- Teknologi avatar AI dapat mengumpulkan data pengguna dan memanipulasi perilaku mereka.
- Penggunaan avatar AI dapat menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan kebebasan individu.
- Pengembangan dan penggunaan avatar AI harus dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan etis.
pibitek.biz -Di balik layar, di laboratorium-laboratorium ilmiah komputer yang penuh keajaiban teknologi AI, para programmer sedang giat membangun sebuah spesies baru influencer media sosial. Influencer ini lebih kuat daripada manusia, mampu menembus hiruk pikuk internet, dan mencengkeram perhatian pengguna dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Ia berpotensi menjadi inovasi pemasaran terhebat dalam sejarah periklanan online. Dan influencer ini, akan memiliki wajah yang mirip dengan kamu. Dalam beberapa minggu terakhir, Meta dan Snapchat telah merilis fitur yang mengubah selfie pengguna menjadi avatar yang dihasilkan oleh AI.
2 – Serangan Ransomware Turun 300%, Microsoft Ungkap Strategi Baru 2 – Serangan Ransomware Turun 300%, Microsoft Ungkap Strategi Baru
3 – OSCAL TIGER 13: Ponsel Pintar dengan Kamera AI nan Hebat 3 – OSCAL TIGER 13: Ponsel Pintar dengan Kamera AI nan Hebat
Ini bukanlah hal baru, karena sudah ada banyak situs independen yang mampu mengubah foto yang diunggah menjadi renderan yang dihasilkan komputer. Baik Meta (yang menyebut fitur avatar AI-nya "Imagined for You") maupun Snapchat (yang menyebut produknya "My Selfie") belum mengungkap secara detail rencana mereka untuk menggunakan teknologi ini, selain untuk hiburan bagi pengguna dengan melihat bagaimana penampilan mereka jika, misalnya, berjoget di bulan atau melakukan aksi yang tidak mungkin. Namun, menurut para ahli teknologi pemasaran, teknologi ini menyimpan potensi yang lebih besar daripada sekadar hiburan di dunia maya.
Kemungkinan, kita akan memasuki era di mana masing-masing dari kita memiliki kembaran digital yang berkeliaran di internet untuk menjual berbagai barang kepada kita. Dalam beberapa hal, hal ini sudah terjadi; itulah alasan mengapa sweater Old Navy yang kamu klik selama dua detik terus muncul setiap kali kamu membuka internet. Namun, yang mungkin akan muncul dalam waktu dekat, setidaknya di Facebook dan Snap, adalah kembaran virtual hiper-realistis yang dilengkapi dengan kekuatan pemrosesan AI yang luar biasa, dipersenjatai dengan data tentang riwayat pembelian kamu (serta detail pribadi lainnya tentang kehidupan online kamu), yang terus-menerus mengganggu kamu hingga kamu akhirnya menekan tombol "bayar" dan memesan sweater itu.
Tentu saja, ada potensi lain untuk avatar AI di luar belanja yang sangat personal, beberapa di antaranya terdengar tidak terlalu menyeramkan. "Mungkin saja avatar AI kamu dapat membuat daftar belanjaan atau menjadwalkan pertemuan dengan teman", saran Kai Gayoso, yang mengawasi strategi digital di Range Media Partners. "Ada banyak tugas sederhana yang dapat dibantu oleh avatar AI dalam kehidupan sehari-hari". Namun, ia memperingatkan, penting untuk tidak berlebihan. "Kamu tidak ingin avatar AI menggantikan semua interaksi manusia", tambah Gayoso. "Ada bahaya bahwa avatar AI dapat menciptakan ruang gema konfirmasi, di mana semua yang kamu katakan dipuji oleh pasukan avatar kamu yang tidak melakukan apa pun selain mendukung apa pun yang kamu pikirkan. Kamu bisa berakhir tanpa kontrol dan diberitahu bahwa kamu benar 100 persen dari waktu. Itu tidak baik untuk siapa pun". "Yottabytes" merupakan satuan data digital yang sangat besar. Satu yottabyte setara dengan 1000 zettabyte, 1 juta exabyte, 1 miliar petabyte, 1 triliun terabyte, atau 1 kuadriliun gigabyte.
Dalam konteks ini, "yottabytes of data" mengacu pada jumlah data yang luar biasa banyak tentang riwayat pembelian dan aktivitas online pengguna. Data ini, jika diproses dengan AI, dapat digunakan untuk memprediksi perilaku pengguna dan memanipulasi mereka untuk membeli barang tertentu. Saat ini, banyak dari kita telah beradaptasi dengan iklan yang muncul berdasarkan riwayat penjelajahan kita di internet. Tetapi avatar AI, dengan kemampuan untuk meniru penampilan kita dan melacak aktivitas online kita dengan sangat rinci, dapat menjadi lebih efektif dalam memanipulasi kita.
