internet Archive. Keamanan informasi digital menjadi sangat penting di era digital saat ini. Serangan siber seperti yang dialami Internet Archive menjadi pengingat betapa rentannya informasi digital.

Para pelakunya diduga memiliki motivasi untuk mengganggu layanan Internet Archive, tanpa tujuan yang jelas. Serangan tersebut tidak hanya merugikan Internet Archive, tetapi juga merugikan jutaan pengguna yang mengandalkan layanannya. Serangan terhadap Internet Archive merupakan contoh dari peningkatan serangan siber di seluruh dunia. Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, serangan siber juga semakin canggih, dan memiliki dampak yang lebih besar. Serangan ini juga menunjukkan perlunya meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi informasi digital.

Perusahaan dan organisasi harus berinvestasi dalam sistem keamanan yang kuat, menjalankan pelatihan keamanan untuk karyawan, dan berkolaborasi dengan lembaga penegak hukum untuk mencegah dan menanggapi serangan siber. Serangan siber tidak hanya merugikan perusahaan dan organisasi, tetapi juga berdampak buruk pada individu. Informasi pribadi yang dicuri dapat disalahgunakan untuk melakukan penipuan, pemerasan, dan kejahatan lainnya.

Pemerintah dan lembaga terkait juga harus bekerja sama untuk menciptakan kerangka kerja hukum yang kuat untuk memerangi kejahatan siber. Internet Archive memiliki peran yang penting dalam menjaga warisan digital. Serangan siber ini merupakan kemunduran bagi dunia digital.