Avatar AI dapat memberikan rekomendasi produk yang tampak lebih kredibel karena disampaikan oleh "diri kita sendiri". Kemungkinan, orang akan lebih mudah percaya dengan rekomendasi produk yang disajikan oleh avatar AI, terutama karena avatar AI menggunakan wajah mereka sendiri. Bayangkan bagaimana seorang avatar AI dapat digunakan untuk menjual produk kecantikan. Avatar kamu, yang tampak persis seperti kamu, dapat muncul di umpan media sosial kamu, memberikan testimoni tentang produk tertentu, mengklaim bahwa produk tersebut telah meningkatkan penampilan mereka.
Karena avatar ini adalah refleksi dari diri kamu sendiri, pesan yang disampaikan akan terasa lebih personal dan meyakinkan. Kemampuan avatar AI untuk melacak dan meniru perilaku pengguna dapat menjadikannya alat yang sangat efektif untuk pemasaran. Mereka dapat belajar tentang preferensi, kebiasaan, dan kebutuhan kamu dengan sangat detail, dan menggunakan informasi tersebut untuk secara halus mempromosikan produk atau layanan yang diyakini akan kamu minati. Namun, meskipun avatar AI memiliki potensi untuk meningkatkan pengalaman pengguna, mereka juga menimbulkan sejumlah kekhawatiran.
Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi manipulasi. Avatar AI, dengan kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data tentang perilaku pengguna, dapat digunakan untuk memanipulasi mereka agar membeli barang atau layanan yang tidak mereka butuhkan. Avatar AI dapat menciptakan ilusi kebutuhan dan keinginan yang tidak nyata, mendorong pengguna untuk melakukan pembelian impulsif. Selain itu, avatar AI dapat digunakan untuk menyebarkan informasi menyesatkan atau propaganda dengan menyamar sebagai teman atau kerabat pengguna.
Dengan wajah yang mirip dengan orang yang mereka kenal dan percaya, avatar AI dapat memanipulasi pengguna untuk percaya pada informasi yang salah atau mendukung agenda tertentu. Avatar AI juga dapat menjadi ancaman bagi privasi pengguna. Karena avatar AI mengumpulkan data tentang kebiasaan dan perilaku pengguna, mereka dapat digunakan untuk melacak dan memantau aktivitas pengguna tanpa sepengetahuan mereka. Data ini kemudian dapat dijual kepada pihak ketiga atau digunakan untuk menargetkan pengguna dengan iklan yang dipersonalisasi.
Avatar AI memang memiliki potensi untuk meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi dengan kemampuannya untuk mengumpulkan data yang begitu banyak dan memanipulasi perilaku pengguna, sangat penting untuk mempertimbangkan implikasi etis dari teknologi ini. Jika digunakan dengan tidak bertanggung jawab, avatar AI dapat menjadi alat yang berbahaya yang mengancam privasi dan kebebasan individu. Karena avatar AI dapat dengan mudah ditiru dan diprogram untuk meniru orang tertentu, mereka dapat digunakan untuk melakukan penipuan, pencurian identitas, atau untuk menyebarkan berita palsu.
Sangat penting bagi kita untuk mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari teknologi ini sebelum terlalu terlambat. Kita perlu memastikan bahwa avatar AI dikembangkan dan digunakan dengan cara yang bertanggung jawab dan etis. Di sisi lain, dengan berkembangnya teknologi, banyak orang merasa bahwa avatar AI adalah langkah selanjutnya dalam evolusi media sosial. Mereka percaya bahwa avatar AI dapat memberikan cara baru bagi orang untuk terhubung dan berinteraksi dengan dunia secara virtual. Avatar AI dapat digunakan untuk menjelajahi dunia virtual, berpartisipasi dalam permainan virtual, atau bahkan untuk berinteraksi dengan orang-orang di seluruh dunia.
Namun, terlepas dari potensi manfaatnya, avatar AI juga menghadirkan banyak tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah potensi penyalahgunaan teknologi ini untuk menyebarkan informasi yang salah atau melakukan penipuan. Sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa avatar AI dikembangkan dan digunakan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. Kita perlu menyadari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh avatar AI dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyalahgunaannya. Kita perlu memastikan bahwa data pribadi kita dilindungi dan bahwa kita memiliki kendali atas cara data kita digunakan.
Kita juga perlu memastikan bahwa avatar AI digunakan dengan cara yang menghormati dan tidak merugikan orang lain. Pada akhirnya, masa depan avatar AI berada di tangan kita. Tergantung pada bagaimana kita mengembangkan dan menggunakan teknologi ini, avatar AI dapat menjadi alat yang ampuh untuk kebaikan atau alat yang berbahaya yang menghancurkan masyarakat kita.